27

5.5K 301 22
                                    

Di mansion Josiah...

Mansion Josiah tampak begitu berantakan, pecahan guci-guci mahal sudah berserakan di lantai. Para maid dan bodyguard tidak ada yang berani memasuki mansion.

"Sialan!siapa yang sudah berani melakukan semua ini?! ucap Harris sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Sayang."

Luna berjalan menghampiri Harris, tapi pria itu menatap tajam ke arahnya sehingga membuat dia menjaga jarak suaminya.

"Kenapa kau berselingkuh, wanita sialan?" Harris menatap Luna dengan tatapan sedih, dia begitu mencintai istrinya tapi wanita itu mengkhianatinya.

"Maaf, sayang. Aku menyesal," ucap Luna dengan penuh sesal.

"Kau benar-benar wanita tidak tahu diri, apakah semua perhatian ku selama ini kurang untuk mu?aku selalu menuruti apa yang kau mau," ucap Harris menatap Luna dengan tatapan terluka.

"Aku menyesal, sayang," ucap Luna.

"Pergi dari hadapanku, aku pusing memikirkan masalah ini. Apalagi Yvonne belum ditemukan juga," ucap Harris.

Luna meninggalkan Harris sendiri di ruang keluarga, wanita itu sangat kesal dengan orang yang sudah mengungkapkan perselingkuhannya.

Harris menatap ke arah pigura foto keluarganya yang terpajang di dinding, terlihat dia dan keluarga kecilnya tampak begitu bahagia di sana.

"Apakah ini karma ku karena sudah membunuh mu, Johannes?aku sangat menyesal, seharusnya aku tidak membunuhmu. Aku menyesal," gumam Harris dengan penuh menyesal.

Harris memiliki masa lalu yang buruk, dia selalu dipaksa kedua orang tuanya untuk menjadi orang yang sempurna, harus mendapatkan nilai tertinggi. Dia sangat iri dengan anak-anak di luar sana yang mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka, tidak jarang Harris dihukum cambuk dan di kurung tanpa di beri makan selama 2 hari.

Saat pertama kali Harris bertemu dengan Johannes, dia sangat membenci pria itu karena disayang oleh keluarganya bahkan orang tua Harris memujinya. Johannes mengajak Harris berteman, awalnya dia menolak tapi karena melihat Johannes terus mengikutinya. Dia mulai terbuka dengan pria itu dan berteman baik.

Lama-kelamaan Harris mulai berubah, tapi saat dia menikah dengan Luna. Wanita selalu menyuruh dia lebih unggul dari Johannes, mulai dari situ Harris kembali membenci Johannes.

Luna juga yang menyuruh Harris untuk meracuni Johannes, dia pun melakukannya.

  Harris benar-benar menyesal karena sudah membunuh Johannes, seharusnya dia tidak mendengar ucapan Luna. Pria itu menangis dalam diam.

⭐⭐⭐⭐⭐

D

i mansion Lamont...

Damon datang berkunjung ke mansion Lamont sambil membawa sebuket bunga mawar biru untuk Aelin, pria itu memasuki mansion dan melihat Ronan sedang berbicara dengan Aelin.

"Ada gerangan apa kau datang ke sini, Ronan?"

Aelin dan Ronan berhenti berbicara, mereka berdua menatap ke arah Damon yang sudah memasang wajah datarnya.

"Bang Damon," ucap Aelin.

"Untuk mu, baby." Damon memberikan buket bunga mawar biru kepada Aelin.

"Terima kasih, bang Damon," ucap Aelin sambil tersenyum tipis. Dia tidak menyangka Damon membawa bunga mawar biru, karena dia begitu menyukai bunga tersebut.

"Sama-sama, baby." Damon mencubit pipi Aelin dengan lembut, lalu pria itu duduk di samping gadisnya.

Ronan langsung menyadari bahwa Damon menyimpan perasaan kepada Aelin, sedangkan gadis itu sedikit salah tingkah dengan perlakuannya.

"Jadi kenapa kau datang ke sini?" Damon menatap ke arah Ronan.

"Apakah aku salah untuk menemui adik ku?" Ronan sambil bersedekap dada menatap Damon.

"Kemana saja kau selama ini?" tanya Damon menatap Ronan dengan tatapan sinis.

"Kalian berdua jangan bertengkar di sini," ucap Aelin.

"Aelin, kekasih mu yang duluan menantang ku," ucap Ronan menatap sinis Damon.

"Bang Damon bukan kekasih ku, bang Ronan," ucap Aelin.

Damon menjadi marah mendengar ucapan Aelin, dia langsung menarik gadis itu ke pangkuannya dan mencium bibirnya.

Ronan meninggalkan tempat itu karena dia tidak mau ikut campur urusan Damon dan Aelin, apalagi urusannya dengan Aelin sudah selesai.

Damon terus mencium bibir Aelin dengan penuh nafsu, hingga lenguhan lirih gadis itu terdengar.

Beberapa menit kemudian, Damon melepaskan ciumannya. Pria itu menatap Aelin yang terengah-engah karena ciuman panjang mereka.

"Jangan berbicara seperti itu, you are mine," ucap Damon menatap Aelin dengan tatapan intimidasi.

"Tapi..."

"Aku tidak mau mendengar penolakan mu, baby," ucap Damon sambil mengelus pipi Aelin dengan ibu jarinya.

"Bagaimana dengan Daddy dan mama? keluarga Lucenzo lainnya?" tanya Aelin menatap Damon.

"Kamu tidak perlu khawatir, mereka sudah tahu semuanya. Jadi kita bisa menjalin hubungan, tapi mama belum abang bilang," ucap Damon.

Aelin terdiam mendengar ucapan Damon, dia tidak menyangka keluarga Lucenzo sudah tahu kalau Damon menyukainya. Gadis itu langsung memerah.

Damon terkekeh geli melihat Aelin yang memerah tampak begitu menggemaskan di matanya, pria itu mengecup bibir gadisnya. Dia benar-benar candu dengan bibir manis Aelin.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

Maaf kalau Chapter ini sedikit.



CRAZY STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang