BAB 6:DEKAT

20 12 1
                                    

                                DEKAT
 
  Sejak lima menit yang lalu Eliza duduk seorang diri di salah satu meja cafe Sambil menikmati secangkit kopi, aroma kopi yang harum, suasana cafe yang tidak terlalu ramai di tambah alunan musik jazz yang lembut membuat Eliza merasa tenang. Ia terlarut sejenak dalam kedamaian yang ia rasakan, semua masalah yang terjadi seakan hilang bersamaan dengan setiap hembusan nafasnya.

"Cantik."

Eliza menikmati kedamaian yang ia rasakan sambil menutup matanya dan saat membuka mata ia tersentak kaget melihat Zeril yang sudah duduk di hadapannya.

"Lo cantik banget Za kalau senyum. " Ujar Zeril tanpa sadar.

"Lo.. Sejak kapan di sini? " Eliza tak mengindahkan ucapan Zeril ia memilih bertanya, pasalnya ia sama sekali tak mendengar suara Zeril kapan cowo itu sampai.

Zeril tersenyum. "Sejak lo nutup mata sambil senyum senyum, lo suka suasana di sini? "

Eliza mengangguk. "Suasananya nyaman makanya gue ngajak ke sini. " Eliza menoleh ke arah pintu. "Yang lain mana, gue kan mau neratrik lo sama temen temen lo? " Bingung Eliza, harusnya Zeril datang bersama dengan teman temannya.

"Mereka semua ada urusan. " Tentu saja jawaban itu bohong, ini semua adalah rencana Zeril agar ia bisa menghabiskan waktu bersama Eliza tanpa di ganggu oleh teman temannya.

"Eh Ril muka lo kenapa bonyok gitu, gue baru nyadar. " Eliza menatap luka lebam di wajah Zeril. "Perasaan kemarin cuma luka di ujung bibir. " Tambahnya.

"Nggak papa kok lupain aja. "

"Nggak papa gimana orang muka lo bonyok gitu, udah di obatin kan? "

Zeril tersenyum senang melihat wajah Eliza yang terlihat sangat khawatir. "Kalau orang lain yang terluka lo bakalan se khawatir ini juga nggak Za? "

Eliza menatap Zeril bingung. "Ini otaknya kebentur di mana sih, ngomongnya kok ngelantur mulu. " Batin Eliza.

"Udah ah, lo mau pesen apa? " Eliza memanggil barista cafe.

Zeril merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Eliza, dulu jangankan duduk bersama di cafe di ajak kekantin pun Eliza tidak mau.Sekarang Zeril tidak akan melewatkan kesempatan ini dia akan berusaha untuk mendapatkan Eliza ia tidak akan membiarkan siapapun mendahului nya. 

                                      ***

  Seiring waktu berjalan hubungan Zeril dan Eliza semakin dekat, banyak yang mengatakan bahwa mereka telah berpacaran padahal aslinya Zeril belum pernah sama sekali menembak Eliza.

"Gue masih trauma sama hubungan percintaan,gue masih belum bisa nerima orang baru di hati gue. "

Kalimat Eliza terus saja terulang di ingatan nya
ini menjadi penyebab Zeril tidak berani mengatakan perasaan nya pada Eliza, bukan nya ia ingin menjadi pengecut ia hanya tidak mau Eliza berfikiran yang tidak tidak dan berakhir menjauhinya. Zeril yang merasa bingung pun meminta saran kepada vani mamanya.

"Aku sayang mah sama Eliza tapi aku nggak mau egois sampai buat dia ngejauhin aku. " Ujar Zeril.

"Orang yang punya trauma itu butuh di rangkul, dia butuh bantuan untuk sembuh dari rasa trauma. Kalau kamu memang cinta sama dia perjuangin, bantu dia untuk bisa menerima kamu. Mama yakin kamu pasti bisa. " Ujar Vina lembut.

"Kalau dia nolak aku gimana mah? " Balas Zeril

"Kamu jangan putus asa sebelum mencoba, jelaskan baik baik sama Eliza bahwa kamu ingin membantunya mama yakin dia pasti akan menerima kamu. " Vani berusaha meyakinkan putranya.

Zeril merenungkan ucapan Vani, memang benar ia tidak boleh menyerah sebelum mencoba bagaimana pun juga ia harus memperjuangkan cintanya dia tidak ingin kesalahan yang dulu terulang lagi. Terlalu bertele tele membuatnya kalah cepat oleh Farel.

"Gue akan nyatain perasaan gue ke Eliza" Zeril akhirnya membulatkan tekadnya.

Ia pun mulai memikirkan cara bagaimana ia akan menembak Eliza.
                                  ***

Sepulang sekolah Eliza dan Gea mampir ke mall untuk berbelanja. Eliza ingin membeli beberapa keperluan untuk nya sedangkan Gea  sudah pasti novel dan manga.

"Gea beli yang bermanfaat dikit bisa nggak sih"
Ujar Eliza

"Ini tuh bermanfaat tau, bisa buat gue senang"
Gea membayar buku buku yang ia beli. "Udah nih ayok lo mau beli apa tadi."

"Gue mau beli Skinncare. " Jawab Eliza.

Keduanya pun berjala ke tempat yang menjual berbagai macam dan merek skincare.

Setelah hampir sejam berbelanja keduanya pun berjalan menuju ke parkiran.

"Capek juga ya belanja padahal kita cuman beli beberapa barang aja. " Keluh Gea.

"Tapi lebih cape cari uang. " Balas Eliza

"Hehe iya juga ya. "Gea tersenyum, memamerkan gigi putihnya yang tersusun  rapi. "Oh iya Za lo tau nggak gosip yang lagi hot banget tentang hubungan lo sama Zeril gimana tanggepan lo soal itu, jujur ni ya gue sebel denger mereka ngomongin lo mulu tapi gue biarin aja karna pembahasannya masih di bates wajar. "

Mendengar itu membuat Eliza menghenbuskan nafasnya panjang. "Gue tau kok tapi gue males nanggepinnya biarin mereka mau ngomong apa, lo tau kan gimana perasaan gue sekarang? "

"Tapi Za kalau Zeril beneran suka sama lo gimana? "

Derrrt
Derrrt
Derrrt

"Bentar Zeril nelfon. "

Gea memutar bola matanya malas. "Panjang umur,tau aja kalau lagi di bahas. "

"Halo Za lo di mana sekarang? " Tanya Zeril

"Gue lagi di parkiran mall nih sama Gea mau siap siap pulang. Kenapa? "

"Emm e-entar malem lo sibuk nggak, gue mau ngajak lo ke cafe yang waktu itu lo neratrik
gue." Ajak Zeril suarnya terdengar gugup.

Eliza berfikir sejenak ia mencoba mengingat ingat apakah ia ada kegiatan. "Kayaknya nanti malem gue free deh. "

"Kalau gitu lo mau kan ke cafe bareng, nanti gue jemput. "

"Kabarin aja nanti. "

Eliza memutuskan sambungan telfonnya.

"Lo mau kemana entar malem? " Kepo Gea

"Zeril ngajak gue ke cafe entar malem. "

"Tumbena  banget dia ngajak lo ke cafe. " Ujar Gea

"Udah ah ayo pulang udah sore nih. "

Eliza dan Gea berkendara pulang ke rumah masing masing.





LOVE SHIT  (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang