Ayesha mengemuti jempol tangan ayahnya yang sedang tidur disisi ibunya, ia melihat wajah tidur dua orangtuanya yang ada disampingnya. Posisinya Kenzo memeluk Larasati, lalu Larasati memeluk Ayesha.
Kemudian dibelakang ayahnya ada teman-teman ayahnya terutama laki-laki yang juga ikut tertidur di ruang tengah.
"Bwah, pwapi yooo..." panggil Ayesha sambil meremat-remat payudara sang ibu.
Larasati menggeliat merasa ada yang mecubiti bagian dadanya, "Eumhh~"
Ayesha menggigit kuat tiba-tiba bagian dada sang ibu membuat Larasati langsung menjerit kaget dan bangun. "Ayesha!" sentaknya.
Kenzo jadi ikut terbangun mendnegar sentakkan serak dari istrinya. "Kenapa ra?"
"Huwaaaa," tangis Ayesha.
"Nakal! Nakal! Nakal!" Larasati mencubiti gemas pipi putrinya itu.
"Raaa jangan dicubit anak ku," ucap Kenzo kemudian menggendong Ayesha.
Ayesha makin menangis dan manja pada sang ayah karena supaya ayahnya tahu jika sang ibu habis memarahinya.
"Dih drama kamu ya," ucap Larasati dengan menonyor kepala putrinya.
"Ra jangan ditonyor, bikinnya susah ini." Kenzo mengusap-usap kepala putrinya dengan sesekali meniupnya.
"Pwapi hiksss...." tangis Ayesha sambil menunjuk ibunya.
Kenzo pun membawa Ayesha bangun tuk duduk diatas karpet ruang tamu, ia menenangkan putrinya yang sedang menangis itu. Sementara Larasati mendumel kesal lalu melihat jam di layar hp-nya yang baru dinyalakan, "Masih jam satu pagi loh..."
"Kamu istirahat di kamar aja bareng Chalista biar kakak Echa aku urus," ucap Kemzo sambil menimang putrinya itu.
Larasati pun menurut, ia masuk ke dalam kamar kedua yang berisi Chalista, Maya, dan Mila. Ia melihat ketiga temannya tertidur lelap, jadi ia langsung bergabung tidur sambil memeluk Chalista sebagai bahan pelukkan.
"Pwapi yooo...." oceh Ayesha dengan melihat wajah ayahnya.
"Dalem sayang?" jawab Kenzo lembut dengan menepuk-nepuk paha putrinya.
"Nah dedek cha nah," ucapnya membuat Kenzo mengerutkan keningnya, mencerna pengucapan putrinya.
"Dedek cha nah? Ah adeknya kakak Echa ada di rumah Uma."
"Dada ni?" Ayesha menunjuk perut ayahnya.
"Nggak ada. Pwapi cowok nggak bisa hamil."
Ayesha mendudukan dirinya ia berjalan-jalan disekeliling dalam rumah sewa kkn, dan dibiarkan oleh Kenzo. Karena sang ayah paham dirinya membutuhkan eksplor ditempat sekitar.
"Awas nubruk," ucap Mahendra tiba-tiba terbangun melihat Ayesha jalan dengan menutup matanya.
Mahendra menguap sambil mengusap kasar wajahnya, "Ken anterin gue ke wc dong."
"Ogah, ntar anak gue sawan, soalnya Echa lagi nggak bisa ditinggal kalo gini."
"Alah mak macem mana nih kebelet pipis," keluh Mahendra.
"Bangun Billy noh, biasanya dia berani." kata Kenzo lalu menangkap putrinya yang jatuh ke pangkuannya.
"Fyushh...." dengkur Ayesha diatas pangkuan ayahnya.
"Nah udah tidur tuh, anterin gue yuk."
"Gak bisa, ini Ayesha kalo ditinggal bakal kerasa. Udah dibilang ada Billy, lagian lu juga aneh badan gede masa takut memedi." jelas Kenzo.