6

6.7K 275 12
                                    

Tidak lama kemudian bel pulang sekolah pun berbunyi, semua murid keluar dari kelasnya masing-masing. Aelin dan Galen menuju ke parkiran sekolah bersama, kini mereka berdua sudah tiba di sana.

"Sayang, mau aku antar pulang?" Aiden berjalan menghampiri Aelin.

"Tidak perlu," jawab Aelin.

"Kenapa sayang?" Tanya Aiden penasaran.

Tin

Tin

Terlihat sebuah mobil Mercedez Benz memasuki parkiran sekolah dan singgah di depan Aelin, semua murid di sana penasaran siapa yang menjemput gadis itu.

"Lain kali saja kau mengantar ku pulang, Aiden," ucap Aelin. Gadis itu menatap ke Aiden sebentar, lalu dia masuk ke dalam mobil.

Mobil tersebut meninggalkan tempat itu, Aiden penasaran siapa yang menjemput Aelin. Padahal dia ingin sekali berduaan dengan kekasihnya, sedangkan Galen hanya memasang wajah datarnya.

Terlihat Aldrich dan Eldrick berlari menuju Galen, mereka berdua sampai terengah-engah karena berlari.

"Di mana kak Lin?" Tanya Aldrich sambil mencari keberadaan Aelin.

"Dia sudah di jemput," jawab Galen dengan datar.

"Siapa yang menjemputnya?" Tanya Aldrich.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya itu orang terdekat Aelin," ucap Galen.

"Sayang, maukah kau mengantar ku pulang?"

Yvonne langsung bergelayut di lengan Aiden, lalu pemuda itu mengangguk kepalanya.

"Kita pulang," ucap Galen.

Galen menaiki motor sportnya, lalu di susul Aldrich dan Eldrick. Mereka bertiga meninggalkan tempat itu.

⭐⭐⭐⭐⭐

Aelin menatap ke arah luar jendela mobil, lalu dia menatap ke arah seorang pria tampan yang mengemudi mobil.

"Bagaimana perusahaan papa, uncle Haiden?" Tanya Aelin.

"Perusahaan milik mendiang tuan besar masih stabil, nona muda. Juga ada investor yang ingin mengajak kerjasama dengan perusahaan," jawab Haiden Alexander. Orang kepercayaan sekaligus asisten pribadi mendiang papa Aelin, dia juga yang sementara mengelola perusahaan milik mendiang papa Aelin karena Aelin belum legal memimpin perusahaan. Tapi sesekali Aelin datang berkunjung ke perusahaan milik mendiang sang papa.

"Baguslah kalau begitu," ucap Aelin.

"Bagaimana hari anda bersama keluarga baru anda, nona muda?" Tanya Haiden.

"Cukup baik, uncle Haiden," jawab Aelin.

"Saya sangat mendengarnya, nona muda," ucap Haiden.

"Apakah uncle sudah menemukan orang itu?" Tanya Aelin.

"Saya masih berusaha mencarinya dan saya juga sudah menyuruh para bawahan saya untuk mencari orang itu, nona muda," jawab Haiden.

"Tolong antar aku ke makam papa, aku ingin berkunjung sebentar," ucap Aelin.

"Baik, nona muda," ucap Haiden.

Haiden langsung belok kanan dan melaju ke arah pemakaman, tidak lama kemudian mereka tiba di pemakaman umum.

Aelin keluar dari mobil dan berjalan menuju ke makam mendiang sang ayah, Haiden menunggu di parkiran saja.

Aelin berada di depan nisan yang bertuliskan nama Johannes Lamont, gadis itu berlutut di pusara sang ayah.

"Papa, apa kabar di sana?papa pasti sudah senang di sana dan tidak merasakan sakit lagi," gumam Aelin sambil mengelus nisan sang papa.

"Pa, aku akan berusaha mencari tahu siapa orang yang melakukan ini kepada mu. Tolong bimbing aku dan membalas atas kematian mu," lanjutnya.

Aelin mengepal erat kedua tangannya, matanya penuh dengan tatapan amarah. Karena mendiang Johannes meninggal dunia bukan serangan jantung tapi di racuni seseorang, sampai sekarang belum tahu siapa pelakunya. Tapi yang tahu hal ini adalah Aelin dan Haiden.

"Kalau orang itu orang terdekat kita, maka aku tidak akan memaafkannya karena sudah membuat papa meninggal dunia," gumam Aelin.

"Papa, aku pamit dulu ya. Kapan-kapan aku akan ke sini lagi, aku merindukanmu papa," lanjutnya.

Aelin beranjak dari tempat itu dan berjalan menuju ke parkiran, lalu Haiden membuka pintu mobil untuk nona mudanya. Gadis tersebut masuk ke dalam mobil, Haiden segera masuk ke mobil dan meninggalkan area pemakaman.

⭐⭐⭐⭐⭐

Di mansion utama Lamont...

Terlihat beberapa orang yang sedang berkumpul di ruang keluarga, tempat itu penuh dengan suasana begitu menegang.

"Dia sudah meninggal dunia sekitar 3 tahun yang lalu karena serangan jantung, anakku yang malang," ucap Olivia Lamont ibu mendiang Johannes dan oma Aelin.

"Istrinya menikah lagi dengan seorang duda, kalau tidak salah namanya adalah Kaysen," ucap Mason Lamont ayah mendiang Johannes dan opa Aelin.

"Ku dengar-dengar anak itu ikut bersama Elena," ucap Miles Lamont adik mendiang Johannes.

"Dia juga pindah ke sekolah milik keluarga Lucenzo," ucap Colton Lamont anak Miles.

"Dia benar-benar sangat beruntung," ucap Luca Lamont adik Colton.

"Anak itu benar-benar sangat mirip dengan dia, aku begitu membencinya," ucap Olivia.

"Mommy sebaiknya jangan kembali mengingatnya," ucap Miles.

"Tapi gara-gara dia, anak itu hadir di keluarga kita dan kita kehilangannya," ucap Olivia.

"Sayang, jangan mengingat masa lalu itu. Anak itu sudah bersama keluarga barunya," ucap Mason.

"Itu benar, oma," ucap Luca.

Aelin begitu dibenci oleh keluarga besar mendiang sang papa, tapi dia tidak menaruh benci kepada mereka. Karena mereka juga masih tetap keluarganya, apalagi mendiang Johannes selalu mengajarkan rendah hati dan baik kepadanya.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang