BAB 15:TAKUT

10 5 1
                                    

                                TAKUT

     Ujian bahsa Inggris tadi menjadi penutup proses ujian hari ini, para murid mulai bersikap untuk pulang ke rumah masing masing.

"Sayang maaf ya aku nggak bisa nemenin kamu pulang soalnya aku mau latihan basket dulu, atau kalau kamu mau kamu bisa nemenin aku latihan. " Ujar Zeril.

"Aku juga mau latihan, kemarin waktu kita di resto aku pernah bilang kalau di panggil sama pak Farhan. Waktu aku temuin pak Farhan dia nyuruh aku buat persembahan lagu di acara penamatan kakel nanti. "Beritahu Eliza.

"Kalau gitu nanti kita balik nya bareng aja, ayo aku temenin kamu latihan di mana? "Tanya Zeril.

"Di ruang musik. "Eliza manyampirkan tas nya di pundaknya.

" Aku temenin ke sana dulu baru aku ke lapangan. "

Selama perjalanan Eliza menyanyikan sedikit lirik dari lagu yang ia akan bawakan nanti.

"Suara kamu bagus juga ternyata, emang suka nyanyi? "

Eliza menggeleng. "Aku sebenernya suka musik cuman nggak pede sama suara aku sendiri. "

"Suara kamu itu merdu tau, aku jadi nggak sabar liat kamu tampil nanti. " Celetuk Zeril yang membuat Eliza sedikit bersemangat.

"Aku latihan basket dulu kamu semangat latihan nyanyinya, kalau udah selesai kabarin aku aja. "Ujar Zeril.

"Kamu juga semangat latihan basketnya. " Balas Eliza.

"Makasih sayang. " Zeril mengelus puncak kepala Eliza sebelum melenggang pergi.

Eliza tersenyum menatap kepergian Zeril, pipinya merona karna perlakuan Zeril.

"Eliza ternyata kamu sudah datang, ayo masuk biar kita bisa langsung latihan. " Ucap pak Farhan.

Eliza menoleh ke arah pak Farhan yang baru sajja keluar adaru ruang musik, Eliza mengangguk sebagai jawaban dari ucapan pak Farhan.

Keduanya melangkah masuk. Eliza menatap ruangan musik yang sepi, hanya ada mereka berdua perasaan Eliza sedikit tidak enak. Berada se ruangan dengan seorang pria membuatnya sedikit tidak nyaman meskipun pak Farhan adalah gurunya.

Rasa aneh dan takut semakin menyelimuti hatinya saat pak Farhan mengunci pintu. "Pak kok pintunya di kunci, ini juga kita latiannya cuman berdua bukannya dulu penyanyi tampil di iringi sama satu gitaris ya? " Eliza tak bisa menahan dirinya untuk tak bertanya.

Pak Farhan tersenyum. "Saya hanya tidak ingin ada yang mengganggu kita. " Pak Farhan menyimpan kunci pintu ke dalam kantong celananya. "Ayo silahkan duduk, kita akan mulai latihannya. Tahun ini memang agak berbeda, tidak ada lagi gitaris yang mengiringi lagu jadi hanya kamu sendiri yang akan
tampil. "Jelas pak Farhan.

Eliza masih berdiri diam di tempatnya sambil terus memperhatikan apa yang pak Farhan lakukan.

"Ayo duduk. " Ajak pak Farhan, ia mempersilahkan Eliza duduk di di kursi yang ada di hadapannya.

Dengan ragu Eliza menarik kursi itu agar menjauh dari pak Farhan, sejak masuk ia terus memasang sikap waspada. Pak Farhan menarik kursinya mendekat ke Eliza membuat gadis itu sontak berdiri.

"Bapak kenapa duduk nya deket gini, jujur saya nggak nyaman. " Ujar Eliza tegas.

Pak Farhan tersenyum. "Kamu kalau marah tambah tambah cantik, saya seneng bisa ngajar siswi yang sangat cantik seperti kamu. Ayo duduk biar kita bisa mulai latihannya, kalau duduknya berjauhan jadi susah ngelatih nya. "

"Maksud bapak apa ya ngomong gitu? " Tanya Eliza,perasaannya semakin tidakk enak.

"Sudah lupakan saja ayo cepat duduk. " Pak Farhan menarik tangan Eliza tapi dengan cepat Eliza menepis tangannya. "Kamu ini kenapa kasar sekali. "

LOVE SHIT  (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang