ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ23 41 HARI་༘࿐

221 49 16
                                    

"Lengah dikit emak lo jadi atlet voli," kata Kenzo duduk di tribun penonton memangku Ayesha tuk menyaksikan istrinya bertanding voli antar fakultas.

Fakultas Teknik vs Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di babak satu, siapa yang akan menjadi pemenangnya?

MC perlombaan dari meja juri mulai memberikan arahan supaya pertandingan cabor voli antar fakultas dilaksankan.

Mana suara Fakultas Teknik?

Mahasiswa/i Teknik yang menjadi penonton disana mengeluarkan jargon dan mulai menyalakan drum untuk mendukung tim voli. Mereka begitu kompak seolah tak mau dikalahkam oleh fakultas lain.

"Pak kok gak jadi ketua ultras?" tanya Jaluh disisi Kenzo.

"Lo kaga liat gue mangku bocah? Lagian lu ngapa disini? Seharusnya lu di FIP." kata Kenzo.

"FIP belum mulai tandingnya masih babak tiga. Jadi bisalah gue nyamar di FT disini." jawab Jaluh lalu menoleh kearah anak-anak faklutas teknik yang masih menyanyikan yel-yel fakultas.

Jaluh membuka jaketnya menampilkan dirinya memakai singlet hitam bertuliskan FISIP di hati, FT bikin malu dengan warna hijau stabilo.

Teknik ngaco! Teknik Ngaco!

Suara teriakkan dari FISIP yang tribunnya ada di depan FT. Mereka membuat gerakkan meledek diikuti Jaluh yang seperti menantang maut di depan anak-anak teknik.

"Cok, goblok." umpat Kenzo lalu meletakkan Ayesha di sampingnya.

"HUUUUU!" teriak anak-anak teknik kepada Jaluh. Mereka akan menyerang Jaluh namun diperingati oleh panitia lomba disana untuk tidak membuat keributan, dalam artian keributan bertarung fisik, gelut.

Jaluh pun dikeluarkan dari kandang Teknik supaya suasana tidak kacau oleh panitia. Kini gantian FISIP yang mengerluarkan jargonnya dengan meledek anak Teknik.

Jelas anak-anak teknik tidak terima, kini mereka membuat formasi diatas trimbun dengan merangkul pundak teman satu sama lain lalu diiku gerakkan melompat secara bersamaan dan berteriak kompak. Mereka menyanyikan lagu hujan milik utopia diiringi drumb yang diketuk oleh Kenzo.

"Guwendeng, guwendeng...." ujar Mahendra sebagai pentolan fakultas pertanian yang berada disamping FISIP.

FISIP tak mau kalah mereka menyahuti dengan sound berukuran besar berada ditengah-tengah tribun FISIP. Pentolan FISIP yakni Chalista tidak mau kalah dengan fakultas teknik menyalakan sound tersebut dengan lagu party-party diikuti teman-teman yang lain meledakkan confeti dan smoke bomb berwarna biru dan ungu.

"Njir fakultas ilmu party," ujar Mahendra sebagai pentolan fakultas sastra yang berada di kiri fakultas teknik.

"Coba kalo ada Erik makin gacor tuh," ucap Hardika disampinya.

"Sayangnya dia udah di tanah." timpal Aruna disamping Mahendra. Ketiganya kebetulan sama-sama dari fakultas sastra yang terkenal tidak banyak suara, namun banyak bertanya di seminar-seminar, katanya.

"SAYANG KAMU BISA MENANG!" teriak Kenzo pada istrinya yang akan melakukan servis atas pada voli.

Larasati sejujurnya tidak mendengar teriakkan suaminya, karena suara supporteran diatas tribun yang keras dan saling bersahutan. Ia menoleh kearah tribun teknik sebelum peliut ditiup oleh wasit voli.

"Mwami!!!" teriak Ayesha yang sudah duduk di bahu suaminya.

Pritt....

Suara peluit pertama tertiup menandakan Larasati harus bersiap tuk melakukan servis atas. Tak lama setelah itu terdengar peluit kedua membuat Larasati melemparkan bola keata lalu ia berlari mengejar bolah untuk dia smash.

41 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang