02. Pacar

484 87 38
                                    

Jungkook segera menyelesaikan makannya, bukan karena dia tidak suka makanannya atau tempatnya. Ini karena Jungkook terdesak dengan situasi yang menganggunya. Dia bangkit dan berdiri meski kelasnya masih tiga puluh menit lagi di mulainya.

Dia berjalan melewati beberapa anak yang melihat dirinya dengan tatapan kagum. Suara bisik-bisik itu mengiringinya setiap saat. Sesekali entah siapa menyapanya di jalan. Jungkook hanya meresponnya dengan senyuman tipis.

Tatapannya sempat terpaku satu sosok, namun hanya sepersekian detik karena lawannya langsung memalingkan wajahnya karena tidak berani menatapnya lebih lama.

Jungkook melewati semua orang tanpa ekspresi seperti biasanya.

"Ganteng banget ngga sih Jeon Jungkook," meja di samping teman-teman Seokjin mulai membicarakannya.

"Gue ngga denger dia udah punya gebetan selama di sini loh, ngga mungkin yang begitu jomblo kan?" salah satu dari mereka ikut berkomentar.

"Pasti pacarnya di antara Three Witches gue rasa," dengan yakin mereka menyimpulkan sendiri mengenai pacar Jungkook.

Three Witches yang di maksud adalah trio Karina, Wonyoung, dan Yuna. Trio yang membuat semua orang tersihir karena kecantikannya. Setelah Jungkook beranjak, teman yang lain mengikuti mereka dari belakang.

Mereka semua tampan dan cantik, tapi masalah pesona dan pengaruh sepertinya Jungkook adalah pemimpin mereka. Kemanapun dia pergi di sudut kampus ini, mereka akan membuntutinya, jadi tidak ada celah untuk orang lain bisa mendekati Jungkook selain berurusan dengan mereka juga.

"Karina lebih cocok sama Jungkook kali ya, selevel gitu soal wajah sama kepinterannya," obrolan terus berlanjut.

"Wonyoung juga cantik banget, hampir sempurna, tapi gue rasa dia ngga begitu suka bikin komitmen sama cowo,"

"Nah, mungkin dengan alasan itu mereka ngga bisa pacaran,"

"Yuna juga cantik tahu,"

Mereka berhenti berkomentar saat dilihatnya Seokjin dan teman-temannya berjalan melewatinya.

"Kalau ternyata pacar Jungkook salah satu dari mereka, gue taruhan deh, lari di lapangan pakai baju renang,"

Sementara teman-teman yang lain terbahak mendengar seloroh salah satu dari mereka.

"Gue catet tanggalnya ya kalau sampai itu beneran!"



.

.

.


Seokjin harus berpisah dengan Yunjin dan Eunchae karena kelas mereka terpisah untuk mata kuliah selanjutnya, demikian juga dengan Sandeul dan Yeonjun.

Seseorang memanggilnya di lorong saat Seokjin menuju kelasnya.

Seokjin sudah berusaha berjalan dengan cepat karena dia mengenal suara itu. Tapi Seokjin terlambar. Sebuah lengan menahan bahunya.

"Hei bocah!"

Seokjin berbalik dan mengeram, untung saja di sana tidak banyak orang. Pertama karena Seokjin datang lebih awal dan kemungkinan anak-anak lain masih di kelas sebelum perpindahan jam.

"Apa sih," Seokjin menepis lengan besar itu.

"Jahat sekali, kamu tidak ambil kelasku di semester ini?"

Seokjin menatap dosen muda di depannya dengan sebal. Penampilannya yang rapih tidak bisa menipu sikap kekanakan yang Seokjin kenal dengan sangat baik.

"Aku harus ketemu kak Namu setiap hari dan sekarang di kelas juga?" sindir Seokjin.

Lullaby ( KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang