Sekarang Aelin sudah tiba di mansion Lucenzo milik Kaysen, terlihat para maid dan bodyguard menyambut kedatangan nona muda mereka yang baru. Damon juga ikut menyambut kedatangan adik barunya.
"Selamat datang di mansion papi, nak. Anggap saja seperti tempat tinggal mu sendiri," ucap Kaysen.
"Iya, papi," ucap Aelin.
"Mulai sekarang Aelin menjadi bagian keluarga Lucenzo, jadi kalian semua harus menghormatinya seperti kalian menghormati saya dan keluarga saya," ucap Kaysen dengan tegas. Pria itu tidak mau Aelin tidak diperlakukan dengan baik karena gadis itu anak tirinya, dia tidak mau para maid dan bodyguard pilih kasih atau memandang rendah Aelin.
"Baik, tuan besar," ucap para maid dan bodyguard.
"Madam Matilda, tolong bawa koper ke kamar Aelin yang sudah disiapkan," ucap Kaysen menatap ke arah kepala pelayan.
"Baik, tuan besar," ucap Matilda.
Matilda membawa koper Aelin ke kamar yang sudah disiapkan, lalu Damon berjalan menghampiri gadis itu.
"Damon, ajak Aelin berkeliling tempat ini. Apalagi dia sudah menjadi adik mu juga," ucap Kaysen menatap Damon.
"Iya, Daddy," ucap Damon. Pria itu menatap Aelin dari atas hingga bawah.
"Daddy mau ke perusahaan sambil mengantar mama mu ke butik," ucap Kaysen.
"Aelin, mama pergi ke butik dulu ya. Jangan nakal," ucap Elena sambil mengelus rambut Aelin dengan lembut.
"Ma, aku bukan anak kecil lagi. Tentu saja aku tidak akan nakal," ketus Aelin. Dia tidak suka Elena selalu memperlakukan dirinya seperti anak kecil.
"Iya...iya mama tahu, tolong jaga adik mu ya." Elena mengalihkan pandangannya kepada Damon.
"Iya, ma. Aku akan menjaga Aelin," ucap Damon.
Elena mencium dahi Aelin, gadis itu tersipu karena sang mama mencium dahinya di depan banyak orang.
"Ayo, mas," ucap Elena menatap sang suami.
"Papi pergi dulu ya," ucap Kaysen sambil mengelus rambut Aelin dengan lembut.
Kaysen dan Elena meninggalkan tempat itu, sekarang hanya Aelin dan Damon berada di ruang tamu karena para maid dan bodyguard sudah kembali bekerja.
"Kita mau kemana dulu?" Tanya Damon menatap Aelin dengan tatapan tajam, sehingga membuat gadis itu menunduk kepalanya.
"Terserah kakak saja," jawab Aelin.
"Panggil aku abang saja," ucap Damon.
"Iya, kak eh maksudnya abang," ucap Aelin sedikit kikuk.
"Kalau begitu kita ke halaman belakang dulu," ucap Damon. Pria itu merangkul pinggang Aelin, sehingga membuat gadis tersebut terkejut.
"Kamu kenapa?" Damon menatap ke arah Aelin.
"Kenapa bang Damon merangkul pinggang ku?" Tanya Aelin.
"Agar kamu tidak tersesat, jadi aku merangkul pinggang mu. Apakah itu masalah?" Ucap Damon menatap Aelin, gadis itu tingginya sebatas dada bidangnya.
"Tidak kok," ucap Aelin.
"Kalau begitu ayo kita ke halaman belakang mansion," ucap Damon.
Damon membawa Aelin ke halaman belakang mansion, para maid sedikit terkejut melihat tuan muda mereka tampak begitu berbeda bersama nona muda baru mereka. Mereka sangat tahu kalau Damon pria yang dingin dan mengintimidasi.
Sekarang Damon dan Aelin berada di halaman belakang, terlihat sebuah taman kecil di sana dan ada rumah kaca.
"Taman ini dan rumah kaca itu milik mendiang mommy ku, tempat ini di rawat dengan baik," ucap Damon.
"Sangat indah," ucap Aelin menatap kagum dengan taman kecil dan rumah kaca itu.
"Kamu suka?" Damon menatap Aelin.
"Aku suka, terutama dengan beraneka macam bunga," ucap Aelin sambil tersenyum tipis.
"Baguslah kalau kamu suka, kamu boleh ke sini kapanpun kamu mau," ucap Damon.
"Iya, bang Damon," ucap Aelin.
Tiba-tiba ponsel Aelin berdering, gadis itu menatap siapa yang menelponnya. Lalu dia tersenyum lembut karena nama sang kekasih tertera di sana, Aelin pun mengangkat telponnya.
"Halo," ucap Aelin.
"Sayang, kamu di mana?" Tanya Aiden Morgan, kekasih Aelin.
"Aku di mansion papi Kaysen, memangnya kenapa?" Ucap Aelin.
"Kamu tinggal di sana sekarang?" Tanya Aiden.
"Iya, tapi aku akan sesekali menginap di mansion Lamont," ucap Aelin.
"Kamu sekarang sedang apa?" Tanya Aiden.
"Aku di ajak keliling bang Damon di mansion ini," jawab Aelin.
"Ooo iya, sayang. Sudah dulu ya telponnya, aku masih ada urusan penting dengan geng ku," ucap Aiden.
"Iya, sayang," ucap Aelin.
"I love you," ucap Aiden.
"I love you too," ucap Aelin sambil tersenyum tipis.
Aelin pun memutuskan telepon sepihak dengan Aiden, lalu dia menatap ke arah Damon.
"Siapa yang menelpon mu?" Tanya Damon sambil menarik alis sebelahnya.
"Kekasih ku, bang Damon," jawab Aelin.
"Kamu sudah memiliki kekasih?" Tanya Damon sambil menyilangkan kedua tangannya menatap Aelin.
"Iya, bang Damon. Namanya Aiden Morgan," ucap Aelin sambil tersenyum tipis.
Damon terkejut mendengar nama itu, lalu dia kembali memasang wajah datarnya.
"Sudah berapa lama?" Tanya Damon.
"Sudah satu tahun, bang," ucap Aelin.
"Sudah lama ya? kalau begitu ayo kita kembali berkeliling lagi," ucap Damon.
"Iya, bang Damon," ucap Aelin.
Damon mengajak Aelin berkeliling mansion Lucenzo, dia juga menjelaskan semuanya kepada adik tirinya.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Semoga kalian suka dengan Chapter ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEP BROTHER
FanfictionAelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 s...