11

5.8K 268 13
                                    

Sekarang Haiden dan Aelin berada di dekat kolam, tempat itu sedikit jauh dari keramaian.

"Saya ingin memberikan sesuatu kepada anda, nona muda," ucap Haiden.

"Apa itu?" tanya Aelin penasaran.

"Ini dua flashdisk untuk anda, mendiang tuan Johannes memberikan ini kepada saya sebelum beliau meninggal dunia," ucap Haiden. Pria itu memberikan 2 flashdisk hitam kepada Aelin.

"Kenapa baru memberikan ku sekarang?" tanya Aelin penasaran.

"Beliau menyuruh saya memberikan ini ketika anda sudah berusia 18 tahun, jadi saya memberi ini sekarang," jawab Haiden.

"Pasti isinya sangat penting," ucap Aelin.

"Iya, nona muda. Jaga kedua flashdisk itu dengan baik," ucap Haiden.

"Baik, uncle Haiden," ucap Aelin.

"Kalau begitu saya permisi dulu, nona muda," ucap Haiden.

"Uncle mau ke mana?" tanya Aelin.

"Saya masih harus mengurus perusahaan, nona muda," ucap Haiden.

"Jangan terlalu banyak bekerja, uncle. Kamu harus banyak beristirahat juga," ucap Aelin.

"Tentu, nona muda," ucap Haiden.

Haiden mengelus rambut Aelin sebentar, karena gadis itu sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. Tapi Haiden sudah punya anak istri, anaknya sebaya dengan Aelin.

"Lain kali berkunjung ke tempat saya, nona muda," ucap Haiden.

"Iya, uncle," ucap Aelin.

Haiden meninggalkan tempat itu, Aelin menatap kepergiannya. Lalu gadis tersebut menatap ke arah 2 flashdisk pemberian dari Haiden.

"Aku penasaran dengan isi flashdisk ini," gumam Aelin sendiri.

Aelin membalikkan badannya dan menatap Damon sudah berada di belakangnya, gadis itu sedikit terkejut.

"Sejak kapan bang Damon di sini?" tanya Aelin.

"Semenjak kalian berdua berbicara," jawab Damon.

"Oh kalau begitu ayo kita masuk, pasti teman-teman abang menunggu kita," ucap Aelin. Gadis itu memasukkan 2 flashdisk ke dalam tas branded nya.

Damon menggenggam tangan Aelin, mereka berdua masuk ke dalam ruangan. Acaranya sudah di mulai dan tamu undangan begitu banyak yang hadir.

Aelin tidak sengaja melihat Colton juga ikut hadir di sana, apalagi pria itu berjalan menghampiri mereka berdua. Dia tersenyum sinis menatap adik sepupunya.

"Senang bertemu denganmu, Aelin. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini," ucap Colton sambil tersenyum sinis.

"Oh aku juga tidak menyangka bisa bertemu denganmu, kak Colton," ucap Aelin sambil tersenyum palsu.

"Tuan muda Damon, kau harus berhati-hati pada gadis ini," ucap Colton.

Aelin sangat tahu kalau keluarga besar Lamont membenci dirinya, tapi hanya mendiang Johannes yang begitu menyayanginya.

"Aelin sudah menjadi adik ku, kalau berani macam-macam padanya. Maka kau berhadapan dengan ku," ucap Damon.

"Dia gadis yang licik dan pura-pura polos," ucap Colton menatap Aelin dengan penuh kebencian.

"Jaga ucapan, tuan muda Colton. Aku tidak akan segan-segan merobek mulut mu," ucap Damon yang mulai tersulut emosi.

"Bang, sudah. Sebaiknya kita pulang saja," ucap Aelin. Gadis itu menarik tangan Damon untuk meninggalkan pesta.

Damon menatap Colton dengan tatapan tajam, dia ingin sekali menembak kepala pria itu dengan pistol kesayangan. Damon memiliki organisasi mafia yang terkenal di benua Eropa, Amerika, dan Asia. Nama organisasi mafianya adalah King Lucifer, organisasi mafia ini terkenal sangat beringas dan kejam. Tidak ada yang berani macam-macam dengan mafia milik Damon kecuali yang tidak sayang nyawa.

Terlihat Linus, Rafael, dan Andre menyusul mereka berdua keluar dari restoran. Ketiga pria itu penasaran kenapa Damon dan Aelin pergi dari pesta.

"Kenapa cepat sekali pulangnya?" tanya Linus penasaran.

Damon menatap Aelin, pria itu sangat tahu kalau Colton begitu membenci gadisnya. Dan dia tidak mau membuat kegaduhan di pesta sahabatnya.

"Aelin tiba-tiba kurang enak badan, jadi aku dan dia harus kembali," jawab Damon.

"Kalau begitu hati-hati di jalan," ucap Linus.

Damon membuka pintu mobilnya dan Aelin masuk ke dalam, lalu Damon berjalan masuk ke mobil. Pria itu menjalankan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

Selama dalam perjalanan menuju ke mansion, Aelin menatap ke arah luar jendela mobil. Gadis itu tidak menyangka bisa bertemu dengan kakak sepupunya lagi.

"Apakah kak Colton rekan bisnis pemilik pesta tadi?" Aelin menatap ke arah Damon yang fokus mengemudi mobilnya.

"Iya, tapi baru sebulan," jawab Damon.

"Apakah kak Colton juga menjalin kerjasama dengan bang Damon?" tanya Aelin.

"Tidak, untuk apa aku menjalin kerjasama dengan perusahaan miliknya," ucap Damon. Pria itu menatap Aelin sebentar, lalu fokus mengemudi.

"Bang, aku lapar," ucap Aelin.

"Kalau begitu kita singgah di restoran tempat ku biasanya, kita akan dinner di sana," ucap Damon.

"Iya, bang," ucap Aelin.

Damon memutar arah tujuan mereka berdua, pria itu menuju ke tempat restoran tempat dia makan malam.

Tidak lama kemudian mereka berdua tiba di restoran mewah, Damon dan Aelin keluar dari mobil.

'ini 'kan restoran tempat di mana aku dan Aiden sering dinner,' batin Aelin.

"Ayo masuk," ucap Damon.

Saat memasuki restoran itu, Aelin menatap Aiden yang menyuapi Yvonne di meja paling pojok. Dia menatap datar melihat mereka berdua.

"Ayo, Aelin," ucap Damon menatap Aelin.

Aelin mengikuti Damon dari belakang, Aiden merasakan keberadaan kekasih pertamanya. Saat mencari keberadaan Aelin, pemuda itu hanya menatap sepasang kekasih yang masuk ke dalam lift.

Aiden tidak tahu kalau sepasang kekasih itu adalah Damon dan Aelin, karena pemuda itu tidak pernah melihat kekasih pertamanya bernampilan begitu berbeda.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

Kalian penasaran dengan 2 isi flashdisk kan?

Kira-kira apa isinya?

CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang