Seokjin menarik rambut Yoona. Siapa suruh mengatakan omong kosong yang membuatnya marah, kalau bisa rambut panjang itu sampai tercabut sampai ke akar-akarnya.
Seokjin menahan diri tidak mempermasalahkan ucapan gadis ini dengan menyindirnya setiap Seokjin lewat di depannya hampir setiap hari.
Ini karena sejak Yoona dan Jungkook bertemu di Mall waktu itu, Yoona mencoba semakin mendekati Jungkook. Tapi Jungkook hanya merespon sekenanya saja, Jungkook selalu sibuk dengan Seokjin di sekolah dan tidak mudah di dekati. Hal ini membuat Yoona kesal dan frustasi.
Di tambah gossip itu semakin menyebar di sekolah kalau dirinya adalah pacar Jungkook. Itu keuntungan sekaligus kerugian untuk Yoona. Melihat bagaimana respon Jungkook, orang-orang mulai meragukan gossip jadiannya mereka. Mereka kembali berfikir kalau Jungkook tidak tertarik pada Yoona sama sekali. Terbukti tidak adanya interaksi antara mereka setelahnya.
"Gue kalau jadi Jungkook, males banget ngikutin dia. Mana nurut-nurut aja disuruh-suruh kaya babu," itu salah satu yang dikatakan Yoona membuat Seokjin naik darah.
Kalau begini, taruhan nyawa juga Seokjin lakukan untuk membela Jungkook.
Sayangnya, beberapa orang melerai perkelahian mereka. Sampai di mana tidak sengaja kuku panjang Yoona melukai pipi Seokjin.
Seokjin menendang tulang rusuk laki-laki yang memegang tangannya dan membalas perbuatan Yoona dua kali lipat. Yoona mengerang kesakitan saat kuku-kuku Seokjin menancap pada wajahnya.
"Arrghhh!!!" erangan Yoona terdengar keras sekali.
Situasi semakin memanas dan Seokjin baru berhenti mengamuk saat wali kelasnya datang dan menghentikan perkelahian mereka.
"Seokjin kamu di skors seminggu!"
Itu hasil dari pertemuan kedua keluarga dari Seokjin dan Yoona.
Yeah, Seokjin tidak terlalu memikirkannya. Dia sudah terbiasa dengan istilah itu...
.
.
.
Jungkook tidak mengetahui apapun selama ini karena dia ditugasnya selama dua minggu mengikuti acara sekolah di luar kota bersama teman-teman yang lain. Itu alasan Yoona mudah menyerang Seokjin dan memprovokasinya sampai akhirnya perkelahian itu terjadi.
Tapi dia mendengar dari Sandeul kalau Seokjin di skors selama seminggu di rumah dan dilarang keluar oleh ibunya. Jadi Jungkook setelah kembali ke rumah, dia buru-buru mendatangi rumah Seokjin. Ingin mendengar sendiri apa yang terjadi.
"Aku benci orang menyentuh wajahku dan dia melukaiku begini," Seokjin menunjuk luka kecil di wajahnya. Sedikit sekali, tapi ternyata itu tetap membuatnya murka.
Jungkook sebenarnya marah. Siapa yang rela kesayangannya di perlakukan begitu kan?
Kalau laki-laki, Jungkook tidak akan segan untuk menghajarnya.
"Siapa yang ngelakuin ini?" tanya Jungkook sedih,
"Pikir sendiri siapa?"
"Kamu musuhnya banyak, aku ngga tau," jawab Jungkook polos,
"Jungkook!!!" tentu saja Seokjin kesal,
"Hehehe, iya maaf. Tapi kasian banget sampai di skors seminggu," Jungkook mengusap ujung kepala Seokjin dengan sayang.
"Ngga apa-apa, aku suka di rumah. Males ketemu guru, nanti aku disindirin terus karena bikin masalah lagi. Mama juga bilang mau mindahin aku sekolah kalau aku bikin satu masalah lagi," jawabnya enteng.
Jungkook sampai mengaga,
"Tapi kita juga baru dua tahun di Korea," ucap Jungkook.
"Ngga apa-apa kan balik ke Jerman, anak-anaknya ngga sekolot di sini. Lebih seru di sana,"
Kebetulan mereka pindah dari Seoul ke Hamburg, Jerman, saat kelas 5 SD. Itu karena ayah Seokjin di tugaskan untuk mengurus perusahaan di sana. Jungkook tidak bisa lepas dari Seokjin dan akhirnya dia ikut pindah. Baru setelah lulus SMP, mereka kembali ke Korea lgi.
"Nanti gimana aku?" tanya Jungkook gelisah,
Jungkook suka SMA di sini, tapi kalau tidak ada Seokjin dan hubungan mereka jarak jauh. Jungkook tidak yakin dia bisa menjalaninya. Di Jerman cowo-cowonya juga banyak yang tampan. Bagaimana kalau Seokjin naksir salah satu dari mereka. Bisa gawat!
"Sama rubah itu aja, kan kamu suka jalan sama dia," Seokjin meliriknya sinis,
"Eh? Siapa?" Jungkook bingung,
Jangan salah paham. Yang orang tahu, mungkin Jungkook adalah anak yang cuek karena dia cool. Tapi sebenarnya itu karena dia tidak mudah mengingat nama orang bahkan wajah mereka. Jadi Jungkook tidak akan mengingat orang baru kecuali mereka bertemu berulang kali. Tidak heran, dia sering kali mengabaikan kenalannya di jalan tanpa sengaja.
Seokjin juga yakin, bagaimana foto itu tersebar adalah karena Yoona dan Jungkook tidak sengaja bertemu di toko mainan. Yoona memanfaatkan itu untuk bisa berdekatan dengan Jungkook. Tapi rencananya gagal.
Seokjin mendekatkan wajah dan membuat Jungkook mundur karena kaget.
"Dunia perang sekalipun aku rasa kamu ngga bakal tahu," Seokjin menyeringai.
Jungkook semakin bingung.
Kan?
Seokjin tersenyum licik,
"Kita belum pernah kissing kan?" dia mengoda Jungkook secara tiba-tiba.
Jungkook reflek menutup mulutnya.
"Haiisshh, dasar payah," Seokjin memundurkan badannya dan menyilangkan kedua tangannya.
Suka sekali mengoda Jungkook. Tentu saja Jungkook tidak berani melakukannya karena dia takut pada nyonya Kim, apalagi pada tuan Kim. Jungkook tidak mau dianggap calon suami yang buruk dan memanfaatkan status mereka.
Ciuman adalah sesuatu yang dilakukan karena sama-sama menginginkannya. Usia mereka baru 16 tahun dan Jungkook masih ingin menjaga kemurnian Seokjin.
"Nanti aku kasih first kissku di hari kelulusan," kata Seokjin dengan santai,
Jungkook meneguk salivanya sendiri, wajahnya konyol sekali membuat Seokjin terbahak.
"Ngga mau?" Seokjin terlihat tidak sabar.
"Bukan gitu, kenapa tiba-tiba," wajah Jungkook memerah.
Seokjin mengusap kepala Jungkook dengan satu tanganya.
"Sampai kapanpun kamu tetep mengemaskan buat aku Jungkookie," katanya,
- TBC
Cupu ah Jungkook.
Bonus gaes, enjoy ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lullaby ( KookJin)
Lãng mạnSeokjin menyukai teman-teman kuliahnya. Ini dunia yang di harapkannya, mengabaikan apa yang di sembunyikan di balik mereka. *Ini Jin GS ya* Enjoy gaes! #1 jings #1 kimseokjin