Sekarang kelas 12 a sedang jam kosong karena guru yang mengajar mereka ada urusan penting, Aelin sudah berada di perpustakaan. Gadis itu fokus membaca buku yang dia pilih.
"Hai."
Aelin berhenti membaca dan menatap Aiden yang sudah berdiri di sampingnya, gadis itu tersenyum tipis tapi menyembunyikan senyum palsunya.
"Duduklah," ucap Aelin.
Aiden duduk di samping Aelin, sudah lama mereka berdua tidak pernah berduaan seperti sekarang. Dia merasa sedikit bersalah karena telah berselingkuh dengan Yvonne.
"Jam kosong juga?" Tanya Aelin menatap Aiden.
"Iya, sayang," ucap Aiden.
"Lalu yang lainnya di mana? tumben mereka tidak ikut bersama mu?" Tanya Aelin.
"Mereka di rooftop," jawab Aiden.
"Tumben kamu tidak ikut bersama mereka?" Tanya Aelin.
"Apakah aku tidak boleh berduaan dengan mu? sudah lama kita tidak berduaan seperti ini," ucap Aiden.
"Dari mana kau bisa tahu kalau aku di sini?" Tanya Aelin menatap Aiden.
"Tadi aku sempat ke kelas mu dan salah satu teman kelasmu mengatakan kalau kau ke perpustakaan," jawab Aiden.
Galen ada rapat dengan anggota OSIS untuk membicarakan hal sesuatu, sehingga dia tidak bisa menemani Aelin di perpustakaan.
"Sayang, bagaimana malam ini kita ke restoran tempat kita biasanya?" Ujar Aiden sambil memegang tangan Aelin.
"Boleh saja," ucap Aelin.
"Kalau begitu nanti malam aku akan menjemputmu," ucap Aiden sambil tersenyum tipis.
"Kamu tahu tempat tinggal ku yang sekarang?" Tanya Aelin.
"Tentu saja aku tahu," jawab Aiden sambil tersenyum tipis.
"Kalau aku tunggu malam nanti," ucap Aelin.
Aelin berusaha untuk tetap tenang, sebenarnya dia tidak memiliki perasaan lagi kepada Aiden. Tapi dia harus pura-pura masih mencintai pemuda itu agar tidak di curigai.
Aiden mengelus rambut Aelin dengan lembut, dia begitu mencintai kekasihnya yang ini tapi dia juga mencintai Yvonne.
"Aku mencintaimu," ucap Aiden.
"Aku tahu, Aiden," jawab Aelin sambil tersenyum tipis.
Aelin tahu kalau Yvonne memantau dirinya dengan Aiden, dia tahu kalau gadis itu cemburu.
Yvonne mengepalkan kedua tangannya melihat Aiden berduaan dengan Aelin, dia sedikit cemburu melihatnya. Dia tahu kalau dia adalah kekasih kedua Aiden, lalu gadis itu pergi dari sana.
⭐⭐⭐⭐⭐
Orion company...
Damon sibuk menandatangani berkas-berkas yang sudah menumpuk di meja kerjanya, tidak lupa Emilio membantu bosnya.
Brak
Emilio terkejut melihat Damon memukul keras meja kerjanya, apalagi suasana bosnya sedang buruk.
"Ada apa, tuan muda?" Tanya Emilio takut-takut, karena Damon mengeluarkan aura gelapnya.
"Tidak ada," jawab Damon datar.
"Tuan muda, nanti malam anda di undang ke pesta salah satu rekan bisnis anda," ucap Emilio.
"Hm,"
"Pesta ini juga di wajibkan membawa pasangan," ucap Emilio.
"Pasangan?" Tanya Damon.
"Iya, tuan muda," jawab Emilio.
Damon teringat dengan Selena memberikan dress hitam tanpa lengan kepada Aelin, pria itu pun tersenyum menyeringai.
"Aku akan datang, apalagi sudah lama aku tidak pergi ke pesta," ucap Damon.
"Tuan muda sudah memikirkan siapa yang anda bawa ke sana?" Tanya Emilio.
"Aku sudah tahu," jawab Damon.
'dia harus ikut bersama ku malam ini,' batin Damon.
'aku penasaran siapa yang akan menjadi pasangan tuan muda,' batin Emilio.
⭐⭐⭐⭐⭐
Sore harinya...
Aelin sedang memantau Adela bermain di halaman belakang mansion, beberapa bodyguard berjaga di sana untuk menjaga kedua nona muda mereka.
"Kak Lin, tadi kami di ajarkan tentang lingkungan sekitar," ucap Adela. Gadis itu duduk di samping Aelin yang duduk diatas rumput-rumput.
"Lalu apa lagi?" Tanya Aelin, gadis itu mengelus rambut sang adik.
"Kami belajar tentang lingkungan sekitar kita, kak Lin. Pokoknya kami belajar itu semua," jawab Adela.
Terlihat Damon berjalan menghampiri kedua kakak beradik itu, tidak lupa Emilio mengikuti dari belakang.
"Kalian berdua sedang bersantai?" Tanya Damon, sekarang pria itu sudah berada di hadapan Aelin dan Adela.
"Iya, emm tumben abang pulang cepat?" Aelin menatap Damon.
"Aku hanya memiliki sedikit pekerjaan di perusahaan, jadi aku cepat pulang," jawab Damon. Pria itu menatap Aelin yang mengelus rambut Adela.
"Malam ini mau ikut bersama ku pergi sebentar?" Tanya Damon.
"Memangnya mau ke mana?" Aelin menatap penasaran ke arah Damon.
"Aku harus menghadiri pesta ke salah satu rekan bisnis ku," jawab Damon.
"Bukankah abang punya asisten pribadi, jadi kenapa mau mengajak ku?" ucap Aelin.
"Emilio sibuk," jawab Damon langsung. Sedangkan Emilio terkejut mendengar ucapan bosnya.
"Aku belum tahu, bang. Apalagi Aiden mengajak ku makan malam ke restoran," ucap Aelin.
"Batalkan saja," ujar Damon.
"Tidak bisa begitu, bang. Aku dan Aiden sudah janjian untuk makan malam bersama di restoran," jawab Aelin.
"Turuti perintah ku, Aelin," ucap Damon dengan nada penuh menuntut.
"Jangan memaksa ku, bang," ucap Aelin dengan nada datarnya. Apalagi dia tidak suka di tuntut atau diperintah.
"Kak Lin, kak Damon, jangan bertengkar," ucap Adela.
"Kakak tidak bertengkar dengan bang Damon kok, sebaiknya kita masuk ke dalam. Apalagi kamu harus mandi sore," ucap Aelin menatap Adela.
"Ayo, kak Lin," ucap Adela.
Aelin menggendong Adela dan masuk ke dalam mansion, sedangkan Damon menahan amarahnya karena Aelin tidak mau ikut bersamanya dan lebih memilih bersama Aiden.
"Tuan muda," ucap Emilio. Dia merasakan Damon mengeluarkan aura dinginnya.
"Kau bisa pulang, Emilio," ucap Damon.
Emilio membungkukkan badannya sedikit, lalu dia meninggalkan tempat itu. Sedangkan Damon masih berada di halaman belakang mansion.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEP BROTHER
FanfictionAelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 s...