Hari ini Rigel mengajak Giselle pindahan kerumah baru milik mereka berdua waktu hadiah pernikahan dari Keenan. Bukan hanya Giselle saja tetapi disana ada Gema dan juga Cakra yang akan membantu mereka pindahan walaupun mereka berdua kesal melihat kebersamaan Rigel dengan Giselle.
"Kamu duduk aja disini sayang , biar aku yang beresin semua nya." ucap Rigel lalu mendudukan Giselle di sofa yang sudah rapih itu.
"Alay." sahut Cakra.
"Bacot banget jomblo." ucap Rigel dengan kesal.
"Eh lo-"
"Cakra udah. Jangan ribut terus dong kalian , Giselle capek tahu dengernya." kata Giselle memotong ucapan Cakra.
Cakra menghembuskan nafasnya lalu mengangguk dan melanjutkan kegiatan merapihkan lemari disana.
Gema diam - diam memperhatikan Giselle yang tampak bahagia. Gema sangat bersyukur jika Giselle kembali merasakan bahagia dan ceria. Gema sangat senang sekali melihat perkembangan dari sang adik.
"Kehamilan lo udah berapa bulan?" pertanyaan dari Gema membuat mereka bertiga menatap Gema.
Rigel menaikan sebelah alisnya mendengar pertanyaan dari Gema. Sedangkan Cakra hanya menatapnya sebentar lalu kembali membantu Rigel.
"Mau jalan dua bulan Kak." sahut Giselle dengan lembut.
"Dijaga baik - baik ya , lo nggak boleh kecapean. Harus selalu bahagia dan sehat Sel. Lo sehat anak lo udah pasti akan sehat juga." ucap Gema dengan penuh perhatian itu kembali membuat Cakra dan Rigel menatap Gema.
Rigel menatap Gema penuh selidik karena Rigel tidak pernah melihat Gema seperhatian itu kepada seseorang. Apakah Gema menyukai Giselle? Pikirnya.
Sedangkan Cakra bingung dengan sikap Gema kepada Giselle. Apakah Gema memiliki perasaan kepada Giselle? Pikirnya.
"Terimakasih atas perhatiannya Kak Gema. Aku akan inget ucapan Kak Gema kok." balas Giselle dengan senyuman dan dibalas senyum oleh Gema.
"Nggak perlu segitunya kali , ada suami nya yang akan nasehatin Giselle." kata Rigel dengan datar.
"Kuping gue panas ngedengar lo yang sok jadi suami yang baik disini. Inget dong sama apa yang udah lo lakuin ke Giselle! Gue yakin lo nggak lupa , pernah nyiram Giselle pakai kuah bakso kan lo? Najis banget gue sama lo." ucap Cakra tiba - tiba.
Giselle terdiam mendengar ucapan Cakra barusan. Rigel hanya bisa mematung dengan ucapan Cakra yang membuat dirinya merasakan bersalah karena sifat buruknya itu.
"Gue sahabatnya Giselle disini Gel. Gue lebih dulu kenal Giselle dibanding lo! Gue nggak mau sahabat gue disakitin untuk yang kedua kalinya sama sampah kayak lo. Sorry kalau omongan gue nyakitin hati lo , tapi itu fakta nya."
"Maafin semua kesalahan yang udah gue perbuat sama sahabat lo Cak. Gue nggak akan capek untuk minta maaf sama Giselle." sahut Rigel.
"Susah untuk gue maafin lo." Cakra melangkahkan kaki nya menuju luar rumah Rigel lalu mendudukan dirinya di kursi depan rumah itu.
Gema memilih untuk berjalan kearah dapur dan membereskan dapur disana. Gema tidak ingin dirinya terpancing lalu keceplosan tentang siapa dirinya. Karena belum waktunya untuk Giselle tahu siapa dirinya.
Rigel berjalan mendekati Giselle yang terduduk di sofa lalu mendudukan dirinya di bawah Giselle dan tanpa berbicara apapun mengecup kaki Giselle membuat Giselle terkejut.
Giselle melihat punggung Rigel yang bergetar dan juga isak tangis Rigel disana. Rigel mengecup kaki Giselle berkali - kali dengan air mata yang menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGEL (END)
Teen FictionMenceritakan tentang cewek yang di bully oleh sekumpulan geng motor.