44. PERCERAIAN

264 77 9
                                    

Sudah terhitung 14 hari Rigel dan Giselle tidak bertemu sejak kejadian dimana Giselle tahu bahwa Rigel penyebab kematian ayahnya. Hari ini Giselle akan mendatangi pengadilan untuk mengurus perceraiannya dengan Rigel. Rigel sepakat untuk bercerai dengan Giselle karena harus merelakan Giselle menjalani kehidupan yang bahagia. Walaupun hati nya masih mencintai Giselle sedalam itu.

Rigel datang menemui Giselle dan keluarga Giselle untuk meminfa maaf dengan apa yang sudah dirinya perbuat. Dan Rigel berkata bahwa ia akan menyerahkan dirinya kekantor polisi setelah selesai mengurus perceraian.

Mereka mengerti akan hal itu. Giselle sebenarnya masih tidak menyangka dengan semua ini. Tetapi apa boleh buat? Ketika Rigel sudah mengatakan yang sejujurnya kepada dan Cakra mengatakan hal yang sama. Giselle belum bisa menerima Rigel karena sudah berbuat seperti itu kepada ayahnya.

Hati Giselle seakan tertutup setelah mengetahui itu semua. Giselle sakit hati sangat sakit. Laki - laki yang ia cintai dan bisa menggantikan kasih sayang ayahnya ternyata dalang dibalik ini semua.

Giselle menoleh ketika mendengar suara Rigel yang baru saja datang kepengadilan disana. Giselle bisa melihat bahwa tubuh Rigel sangat kurus dan rambut yang sudah tidak tertata rapih disana.

Sangat menyayat hati sebenarnya. Mereka harus berpisah dengan hati yang saling mencintai.

"Apakabar Sel?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Rigel membuat Giselle terdiam. Rigel tersenyum miris karena melihat Giselle yang tidak merespon pertanyaannya.

"Aku minta maaf atas semua kesalahan aku sama kamu. Aku minta maaf karena udah gagal mempertahankan rumah tangga kita dan aku juga minta maaf karena udah nggak jujur sama kamu selama ini."

"Kita berpisah ya? Jalanin hidup kamu dengan penuh kebahagiaan Sel. InsyaAllah aku ikhlas , tapi beri aku waktu ya untuk ikhlasin tentang kita."

"Aku akan selalu mencintai kamu."

Giselle hanya diam saja mendengarkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Rigel. Giselle mendadak ingin menangis karena hati nya merasakan sesak.

Sidang perceraian pun dimulai membuat mereka mengurusnya dengan perasaan campur aduk.

Rigel mengusap air matanya kasar yang menetes begitu saja. Rasanya sangat sakit harus berpisah dalam keadaan seperti ini.

Lebih sakitnya lagi ia tidak bisa menemani proses melahirkan anaknya yang berada dalam kandungan Giselle. Dan ia sangat sedih jika suatu saat tidak bisa melihat perkembangan sang anak.

Giselle melirik Rigel yang mengusap air matanya disana membuat Giselle meneteskan air matanya. Bagaimanapun Rigel adalah orang yang pernah membuatnya bahagia.

Mungkin ini adalah jalan mereka berdua. Kalau memang jodoh pasti akan bertemu kembali tetapi kalau tidak , terimakasih karena sudah pernah hadir dalam kebahagiaan.

○○○○

Mereka berdua sudah resmi bercerai saat ini. Rigel sedari tadi memperhatikan Giselle yang menunjukan wajah datarnya itu. Mereka berdua berada di depan ruangan itu yang keadaannya sangat sepi.

Rigel memberanikan diri untuk berjalan mendekati Giselle yang duduk disana. Rigel mendudukan dirinya di sebelah Giselle membuat Giselle menoleh kearahnya lalu kembali menatap lurus kedepan.

"Aku mau bicara sama kamu boleh?"

"Apa lagi yang harus dibicarakan?"

Rigel menghela nafasnya berat mendengar perkataan Giselle kepadanya. Rigel menatap wajah samping Giselle yang sangat cantik itu.

RIGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang