ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ8 41 HARI་༘࿐

446 72 58
                                    

Larasati menarik poni putrinya yang sudah kepanjangan di teras rumah sewa kkn, lalu bagian Kenzo yang menggunting poni putri mereka tersebut. "Njir gak rata!" serunya.

"Bwabwa..." oceh Ayesha sambil menggigiti tangannya.

"Pagi-pagi udah bangun bae," ucap Judika dengan sarung menutupi tubuhnya keluar rumah.

"Bangun pagi tuh keberkahan bisa liat sunrise," jawab Larasati.

"Njing anak lo berdua lo apain anying. Poninya gak rata kependekkan lagi." kaget Judika melihat tampilan baru Ayesha.

"Di potong poni, si Ken nih gak jago kalo motong poni." ucap Larasati.

Ayesha malah tersenyum senang ketika melihat pantulan wajahnya dari cermin yang dipegang ayahnya. "Yeay!"

"Kenapa gak kamu aja yang motong?" tanya Kenzo.

"Orang hamil gak boleh potong rambut katanya pamali."

"Dih, alesan." ucap Kenzo lalu menggendong Ayesha untuk jalan pagi di desa.

Ayesha berlari kearah warga desa yang turun dari kapal nelayan. "Bwahhh~" sapanya.

"Sapanya Halo bukan bwah," koreksi Kenzo mengikuti Ayesha dari belakang.

Sementara Larasati membersihkan sisa potongan rambut putrinya diteras rumah, sesekali ia mengusap perutnya yang terasa agak nyeri. Please jangan brojol dulu disini masih tiga puluh minggu juga, batinnya.

"Bumil rajinnya nyapu-nyapu," kata Billy dengan memakai celana pendek bermotif little pony.

"Diem lu bil, mood gue lagi jelek."

"Jelek kenapa?"

"Belum nyekop konbrut!" sentak Larasati malas lalu masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap.

"Njir galaknya kek orang pms," sahut Judika tengah merokok di teras rumah.

"Halo kakak Echa," sapa Jaluh pada keponakannya yang tengah mengelus-elus kepala anjing liar di dekat pantai.

Ayesha mendongakkan kepalanya sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. "Alo~," sapa baliknya.

"Habis darimana Ja?" tanya Kenzo.

"Mandi di kamar mandi umum warga," jawab Jaluh sambil menyugarkan rambutnya yang basah ke belakang.

"Pasti antri," ucap Kenzo duduk disebelah putrinya yang masih memainkan pasir dan anjing liar disekitaran pantai.

Jaluh menganggukkan kepalanya iya, "Ini tadi gue berangkat jam empat subuh biar gak antri."

Kemudian Jaluh memangku keponakannya itu yang tengah mengoceh, "Belum mandi ya kakak Echa?"

"Yumm nah," jawab Ayesha.

"Masih direbusin air sama Mila tadi."

"Tumben air anget air mandinya?"

"Habis kena mental disindir Mytha sama Aruna katanya jadi ortu antagonis tega nyiksa bayinya sendiri pake air dingin." jawab Kenzo memandang Ayesha yang masih mengoceh bayi.

"Gemes banget sih," ucap Jaluh sambil mencubit gemas pipi Ayesha.

"Perkiraan lahir adiknya kapan Ken?"

"Enam mingguan lagi si—"

"KEN! BOJO MU BROJOLAN!" suara teriak panik Mahendra.

Larasati menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan memegang tangan Aruna. Sedangkan Mila menjadi bidan dadakan dan Mytha menjadi tim dokumentasi.

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang