09. Liburan

465 82 26
                                    

Pak Kim dan pak Jeon tumbuh di panti asuhan yang sama, mereka bersahabat sejak kecil sampai dimana ada masalah besar di panti tempat mereka tumbuh dan membuat keduanya kabur dari sana dan hidup di jalanan.

Untuk bisa hidup mereka harus bekerja serabutan demi sesuap nasi. Namun nasib mereka cukup beruntung karena perjuangan mereka semalam ini membuahkan hasil dan bisa sukses dengan bisnis yang dijalani mereka.

Keduanya bekerja di sebuah kedai makanan di umur belasan, dan tanpa sengaja bertemu dengan kenalan pembisnis yang sering makan di tempat makan tempat mereka bekerja. Keduanya mengikuti jejak orang itu sampai akhirnya mereka bisa sukses.

Berdua mereka membangun perusahaan sampai menjadi besar dan memiliki cabang di berbagai tempat. Segala percapaian mereka dapatkan termasuk urusan keluarga mereka.

Untuk membuat keturunan KimJeon tetap terikat satu sama lainnya, mereka membuat perjanjian di atas hitam dan putih. Jika suatu saat salah satu keturunan mereka mengalami kesulitan mengenai keuangan, masing-masing cucu mereka harus menjalin ikatan pernikahan untuk menyelamatkan salah satunya.

Secara kebetulan, perusahaan keluarga Jeon mengalami keterpurukan sepeninggalnya ayah Taehyung. Selain itu, ayah Jungkook sendiri yang mengambil profesi menjadi dokter tidak bisa mengantikan peran kakak iparnya.

Sementara ini perusahaan mereka di handle oleh ibu Taehyung. Namun karena siatuasi yang tidak terduga terjadi, yang bisa menjalankan perjanjian kakek mereka adalah Seokjin dan Jungkook.

"Pertemuanku dengan kakekmu adalah takdir Seokjin, demikian kau dengan cucu-cucuku, apa kau menyesal?" tanya sang kakek, tersenyum.

Seokjin mengeleng,

"Hanya saja, ini yang mungkin akan sulit diterima semua orang," kakek Jeon menghela nafasnya,

"Jungkook harus tetap mempersiapkan diri mengurus perusahaan walau sekarang Taehyung mulai menghandlenya, karena dia adalah yang terpilih untuk bekerja sama dengan perusahaan ayahmu," kata sang kakek,

"Tapi kek, Jungkook lebih suka belajar dan dia punya cita-cita sendiri," Seokjin terkejut,

Belum pernah pembahasan mengenai ini diutarakan sebelumnya di depan Seokjin. Dari orang tuanyapun tidak.

"Karena itu ayah marah," ayah Seokjin masuk ke kamar kakek Jeon, dia menatap sang kakek kesal.

"Itu yang tertulis di surat perjanjian Kim, Jungkook juga sudah menyetujuinya," saut kakek Jeon tidak mau kalah.

"Itu karena Jungkook tidak ingin mengecewakanmu kek, kau sama saja menjual mimpi anakmu sendiri dan aku tidak setuju!" ucap tuan Kim tegas.

Seokjin tidak tahu harus bagaimana setiap para petua berdebat, ayahnya memang sedikit temperamental. Walau seharinya cuek dan terlihat dingin, tapi Seokjin mengenal ayahnya adalah sosok paling peduli yang dia kenal.

Dia selalu tanpa ragu mengutarakan pendapatnya jika tidak sesuai dengan pemikirannya sendiri, sedikit keras kepala tapi realistis. Beliaulah yang tidak menyetujui masalah perjodohan ini dan melibatkan putra putri mereka pada awalnya.

Hanya saja, pak tua Jeon ini yang bersikeras agar keduanya bisa dinikahkan secepatnya. Untung saja karena Seokjin dan Jungkook masih terlalu muda, mereka memberi waktu sampai Seokjin dan Jungkook lulus kuliah. Kakek Jeon selalu beralasan karena waktunya hidup tidak lama lagi dan mulai merindukan sahabatnya di alam baka.

Alasan klise yang membuat tuan Kim muak.

Dan sekarang mengenai impian yang harus dilepaskan demi perjanjian konyol dua orang tua di masa lalu.

"Jungkook bilang dia akan baik-baik saja," sang kakek bersikeras,

"Itu karena Jungkook ingin membahagiakanmu kek, anak-anak bukan alat pemuas untuk hal yang tidak bisa kau lakukan di masa lalu,"

Lullaby ( KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang