5

15.8K 529 14
                                    

Bel istirahat pun berbunyi, semua murid keluar dari kelasnya masing-masing dan menuju ke kantin. Aelin sedang merapikan alat-alat tulisnya, dia sudah memperkenalkan diri sebelum memulai pelajaran.

"Sudah selesai?" Galen bersandar pada dinding dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

"Sudah, Galen," ucap Aelin. Gadis itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ikut aku ke ruang OSIS dulu, lalu baru ke kantin," ucap Galen. Dia adalah ketua OSIS Benecio High School, dia sangat ditakuti dan dihormati oleh para murid karena suka mengintimidasi ,irit bicara, dan tegas.

"Boleh saja," ucap Aelin.

Galen dan Aelin berjalan menuju ke gedung sebelah barat karena ruangan OSIS berada di sana, terlihat beberapa murid menunduk kepala mereka.

"Bagaimana perasaan mu di sekolah ini?" Tanya Galen menatap ke arah Aelin.

"Entahlah, apalagi ini hari ini pertama ku sekolah. Jadi aku belum merasakan apa-apa," jawab Aelin.

Saat mau berbelok, Aelin menatap orang begitu familiar bersama seorang gadis cantik. Galen tidak bereaksi apa-apa, dia menatap ke arah Aelin.

"Kenapa berhenti, Galen?" Aelin menatap Galen.

Galen dan Aelin kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju ke ruang OSIS, pemuda itu sedikit penasaran dengan sepupunya yang tidak terkejut melihat Aiden dengan Yvonne.

  Aiden dan Yvonne tidak sadar dengan keberadaan Galen dan Aelin, mereka berdua sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Jadi Aelin sekolah di sini, sayang?" Yvonne terkejut mendengar penjelasan Aiden.

"Iya, sayang. Jadi kemungkinan aku akan selalu bersama Aelin agar dia tidak curiga kalau kita berdua menjalin hubungan," ucap Aiden.

"Tapi, sayang," ucap Yvonne. Dia tidak suka Aiden lebih banyak bersama Aelin dibandingkan dirinya.

"Aku mencintaimu, Yvonne. Aku akan sesekali menemui mu dan aku akan mengajakmu jalan-jalan," ucap Aiden.

"Baiklah kalau begitu," ucap Yvonne.

Aiden memeluk Yvonne, dia begitu mencintainya tapi dia juga mencintai Aelin. Dia tidak bisa memilih antara mereka berdua, karena mereka memiliki sifat yang berbeda. Tapi Aiden berharap agar Aelin tidak mengetahui ini.

⭐⭐⭐⭐⭐

Galen dan Aelin sudah berada di ruang OSIS, ruangan itu sangat luas. Tempat itu memiliki ruang meeting,ruang santai, ruang ganti, dan kamar mandi, bahkan televisi khusus anak OSIS.

"Tunggu di sini," ucap Galen.

Aelin mengangguk kepalanya, gadis itu menatap ke arah Galen yang mengambil sesuatu di dalam laci. Lalu pemuda tersebut berjalan menghampiri sang sepupu.

"Ini kartu pelajar mu," ucap Galen. Dia menyodorkan kartu pelajar kepada Aelin.

"Terima kasih, Galen," ucap Aelin.

"Sama-sama, ayo kita ke kantin. Aldrich dan Eldrick pasti menunggu kita di sana," ucap Galen.

Galen dan Aelin berjalan menuju ke kantin yang berada di gedung sebelah kiri.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di kantin...

Terlihat kantin sudah begitu ramai dan tempat duduknya hampir mau penuh semua. Aldrich dan Eldrick sudah memilih tempat duduk di paling pojok, mereka berdua sedang menunggu Galen dan Aelin.

"Kenapa bang Galen dan kak Lin lama sekali ya?" Aldrich menghela nafasnya, pemuda itu mengaduk baksonya.

"Mereka pasti segera tiba," ucap Eldrick.

Tidak lama kemudian Galen dan Aelin tiba di sana, semua orang yang berada di kantin menatap ke arah mereka berdua.

Aelin menatap sekilas ke arah tempat duduk Aiden dkk, lalu gadis itu berjalan menuju ke tempat Aldrich dan Eldrick.

"Kenapa kalian berdua lama sekali? untung saja aku sudah memesan makanan untuk kalian berdua," ucap Aldrich menatap Galen dan Aelin yang sudah duduk.

"Tadi aku dan Aelin ke ruang OSIS sebentar," ucap Galen.

"Maaf sudah membuat kalian berdua menunggu lama," ucap Aelin sedikit merasa bersalah kepada Aldrich dan Eldrick.

"Tidak apa-apa, kak," ucap Aldrich.

"Kak Lin jangan meminta maaf kepada kami," ujar Eldrick.

"Tapi kalian berdua sudah menunggu ku dan Galen begitu lama," ucap Aelin.

Galen menatap tajam ke arah kedua adik sepupunya, sehingga membuat Aldrich dan Eldrick menunduk kepala karena takut dengan tatapan tajam abang sepupunya.

"Galen, aku ingin bertanya sesuatu kepada mu," ucap Aelin. Galen pun menatap Aelin yang berada di sampingnya.

"Tanyakan saja," ucap Galen.

"Siapa gadis yang bersama Aiden itu?" Aelin menatap ke arah Yvonne yang duduk di samping Aiden.

"Namanya Yvonne Noelle Josiah, dia ketua cheers di sekolah ini dan seorang primadona," jawab Galen. Pemuda itu menatap ke arah Yvonne.

Aelin mengangguk kepalanya, gadis itu menatap Yvonne dan Aiden tatapan sulit diartikan.

"Yvonne itu..."

Eldrick langsung menutup mulut Aldrich, dia menatap tajam pada kembarannya.

"Kenapa dengan Yvonne?" Tanya Aelin penasaran.

"Tidak ada, kak," ucap Eldrick.

"Sebaiknya kita segera makan, tidak lama lagi jam masuk kelas," ucap Galen.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di tempat lain...

Terlihat seorang pria tampan berdiri di depan jendela kantornya, pria itu tidak lain adalah Damon. Dia membalikkan badannya dan menatap Emilio Alexander, orang kepercayaannya sekaligus asisten pribadinya.

"Cari tahu tikus-tikus yang mencari masalah dengan perusahaan ku, Emilio," ucap Damon. Karena ada beberapa orang yang mencari masalah dengan perusahaannya.

Damon salah satu pengusaha sukses di usia muda, tapi dia yang paling terkenal. Nama perusahaannya Orion company, dia juga membangun perusahaan ini tanpa campur tangan keluarga Lucenzo. Dia mendirikan perusahaan ini dengan hasil kerja kerasnya.

Damon sekarang ini berusia 27 tahun, tingginya sekitar 197 cm, tubuhnya tegap dan atletis, dadanya berotot, tangan memiliki urat dan kekar, hidung mancung, memiliki abs sekitar 8 kotak, bahu lebar, mata hitamnya setajam serigala. Dia belum memiliki kekasih, meskipun begitu sudah banyak perempuan di luar sana mengantri untuk menjadi kekasihnya atau mencalonkan diri sebagai istri.

Tapi Damon tidak tertarik dengan mereka, dia hanya tertarik dengan satu perempuan saja yang dia incar selama ini. Apalagi dia memantau nya dari jauh nama gadis itu adalah Aelin yang sudah menjadi adik tirinya.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang