"Mwami," panggil Ayesha kepada ibunya yang tengah mengangkati jemuran di halaman belakang rumah mertuanya.
"Iya kak?"
"Kak nah ujan yah..." pinta Ayesha.
"Boleh tapi nunggu papi ya. Kalo hujan-hujanan disini aja," jawab Larasati lalu menggendong keranjang berisi pakaian kering suaminya yang telah dijemur.
Ayesha mengangguk iya lalu menunggu di kursi depan pintu kaca halam belakang sambil melihat rintik gerimis hujan yang turun dari atas langit.
"Kan ada bibik Ra. Ngapain kamu ngangkatin jemuran?" tanya ibu mertuanya pada menantunya yang berjalan kearah ruang televisi.
"Gapapa ma. Aku gabut terus bibik juga sibuk masak buat makan malem. Lagian cuma bajunya Ken aja kok ma."
"Emang ya si Ken dasar. Sehari ganti baju dua kali langsung masuk cucian kotor, boros sabun cuci baju aja." ucap Keysha selaku ibu Kenzo.
Larasati hanya tertawa kecil saja karena suaminya itu suka gonta-ganti pakaian dalam satu waktu.
"Uti!!!" panggil Ayesha.
"Iya sayang?" jawab Keysha.
"Maw ujan nah." Ayesha menunjuk hujan mengguyur halaman belakang membuat Keysha tersenyum sambil mengusap pucuk kepala cucu pertamanya itu. "Nanti ya tunggu papi. Uti takut dimarahin papi mu."
"Zidane udah makan ra?" tanya Dono selaku ayah mertuanya.
"Mana bisa makan pa orang masih bayi. Bisanya mimik cucu, tapi udah Laras kasih susu kok terus tidur." jawab Larasati mulai menyetrika baju suaminya.
"Ah, enaknya libur di rumah bisa full momong cucu Adjiesam." ucap Dono duduk di sebelah Ayesha.
"Uti juga seneng banget hari ini bisa libur jadi bisa momong cucuku yang paling cantik sedunia." kata Keysha gemas sambil menguyel-uyel pipi Ayesha.
"Kkkkk~" Ayesha terkikik geli ketika pipinya diuyel-uyel oleh neneknya.
"Ken kemana tadi ra?" tanya Dono.
"Habis dari kampus pa ngurus bendera fakultas terus pulang-pulang langsung join tidur sama Zidane di kamar."
"Kakak ndak tidur juga?" tanya Keysha.
"Emooo." jawab Ayesha menunjuk halaman belakang yang ditetesi air hujan.
"Panggil bapak mu sana bangunin ajakin main." titah Dono pada cucunya itu.
Ayesha menuruti perkataan kakeknya, ia berlari kearah kamar ayahnya di lantai dua. Ia langsung masuk ke dalam kamarnya itu, "Pwapih..." panggilnya mencari ayahnya yang tidak ada di kamar.
"Ayesha..." panggil suara laki-laki di balkon kamar orangtuanya.
Ayesha berjalan kearah balkon melihat laki-laki yang membelakanginya. "Pwapi?"
"Ayesha!"
"AAAAAA!" teriak Ayesha kaget saat mendengar suara sentakkan dari ayahnya di belakangnya dirinya kini terpleset di lantai balkon hingga berpegangan tangan pada pagar balkon karena posisinya kini ia akan jatuh ke halaman depan rumah.
"Astagfirullah nak," panik Kenzo mencoba mengangkat putrinya yang sedikit lagi akan terjatuh ke bawah halaman depan rumah.
Ayesha sudah menangis tidak karuan karena masih kaget dengan kejadian kilat baru saja dikondisi hujan yang makin deras.
Drrt... drrt...
Juwita is calling....
Larasati memberhentikan acara menyetrikanya, ia mengangkat panggilan dari temannya itu. "Iya, kenapa Ju?"