BAB 19 : "Menemukan Jalan Pulang"

17 10 0
                                    

Arga dan Nisa terus melangkah, mengikuti jejak cahaya bintang yang kini bersinar di dalam hati Arga. Setiap detak langkah mereka menggema di antara pepohonan, menciptakan harmoni yang menyatu dengan alam. Suara gemerisik daun dan desiran angin seakan mengucapkan selamat datang kepada mereka.

“Setelah menemukan simbol, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?” tanya Arga, semangatnya membara. Ia merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya, seolah bintang yang ia pilih telah memberi dorongan untuk meneruskan perjalanan.

“Kita akan melanjutkan pencarian menuju sumber kebenaran,” jawab Nisa. “Kau perlu menemukan tempat di mana semuanya terhubung—tempat di mana kau bisa berkomunikasi dengan jiwamu dan menemukan jalan pulang.”

Mereka berdua menelusuri lorong-lorong yang dipenuhi cahaya lembut, semakin dalam ke dalam hutan yang magis. Sesekali, Arga menjenguk ke arah Nisa, berusaha menemukan petunjuk tentang perjalanan ini. Perasaan berdebar di dadanya bertambah kuat, namun kini ia tidak merasa sendirian.

“Apakah kau merasakan sesuatu?” Nisa bertanya, memperhatikan perubahan raut wajah Arga.

“Ya, sepertinya ada sesuatu yang menarik perhatian di depan,” jawab Arga, menunjuk ke arah cahaya yang semakin menyala di antara pepohonan. Mereka berdua bergerak cepat, langkah mereka semakin mantap.

Ketika mereka mendekati sumber cahaya, mereka menemukan sebuah danau kecil yang tenang, airnya berkilauan seperti cermin di bawah cahaya bulan. “Inilah tempatnya,” ujar Nisa dengan suara lembut. “Di sini, kau bisa menemukan kedamaian dan mengenali dirimu lebih dalam.”

Arga terpesona melihat keindahan danau itu. “Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanyanya, penuh harap.

“Cobalah untuk merenung,” kata Nisa. “Tataplah air itu dan biarkan pikiranmu mengalir. Di dalam refleksi itu, kau akan melihat jawaban yang selama ini kau cari.”

Arga mengangguk dan melangkah menuju tepi danau. Ia duduk bersila, menatap air yang tenang. Dalam keheningan, ia mulai meresapi setiap perasaan yang hadir. Gema suaranya terpantul kembali, seolah air itu sedang mendengarkan setiap kata.

“Aku pernah merasa hilang,” ia mulai mengungkapkan, suara hatinya bergema. “Ketakutan dan keraguan membuatku tidak percaya diri. Namun kini, dengan simbol bintang ini, aku ingin menemukan diriku yang sesungguhnya.”

Setiap kata yang Arga ucapkan menembus permukaan air, menciptakan riak-riak kecil. Saat ia merenung lebih dalam, bayangannya mulai terlihat dalam air, tampak lebih jelas dan penuh warna. Ia melihat berbagai momen—ketika ia berjuang, ketika ia jatuh, dan saat-saat ketika harapan muncul kembali.

Tiba-tiba, Arga merasakan kehadiran yang hangat. “Kau tidak sendirian,” suara lembut terdengar, dan ia menyadari itu adalah suara Nisa. “Setiap bagian dari dirimu memiliki makna. Jangan ragu untuk menerimanya.”

Air danau mulai bergetar, dan Arga melihat gambaran-gambaran masa lalunya—perjuangan, kegagalan, tetapi juga cinta dan keberanian yang pernah ia tunjukkan. “Aku harus belajar dari semua ini,” ujarnya, semakin yakin. “Setiap pengalaman membentuk diriku.”

“Betul sekali,” Nisa menambahkan, berdiri di samping Arga. “Dengan menerima masa lalu, kau bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah. Sekarang, saatnya untuk menghubungkan jiwamu dengan cahaya yang telah kau pilih.”

Arga merasakan gelombang energi yang menembus dirinya, mengalir melalui setiap sel. Ia menyadari bahwa keberanian dan cinta telah menyatu dalam jiwanya. “Aku akan menciptakan masa depan yang penuh harapan,” katanya, suaranya semakin mantap.

Kemudian, cahaya dari simbol bintang yang ia pilih semakin bersinar terang. Arga menutup matanya, membiarkan cahaya itu mengisi ruang kosong dalam hatinya. Dalam keheningan, ia merasakan perubahan yang mendalam. Semua beban yang pernah mengikatnya kini terasa ringan, seolah terangkat oleh angin.

“Selamat, Arga. Kau telah menemukan jalan pulang ke dirimu,” Nisa mengucapkan kata-kata penuh kekaguman. “Setiap langkahmu kini diiringi oleh cahaya.”

Dengan penuh keyakinan, Arga membuka matanya. Ia melihat kembali ke permukaan danau yang berkilauan, dan kini ia merasakan kekuatan baru dalam dirinya. “Mari kita teruskan perjalanan ini,” ucapnya dengan semangat.

Dengan hati yang penuh harapan dan keberanian, mereka berdua melanjutkan langkah menuju cahaya di ujung hutan. Arga tahu bahwa ia telah melewati fase yang penting dalam hidupnya, dan kini, dengan simbol bintang yang bersinar dalam hati, ia siap untuk menyongsong petualangan yang lebih besar lagi.

SANG BONEKA KERAJAAN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang