3

8.7K 350 14
                                    

Malam harinya...

  Kaysen dan keluarga kecilnya sekarang makan malam bersama di ruang makan, Aelin duduk berhadapan dengan Damon.

"Kak Lin, aku mau paha ayam," ucap Adela sambil menunjuk paha ayam goreng. Karena Aelin yang menyuapi sang adik.

Aelin mengambil paha ayam goreng dan memberikan kepada Adela, balita perempuan itu makan paha ayam dengan lahap.

"Makannya pelan-pelan," tegur Aelin.

"Iya, kak," ucap Adela.

Aelin kembali menyuapi Adela, lalu dia menyuapi dirinya sendiri. Gadis itu selalu menyuapi adiknya dan Elena tidak pernah melarangnya, begitu juga mendiang sang papa.

"Apakah kamu selalu menyuapi Adela, Aelin?" Tanya Selena menatap ke arah Aelin.

"Iya, kak," jawab Aelin.

"Kamu benar-benar sosok kakak yang baik," puji Selena.

"Tidak perlu memuji ku, kak Selena," ucap Aelin.

"Kak Lin, aku ada boneka Barbie. Nanti kita main ya," ucap Adela.

"Iya, nanti kita main," ucap Aelin. Gadis itu kembali menyuapi Adela.

Damon memperhatikan Aelin yang menyuapi Adela dengan begitu telaten, dia menatap gadis itu dengan tatapan sulit diartikan.

"Kakak juga mau ikut, apakah boleh?" Selena menatap ke arah Adela.

"Aku hanya ingin bermain dengan kak Lin saja," ujar Adela.

"Adela, tidak baik berbicara seperti itu. Kak Selena juga kakak mu," tegur Aelin.

"Maaf, kak Lin. Kak Lena boleh ikut bermain dengan ku dan kak Lin," ucap Adela.

Kaysen dan Elena tersenyum lembut menatap interaksi anak-anak mereka, tampaknya mereka sudah menerima satu sama lain.

⭐⭐⭐⭐⭐

  Kaysen dan keluarga kecilnya sekarang sudah berada di ruang keluarga untuk bersantai, terlihat Aelin membantu Adela memasang baju Barbie. Sedangkan Selena hanya memantau saja.

"Aelin, seragam kamu sudah diantar madam Matilda ke kamar mu," ucap Kaysen menatap ke arah Aelin.

"Iya, papi," ucap Aelin.

"Apakah kamu sudah memberitahu Aiden kalau kamu pindah ke sana?" Tanya Elena.

"Belum, ma. Aku ingin memberikan kejutan kepada nya," ucap Aelin. Gadis itu tidak sabar memberi kejutan kepada kekasihnya.

"Kamu sudah memiliki kekasih, Aelin?" Tanya Selena.

"Iya, kak," jawab Aelin.

"Kalau boleh tahu, siapa namanya?" Tanya Selena penasaran.

"Aiden Morgan, kak," jawab Aelin.

Selena terdiam mendengar nama itu, lalu dia kembali memasang wajah biasanya.

"Sudah berapa lama?" Tanya Selena.

"Sekitar satu tahun, kak," jawab Aelin.

Selena mengangguk kepalanya, gadis itu menatap Aelin bermain Barbie dengan Adela.

'aku harus memberitahu kepada mereka,' batin Selena.

Selena mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada ketiga adik sepupunya yang juga bersekolah di Benecio High School, sekolah itu milik keluarga Lucenzo dan yang memegangnya adalah adik Kaysen.

"Besok kamu akan bertemu dengan ketiga sepupu mu di sana, kamu tahu kan mereka bertiga?" Ucap Selena.

"Iya, kak Selena," ucap Aelin. Gadis itu sudah mengenal semua keluarga besar Lucenzo.

"Hoam..."

Aelin menutup mulutnya saat menguap, gadis itu mulai merasa mengantuk.

"Sebaiknya kamu segera tidur, Aelin. Apalagi besok kamu akan masuk ke sekolah baru mu," ucap Elena.

"Iya, ma," ucap Aelin. Gadis itu beranjak dari tempat duduknya.

"Kakak, aku ikut bersama mu," ucap Adela. Balita perempuan itu merentangkan kedua tangannya agar Aelin mau menggendongnya.

"Adela, kamu sudah punya kamar sendiri. Jadi kamu akan tidur di kamar baru mu," ucap Elena menatap putrinya.

"Tapi aku ingin tidur bersama kak Lin, ma," ucap Adela. Gadis itu selalu tidur bersama Aelin meskipun dia sudah bisa tidur sendiri.

"Lain kali saja ya, Adela. Katanya kamu suka dengan kamar mu yang sekarang," ucap Elena.

"Iya, lain kali saja. Kapan-kapan kita satu kamar lagi," ucap Aelin sambil tersenyum tipis.

"Oke deh kalau begitu," ucap Adela.

"Selamat malam semuanya."

Aelin meninggalkan tempat itu karena dia ingin segera tidur, apalagi dia besok akan masuk ke sekolah barunya.

"Aku juga ingin beristirahat," ucap Damon. Pria itu beranjak dari tempat duduknya.

"Tidak biasanya kak Damon mau tidur cepat?" Selena menatap bingung sang kakak yang tiba-tiba ingin beristirahat.

"Aku lelah hari ini, karena aku mengajak Aelin berkeliling mansion," ucap Damon. Lalu pria itu meninggalkan ruang keluarga dan menuju ke kamarnya.

⭐⭐⭐⭐⭐

K

eesokan harinya...

Aelin sudah bangun tidur dan sudah mandi, sekarang gadis itu sedang mencoba seragam barunya. Tapi tiba-tiba dia melihat sebuah tanda merah di lehernya lewat cermin meja riasnya.

"Kenapa ada tanda merah di leher ku?oh mungkin sabun yang aku pakai tidak cocok," gumam Aelin sendiri.

Aelin segera memakai seragam sekolahnya dan sangat pas di tubuhnya, gadis itu juga memakai bedak agar menghilangkan tanda merah di lehernya.

"Sepertinya aku harus membeli sabun yang baru," gumam Aelin.

Tok...tok...

Aelin segera membuka pintu kamarnya dan melihat Elena juga Kaysen berdiri di pintu.

"Putri mama sangat cantik hari ini," ucap Elena sambil tersenyum lembut.

"Mama jangan memuji ku seperti itu," ujar Aelin sedikit malu.

"Aelin, kamu ditempatkan di kelas 12 a," ucap Kaysen.

"Iya, papi," ucap Aelin.

"Ayo kita sarapan bersama, pasti saudara-saudara mu sudah menunggu di sana," ucap Elena.

Aelin mengikuti Kaysen dan Elena dari belakang, gadis itu juga tidak lupa menggendong tas sekolahnya.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang