Terlihat seorang gadis yang kedua tangannya diikat masing-masing ke tiang, gadis itu tidak lain adalah Yvonne. Dia baru sadar beberapa menit yang lalu, dia terus memberontak tapi tidak bisa lepas dari ikatan.
"Lepaskan aku!" Teriak Yvonne.
"Lepaskan aku!"
"Siapapun di luar sana, tolong aku!"
Tapi tidak satupun yang masuk ke dalam ruangan itu karena kedap suara, Yvonne menatap sekeliling tempat dia di sekap.
"Sebenarnya siapa yang sudah berani menculik ku?dia berani sekali macam-macam dengan keluarga Josiah, dia tidak tahu seperti apa keluarga ku," gumam Yvonne.
Yvonne tidak menyadari bahwa ada kamera tersembunyi yang terpasang di ruang itu, kamera tersebut merekam semuanya dan langsung tersambung ke ruangan Aelin.
Aelin dan Cecilia menatap ke arah layar proyektor, mereka berdua mendengar dan melihat apa yang di lakukan Yvonne.
"Dia tidak tahu lawannya seperti apa," ucap Cecilia sambil bersedekap dada.
"Gadis sombong dan angkuh," ucap Aelin sambil memutar bola mata malasnya.
"Jadi sekarang apa?" Cecilia menatap ke arah Aelin.
"Suruh papa mu menyebarkan video tentang kejadian 18 tahun yang lalu, aku ingin semua orang tahu kebenarannya meskipun ini sedikit berisiko pada perusahaan milik mendiang papa ku." Aelin beranjak dari tempat duduknya dan menatap ke arah pigura foto mendiang Johannes.
Aelin tahu Haiden sudah memiliki semua bukti tentang kejadian 18 tahun yang lalu, dia tahu ini cukup berisiko pada keluarga Lamont dan Morgan.
"Baik, aku akan mengirim pesan kepada papa ku," ucap Cecilia.
Cecilia mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Haiden.
Papa
Pa
Iya, nak. Ada apa?
Aelin menyuruh papa menyebarkan video tentang kejadian 18 tahun yang lalu.
Baiklah.
"Sudah," ucap Cecilia menatap ke arah Aelin. Lalu gadis itu meletakkan ponselnya ke atas meja."Kalau kau ingin menyiksanya, silahkan saja," ucap Aelin sambil menyeruput teh hijaunya.
"Itu yang ku tunggu-tunggu dari mu, Aelin. Aku ingin sekali menyiksanya," ucap Cecilia.
"Pergilah," ucap Aelin.
Cecilia langsung meninggalkan tempat itu, sedangkan Aelin menatap ke arah layar proyektor. Dia menatap Yvonne berusaha untuk melepaskan diri.
"Selamat bersenang-senang, Yvonne." Aelin tersenyum menyeringai karena puas melihat Yvonne tidak bisa melarikan diri.
⭐⭐⭐⭐⭐
Cecilia masuk ke dalam ruang itu, dia menatap Yvonne yang masih berusaha untuk melepaskan diri."Selamat datang, Yvonne," ucap Cecilia.
Yvonne langsung menatap ke arah Cecilia, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan musuh bebuyutannya.
"Lepaskan aku, Cecilia," ucap Yvonne.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEP BROTHER
FanfictionAelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 s...