Kenzo melihat istrinya sibuk membuat laporan tugas kuliah dengan bahan yang berkaitan dengan kelistrikan. Sementara Ayesha sedang belajar mewarnai disisi Zidane yang berada di ruang bermain anak.
"Ini kenapa jadi sibuk semua?" gumamnya.
"Awas kebakaran," kata Kenzo mendekati istrinya.
"Ya kamu minggir, jangan utek-utek bahan praktek ku." ucap Larasati membenarkan kacamata bacanya saat menggambar rangkaian bahan prakteknya menggunakkan pensil.
Kenzo menghela nafas panjang mendengar nada istrinya yang sedang tidak dapat diganggu ataupun diajak bercanda. "Kakak," panghilnya menghampiri putrinya.
"Pwapi nah nice ndaaaa?" tanya Ayesha menunjukkan hasil warnanya yang menurut Kenzo menyeramkan karena mata manusianya diwarnai warna merah.
"Minus nice, soalnya matanya red serem kek setan." jawab Kenzo.
Ayesha menggembungkan pipinya lalu menundukkan kepalanya. "Nda nice, dek nah." curhatnya pada adiknya.
Zidane hanya terkikik bayi sambil mengemuti dot bayinya disamping kakaknya. Kedua anak itu semakin kesini wajahnya mirip dengan sang ayah, sampai kadang Larasati menangis karena merasa tidak adil dengan pembagian fisik anaknya.
"Pwapi mau ke mall..." pinta Ayesha.
"Mami lagi sibuk, nda bisa ke mall hari ini—"
"Ajak aja kakak ke mall, soalnya daritadi dia pengen ke mall mumpung libur sekolahnya soalnya gurunya rapat." potong Larasati lalu menyandarkan diri diatas sofa untuk mengambil jeda sejenak dalam mengerjakkan proyeknya.
Kenzo mengangguk iya menuruti perkataan istrinya karena kasihan melihat wajah melas Ayesha. Ia pun mengajak putrinya ke mall menggunakkan motor vespa matic milik istrinya ke mall terdekat dan letaknya depan kampusnya.
"Play snow yah," pinta Ayesha.
"No, next time aja play snow sama mami. Papi nggak berani kalo nggak ada mami soalnya mami ceroboh, takut kakak kenapa-napa nanti." jelas Kenzo mengajak Ayesha masuk ke dalam mall tersebut.
Ayesha mengajak ayahnya ke toko mainan anak-anak. Disana ayahnya mengambil keranjang belanja untuknya, "Bwoyeh ya?" tanyanya saat mengambil boneka berbulu yang sedang musim saat ini.
"Boleh," jawab Kenzo sambil mencoba memanggil video istrinya.
"Apa pi?" tanya Larasati mengangkat panggilan video suaminya sambil menyusui Zidane.
"Gabut aja kalo ke mall gak sama kamu," kata Kenzo mengarahkan kameranya ke putrinya sedang memilih-milih mainan.
"Nanti dari sana mampir ke kantin FK, FT, FISIP, FS, sama FP ya buat ambil duit cash katering mama disana."
"Kenapa nggak tf aja?"
"Rekening mama lagi eror, terus mama lagi butuh duit cash."
"Btw barusan aku liat ranjang geter-geter, beli gak ya?"
"Gak usah aneh-aneh ya, aku bisa geterin kamu sendiri sampe kamu ngilu."
"Sama mampir ke gramed dong beliin buku anak-anak buat kakak."
"Oke siap, kakak jangan belanja banyak-banyak kita bawa motor nanti susah bawanya." peringat Kenzo pada putrinya yang mulai kalap belanja mainan.
"Buwat dedek nah," Ayesha mengambil bola plastik untuk adiknya tuk dimadukkan ke keranjang.
Kenzo menganggukbiya lalu membawa keranjang belanjaan putrinya yang setengah penuh ke kasir. Setelah melakukan pembayaran di kasir ayah muda dua anak itu dibuat salfok dengan seragam-seragam dinas malam untuk istrinya didepan toko mainan, beli gak ya buat Laras?