17. Sungai Han

360 80 47
                                    

Seokjin pergi dari restoran Jimin saat toko mulai buka dan Seokjin tidak ingin menganggunya bekerja. Dia melajukan mobilnya lagi dan pergi ke tepi sungai Han. Hanya duduk di belakang kemudi entah berapa jam, orang di luar lalu lalang sama sekali tidak menganggunya.

Sebuah mobil berhenti di dekatnya dan seseorang keluar dari sana dan berlari masuk ke dalam mobil Seokjin.

"Kamu darimana aja dik?"

Itu Namjoon.

Seokjin hanya menghela nafasnya,

"Tapi aku ngga mau pulang sekarang," kata Seokjin, dia masih ingin sendirian dan tidak mau dinganggu.

Namjoon mengerti,

"Ngga maksain, tapi apa kamu udah makan?" tanyanya khawatir, ini sudah hampir petang.

"Ngga makan sehari ngga akan mati kak," jawab Seokjin ngawur,

"Denger, tante ngga akan marah dan kita juga ngerti kamu butuh waktu, tapi jangan berfikir aneh-aneh ya, harus tenang," bujuk Namjoon,

"Engga, semua salah aku kok. Aku tahu kesalahanku," jawab Seokjin,

"Ngga masalah bikin kesalahan Seokjin, kita semua nyoba ngertiin kamu,"

"Ngga ada yang ngerti aku kak, sampai sejauh ini," Seokjin meremas kemudinya,

"Kalau kamu butuh ketenangan, kakak bisa cariin tempat, tapi ngga di sini. Berapa kali kamu ditegur polisi karena parkir di sini?" Namjoon mengingatkan,

"Aku ngga punya tempat pulang, kemana aja aku pergi rasanya bukan tempat aku. Kakak ngga akan related karena kakak bahagia sama hidup kakak," katanya sedih,

"Kakek ngga akan suka kalau kamu berfikir kalau kamu ngga bahagia. Walau kamu hidup sengsara sekalipun, kakak tahu kamu bahagia sama pilihanmu. Kamu bahagia karena Jungkook, bahagia bareng sama temen-temen kamu,"

Seokjin terdiam.

Namjoon mengusap sayang kepala adik sepupunya itu. Walau dia sering jahil dan seenaknya, Seokjin tetaplah kesayangannya. Alasannya begitu ingin menjaganya, meski pada akhirnya membuat Seokjin merasa terkekang dan tidak leluasa.

"Aku ngga masalah punya adik yang suka bikin masalah, egois dan keras kepala, aku bangga sama kamu yang begitu. Aku juga tahu kamu orangnya tulus. Kami bakal lebih hati-hati lagi lain kali dan percaya sama kamu Jinnie," ujar Namjoon,

Seokjin mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Kata-kata Namjoon begitu tulus, dan mungkin ini yang sudah lama Seokjin harapkan.

"Maaf ya, rasa sayang kami terlalu berlebihan dan bikin adik sesek, kita bakal lebih baik lagi setelah ini,"

Namjoon memeluknya,

"Tapi aku ngga mau pulang," bisik Seokjin, masih bersikeras tidak ingin bertemu dengan mamanya.

Hatinya masih sakit, sudah pasti mamanya akan sangat sedih dengan ucapan Seokjin sebelumnya.

"Tante khawatir banget kalau kamu ngga ada kabar dan di tempat yang aman , kamu ngga bawa HP juga. Tante ngerasa bersalah sama kamu Jinnie," Namjoon membujuk lagi,

"Aku yang salah kok," katanya, kekeuh,

"Haa...,"

Tapi Namjoon tidak menyerah.

"Mau ke apartemen Jungkook?"

"Engga," jawab Seokjin lebih tegas,

"Dia nyariin kamu kemana-mana loh sehari ini," bujuk Namjoon,

"Biarin aja," walau keras kepala Seokjin tetap mengatakannya sambil menangis.

Mengingat Jungkook, Seokjin semakin sedih.



Lullaby ( KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang