24. Hadiah

57 5 0
                                    

Pagi kali ini. Dia ingin dateng ke sekolah lebih pagi dari biasanya. karena dia sudah sangat tidak sabar menagih hadiahnya pada Jang-won.

Saat sampai di sekolah, dia langsung menghampiri kelas Jang-won. Sekarang pukul 6:35 AM. Berarti kelas masih sangat sepi.

Oh iya, Jang-won dan Hee-na tidak berangkat bersama hari ini. Entah mengapa Hee-na ingin berangkat sendiri, walaupun Jang-won menawarkan menjemputnya.

Benar saja, Jang-won sudah terduduk di tempat duduk nya di kelas.

"Sayang!" Panggil Hee-na. Tapi nadanya lebih ke arah berteriak.

Jang-won sontak kaget dengan suara Hee-na yang kencang bagaikan toa itu.

Jang-won yang tadinya lagi tidur dengan posisi kepalanya bertumpu di tangannya yang di atas mejanya pun langsung terbangun dari tidurnya. "Kaget!" Kesal Jang-won.

"Ya maaf," Sahutnya.

"Kenapa?" Tanya Jang-won.

Hee-na menyunggingkan senyum di wajahnya. Hal itu membuat Jang-won tau apa maksud senyuman itu.

"Pulang sekolah aja ya" Ujarnya.

Hee-na langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi murung. "Kok gitu?"

"Hadiahnya ada di rumah. Aku lupa bawa" Jawabnya sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Gawat! Hee-na bisa ngambek kalo gini.

"KOK BISA LUPA SIH!?" Bentak Hee-na.

"Ya maaf, sayang. Namanya juga lupa" Jang-won meraih tangan Hee-na.

"Hadiahnya entar malam aja ya? Sekalian nonton bioskop, Ya? Janji deh aku gabakal lupa lagi.. Oke? Ya sayang??" Bujuk Jang-won seraya menggenggam tangan Hee-na.

Hee-na menghela nafas berat.
"Oke, fine. Tapi kalo kamu sampe lupa lagi. Aku gamau ketemu kamu satu bulan!" Ancamnya.

"Iya, sayang. Janji gabakal lupa lagi.."

***

Jam pulang sekolah tiba. Bel yang sangat amat dinantikan semua murid akhirnya berbunyi. Tanda saat nya pulang. Sebagai tanda bahwa pelajaran hari ini telah selesai.

Semua murid langsung keluar dari kelasnya setelah membereskan barang-barang mereka ke dalam tas.

Saat itu Hee-na dan Jang-won tidak pulang bersama. Karena, nanti malam mereka akan pergi ke mall untuk menonton bioskop bersama.

Jadi agar tidak terlalu menyita waktu. Hee-na menyuruh Jang-won untuk langsung kerumah nya saja bersiap-siap dan tak perlu mengantarnya terlebih dahulu.

Awalnya Jang-won menolak. Sebagai lelaki, ia harus setia mengantar sang kekasih pulang dengan aman. Tapi, Hee-na tetap menyuruh Jang-won langsung kembali ke rumahnya saja. Karena, jika Jang-won mengantar Hee-na terlebih dahulu itu hanya akan menyita banyak waktu menurut Hee-na.

Pada akhirnya, Jang-won menuruti apa kata sang kekasih. Ia pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap. Begitupun dengan Hee-na.

Beberapa jam kemudian. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sedangkan mereka janjian pukul setengah 8 malam. Harusnya masih ada sisa waktu 30 menit lagi. Tapi, Jang-won sekarang telah sampai di rumah Hee-na untuk menjemputnya. Yang dimana Hee-na belum selesai bersiap-siap. Bagaimana tidak, harusnya masih ada sisa waktu 30 menit lagi pikir Hee-na. Tapi Jang-won malah datang 30 menit lebih awal.

Tapi setidaknya itu lebih baik di banding terlambat kan?

Saat itu juga, Jang-won memberikan sebuah paper bag yang berisikan sesuatu. Hee-na memutuskan untuk menyimpannya di kamar dulu dan membukanya nanti saja saat ia sudah kembali ke rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang