"Iya istriku yang cantik, baik hati, dan binal."
Kenzo memeluk istrinya yang tengah menangis dengan sebab yang tidak tahu. "Udah nangisnya, aku sayang kamu nggak sayang Billy."
Asal kalian tahu keduanya kini tengah menggelar tikar diatas pasir pantai, sambil memandang matahari yang akan tenggelam di tepi pantai.
Larasati mengusap air mata beserta ingusnya menggunakkan kaos yang melekat di suaminya. "Aku capek jadi ibu hiks..."
"A—aku takut e—engga bisa didik baik anak-anak kita, hikss..." ucapnya sesunggukkan.
"Ssst..., nggak boleh ngomong gitu ra. Kamu sama aku pasti bisa didik baik anak kita. Buktinya kamu bisa lahirin mereka dengan kondisi sehat, kamu itu ibu yang lucu apalagi kalo ngomel makin lucu."
"Alah-alah so sweet-nya," kata Aruna dari kejauhan sambil duduk di kursi kayu bersebelahan dengan Wiwin menyaksikan kemanisan Kenzo dan Larasati.
"Kasian jomblo ya mbak?" tanya Wiwin.
Aruna melengkungkan bibirnya ke bawah sambil menganggukkan kepalanya. "Kapan ya punya pacara? Huwe~"
"Biasanya yang jarang pacaran bakal nikah duluan kata pepatah." ucap Wiwin.
"Pepatah siapa coba? Jangan ngadi-ngadi ya!" tanya Aruna.
"Ya pepatah pokoknya."
"Lo gimana Win?" tanya Aruna penasaran.
Wiwin menunjuk dirinya sendiri dengan menaikkan satu alisnya. "Gue korban ditinggal nikah sama mantan."
"Jadi statusnya sekarang?"
"Jomblo." jawab Wiwin.
"Tapi gapapa jomblo, Tuhan pasti tahu yang terbaik buat kita. Buktinya gue jomblo karena mantan gue nikah duluan dengan kondisi dia hamil anak gadun." sambungnya.
"Anjir, untungnya ya Win." ucap Aruna reflek memegang tangan kanan Wiwin.
Wiwin melihat tangan Aruna yang menyentuh tangannya, seketika hening dan keduanya saling bertatapan dengan kaku.
"Alah asu," dumel Mahendra dari kejauhan sambil menggali-gali gabut pasir pantai di depannya. "Piye, iki romantis semua. Aku kapan?"
"Apes men, cinta bertepuk sebelah sikil." dumelnya.
"Gapapa hen, siapa tau jodoh lu di desa ini." sahut Maya mendekatinya sambil membawa semangkuk gorengan. Ia menyodorkan mangkuk gorengan itu kepadanya. "Nih, makan dulu biar nggak sedih."
"Ya ampun perhatian banget sih cantik. Makasih loh udah effort, mau gak jadi pacar ku?" kata Mahendra secara ugal-ugalan.
Maya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Maaf, nggak dulu ya."
"Oalah asu!" teriak Mahendra sambil menjambak rambutnya frustasi.
"Tak segampang itu~" nyanyi Judika dengan gitarnya di teras rumah ditemani Ayesha yang sedang bermain dengan mainannya.
"Ku mencari penggantimu~" sahut Chalista bernyanyi setelah meminum kopi hutamnya di tengah pintu rumah.
Kemudian keduanya berduet bernyanyi lagu tak segampang itu dengan suara yang merdu dan enak di dengar. "Tak segampang itu ku menemukan sosok seperti dirimu~" nyanyinya bersamaan.
"Cinta!" timpal Judika dengan berseru dan suara serak.
"Join dong bang," pinta Jaluh tiba-tiba duduk disamping Judika.
"Siap, wait ganti nada lagu." kata Judika mengganti nada petik gitarnya. "Tau nggak lagu ini?"
"Sepertinya sama! Tatapan khas matanya masih yang lama!" seru nyanyi Jaluh dan Chalista bersamaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/376303110-288-k143087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
41 HARI
Fanficִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ🐇 ft. 97L་༘࿐ [END] Perjalanan 13 mahasiswa yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 41 hari di sebuah desa terpencil. Awalnya, mereka hanyalah sekelompok orang asing yang dipersatukan oleh tugas kampus. Namun, semakin lama, rahasi...