Malam harinya...
Terlihat Aelin dan beberapa orang berpakaian hitam memasuki mansion Morgan, Robert dan keluarganya terkejut dengan kedatangan orang-orang itu.
"Berani sekali kau memasuki mansion ini, anak haram!" teriak Ursula menatap ke arah Aelin.
Aelin hanya diam saja, gadis itu duduk di sofa dan menyilangkan kedua kakinya. Dia menatap ke arah sekeliling ruangan.
"Pergi kamu dari sini, kau tidak boleh menginjak kaki mu yang kotor itu di mansion Morgan," ucap Ursula menatap tajam ke arah Aelin.
"Jaga ucapan mu, Ursula," ucap Robert menatap tajam ke arah Ursula.
"Kau membela anak haram ini?" Ursula menatap tidak suka ke arah Robert.
"Cukup!"
Robert dan Ursula langsung menatap ke arah Aelin, Ronan dan Aiden sedari tadi hanya diam. Mereka berdua penasaran dengan kedatangan gadis itu ke mansion Morgan.
Aelin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Ursula, gadis itu menatap tajam ke arah wanita yang sudah membuat ibu kandungnya meninggal dunia.
Plak
Plak
Robert, Ronan, dan Aiden terkejut melihat Aelin menampar Ursula sehingga membuat wanita itu terjatuh ke lantai.
"Berani sekali kau menampar ku, anak haram!" Ursula menatap tajam ke arah Aelin.
"Jaga ucapan mu, wanita sialan. Cukup kau menghina ku." Aelin mencengkram kuat dagu Ursula.
"Lepaskan tanganmu mu dari dagu ku, anak jalang," ucap Ursula menatap tajam Aelin.
"Kau yang jalang, nyonya Ursula. Kau sudah berselingkuh dengan pria lain, kau juga sudah membunuh mami ku yang tidak bersalah. Kau kejam dan tidak berperasaan," ucap Aelin dengan nada sedikit sedih.
"Itu akibatnya karena sudah merebut suami ku," ucap Ursula.
"Mami ku tidak pernah berniat untuk merebut om Robert dari mu, itu kejadian yang tidak sengaja. Seharusnya kau percaya dengan apa yang dikatakan oleh om Robert, bukan malah tidak mempercayainya. Dan kau terus menyalahkan mami ku yang tidak memiliki salah apa-apa," ucap Aelin menatap tajam Ursula.
"Kau membuat ku menjadi yatim piatu dan tidak merasakan kasih sayang dari ibu kandung ku, kau wanita yang tidak memiliki hati nurani. Aku bahkan heran kenapa om Robert mau menikahi mu," lanjutnya.
"Jaga ucapan mu, anak jalang. Ibu mu seorang jalang yang sudah merebut suami ku," ucap Ursula.
Plak
Aelin kembali menampar Ursula, dia benar-benar marah kepada wanita itu karena sudah menghina Aelia.
Ujung bibir Ursula sedikit robek karena tampak tamparan keras dari Aelin, wanita itu menatap menghina gadis tersebut.
"Mami ku tidak salah apa-apa, dia bahkan di benci keluarga besar Lamont karena dia hamil di luar nikah dan kau juga mengancamnya. Mami ku dibenci banyak orang bahkan menghinanya, hanya mendiang papa ku dan mama ku yang mau menerimanya. Kau berniat ingin membunuhnya dan aku, kan?tapi aku hidup dan tumbuh besar, bagaimana kalau kau di posisi mami ku? apakah kau kuat seperti dia?" ucap Aelin.
"Aku dibenci oleh keluarga besar Lamont karena kematian mami ku dan papa, aku selalu disalahkan atas kematian mereka berdua. Dari bayi aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayah kandung, hanya mendiang papa ku yang memberikan kasih sayang kepada ku. Dan Mama ku merawat ku dengan baik meskipun dia sibuk dengan pekerjaannya," lanjutnya.
Aelin meneteskan air matanya menatap ke arah Ursula, Robert juga ikut meneteskan air matanya. Dia merasa bersalah melihat gadis itu menangis, dia ingin sekali memeluk anak kandungnya.
"Ibu mu memang pantas dihina, aku sangat senang dia dibenci oleh keluarganya," ucap Ursula menatap Aelin dengan senyuman menghina.
"Cukup, Ursula. Jangan pernah menghina Aelia," ucap Robert.
"Lagi-lagi kau membela nya, Robert. Aku ini istri mu dan wanita itu adalah jalang," ucap Ursula menatap ke arah Robert.
"Bawa dia ke rumah sakit jiwa," ucap Aelin menatap ke arah para bodyguard nya.
2 orang bodyguard bawahan Aelin langsung memegang Ursula, wanita itu berusaha memberontak tapi tidak bisa lepas.
"Kau sakit jiwa, tante. Tempat mu bukan di sini tapi di rumah sakit jiwa," ucap Aelin menatap Ursula.
"Aku tidak gila," ucap Ursula.
"Bawa dia ke rumah sakit jiwa milik keluarga Lucenzo," ucap Aelin.
Kedua bodyguard itu langsung membawa Ursula pergi dari sana, wanita itu terus memberontak dan berteriak.
"Lepaskan aku,sialan!"
"Robert, tolong aku!"
"Ronan, tolong mami!"
"Aiden, tolong mami!"
Robert, Ronan, dan Aiden hanya diam saja sambil menatap Ursula yang sudah tidak terlihat lagi. Aelin menyeka air matanya dengan sapu tangan pemberian dari mendiang Johannes.
"Aelin."
Aelin menatap ke arah Robert, gadis itu sedikit canggung dengan ayah kandungnya sendiri.
"Maafkan, papi. Karena Ursula sudah membuat mu kehilangan ibu kandung mu, maafkan papi karena sudah membuat ibu mu hamil." Robert menunduk kepalanya dan meneteskan air matanya.
Ini pertama kalinya Robert menangis, selama ini pria itu di kenal sebagai pria yang tegas dan dingin kepada semua orang.
"Aelin, aku juga minta maaf karena sudah membuat mu tersakiti selama ini," ucap Aiden. Pria itu juga ikut menunduk kepalanya.
"Mari kita buka lembaran baru," ucap Ronan.
"Maaf, aku belum bisa. Apalagi aku masih harus mengurus pekerjaan ku yang belum selesai," ucap Aelin.
"Nak, ayo kita buka lembaran baru. Papi ingin kamu tinggal di sini bersama kami, apalagi kamu bagian keluarga Morgan." Robert menatap ke arah Aelin.
"Saat ini aku belum bisa, om Robert. Terima kasih sudah mau menerima ku," ucap Aelin.
Aelin meninggalkan tempat itu, para bodyguard mengikutinya dari belakang. Robert dan kedua anaknya menatap kepergian gadis tersebut.
"Papi, apakah Aelin menerima kita sebagai keluarganya?" Aiden menatap ke arah Robert.
"Biarkan dia menenangkan diri dulu, papi tidak memaksa nya untuk tinggal bersama kita. Apalagi keluarga Lucenzo begitu menyayanginya," ucap Robert sambil menghela nafasnya.
"Iya, kita tidak boleh memaksanya. Biarkan Aelin yang memilih jalannya sendiri," ucap Ronan.
TBC...
Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.
Tidak lama lagi book ini akan tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY STEP BROTHER
FanfictionAelin tidak menyangka kalau sang ibu menikah lagi dengan seorang duda, ayah Aelin meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung. Aelin dan adiknya ikut bersama ibu mereka tinggal dengan keluarga sang ayah tiri, Aelin memiliki 2 s...