Setelah berhasil melewati ujian Kegelapan, Arga dan Nisa melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat baru. Namun, ketika mereka melangkah lebih jauh, suasana di sekitar mereka mulai berubah lagi. Tanah yang tadinya lembab kini menjadi kering, dan udara terasa lebih panas.
Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah ruangan terbuka, dan di sana, mereka menemukan sosok yang sudah dikenali. Boneka kayu yang dulunya mereka temui di istana, kini berdiri di antara pepohonan dengan senyum ceria.
“Boneka Bijak!” seru Nisa, melangkah maju dengan penuh rasa gembira. “Kau di sini!”
“Aku senang melihat kalian kembali,” jawab boneka itu dengan suara lembut namun penuh wibawa. “Aku menunggu kedatangan kalian setelah pertemuan dengan Kegelapan. Ternyata kalian telah menunjukkan keberanian yang luar biasa.”
“Terima kasih. Kami berhasil menghadapi ketakutan kami,” kata Arga, merasa bangga sekaligus lega.
Boneka itu mengangguk. “Namun, perjalanan kalian belum berakhir. Masih ada banyak hal yang perlu kalian pelajari dan hadapi. Kalian harus terus mencari arti dari tujuan kalian.”
“Apa yang harus kami lakukan selanjutnya?” tanya Nisa, penuh rasa ingin tahu.
“Untuk melanjutkan, kalian perlu memahami kekuatan dalam diri kalian. Mari kita lakukan perjalanan penemuan diri,” jawab Boneka Bijak, mengulurkan tangan.
Tanpa ragu, Arga dan Nisa menggenggam tangan boneka itu, dan tiba-tiba, cahaya berpendar menyelimuti mereka. Dalam sekejap, mereka berada di dalam ruang yang dikelilingi oleh kenangan. Momen-momen penting dari perjalanan mereka muncul satu per satu—kegagalan, kesedihan, dan kebahagiaan.
Arga melihat dirinya kecil, berdiri di panggung, berusaha menyanyikan lagu namun terjatuh dan ditertawakan teman-temannya. Rasa malu dan ketidakpercayaan diri mengisi hatinya. Nisa, di sisi lain, melihat momen ketika ia sendirian, merasa tidak berarti di tengah keramaian.
“Jangan lari dari kenangan ini. Terimalah bahwa itu adalah bagian dari diri kalian,” kata Boneka Bijak, suaranya lembut namun tegas. “Setiap pengalaman membentuk kalian menjadi lebih kuat.”
Arga dan Nisa saling menggenggam tangan, mengingat semua kesalahan dan rasa sakit yang telah mereka lewati. Mereka menyadari bahwa meski sulit, pengalaman-pengalaman itu membantu mereka tumbuh.
“Ini adalah perjalanan kita,” kata Nisa, suaranya kini penuh keyakinan. “Kami tidak akan membiarkan masa lalu mendefinisikan kami.”
Boneka Bijak tersenyum bangga. “Bagus! Ingat, keberanian tidak selalu berarti tidak merasa takut. Keberanian adalah tentang menghadapi ketakutan itu.”
Ketika cahaya-cahaya itu mereda, Arga dan Nisa merasakan kelegaan dan kepercayaan diri yang baru. “Terima kasih, Boneka Bijak. Kami akan mengingat pesanmu,” kata Arga.
“Sekarang, kalian siap untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Astara. Ingatlah, kekuatan sejati datang dari dalam diri kalian. Jangan pernah meragukan potensi yang kalian miliki,” ucap Boneka Bijak sebelum mereka melanjutkan perjalanan.
Dengan semangat baru, Arga dan Nisa melanjutkan perjalanan mereka, kini menyadari bahwa meskipun jalan yang mereka tempuh tidak mudah, mereka tidak sendirian. Dengan bantuan Boneka Bijak dan satu sama lain, mereka siap menghadapi apa pun yang ada di depan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/376672974-288-k305944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG BONEKA KERAJAAN [END]
Fantasy⚠️Sebelum baca follow akun saya dulu⚠️ JANGAN PLAGIAT KARYA SAYA YA!! Sinopsis : Di sebuah lembah tersembunyi, berdiri kastil megah yang terbungkus oleh misteri dan legenda. Boneka kecil yang selalu tersenyum duduk di tangga besar, menyimpan rahasia...