42.kebohongan

14 4 0
                                    

Di salah satu ruangan gelap, tampak seorang lelaki berjalan menaiki tangga menuju lantai atas dimana kegelapan membuat wajah lelaki itu tak terlihat, hanya samar, jam dinding menunjukkan pukul 00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di salah satu ruangan gelap, tampak seorang lelaki berjalan menaiki tangga menuju lantai atas dimana kegelapan membuat wajah lelaki itu tak terlihat, hanya samar, jam dinding menunjukkan pukul 00.13 malam.

"Kebodohan orang memang bisa diuji? Tapi mereka kebanyakan bodoh, hanya dengan paket bagian tubuh, asumsi mereka kalau tubuh itu memang benar tubuh meyra, tapi mereka bodoh" ucap lelaki itu mengetukkan jarinya pelan di meja dan menatap langit malam dengan tawa.

"Bulan akan segera kembali terbenam dan matahari akan kembali terbit, bulan sebentar lagi akan menyelesaikan tugasnya menyinari kegelapan malam, dan berganti matahari yang menyinari pagi hingga sore" ucapnya dengan senyuman tersungging di bibirnya.

"Percaya itukah kalau Alex sudah mati?" Ucap sekali lelaki itu dengan tawanya yang di tengah kegelapan malam.

Paginya.

Hari mulai pagi dimana matahari menyinari bumi dan semua siswa ataupun orang dewasa memiliki kesibukan masing-masing.

Sheyril,verla, violetta,Renata,viona berjalan menuju kelas dan langsung duduk di meja.

"Bisa ga sih hari ini bolos aja" ucap Renata malas.

"Ga bisa lah" ucap verla.

"Tapi jujur gue ga bisa kalau kayak gini terus serasa ingin kabur dari pelajaran fisika!" Ucap Sheyril kesal.

"Bolos aja yok" ajak Sheyril.

"Kalau gue mah gas aja" jawab violetta santai.

Verla menghela nafas "tapi ya udah boleh lah untuk hari ini kan, ya udah ayo" ajaknya.

Renata tersenyum lebar karena temannya menyetujui ajakan sesat nya akhirnya mereka berlari menuju kelas XII IPA 1 yang dimana kelas ini kelas viona.

"VIONAAAA!!!" Teriak Renata yang berteriak membuat seisi kelas 12 langsung menatapnya.

"Kecilin suara Lo astaghfirullah! Banyak orang liatin! Malu lah!" Ucap Sheyril hampir malu karena semua mata kini tertuju ke arah mereka karena teriakan suara Renata seperti toa masjid.

"Apa?" Tanya viona dengan tatapan datar yang ternyata sudah berada di samping mereka.

"Bolos yok" ajak Sheyril berbisik.

"What?" Ucapnya tak percaya.

"Iya, mau kan?" Tanya verla.

"Lo,Lo,Lo,Lo gue ga salah denger? Bolos? Anak yang baik hati dan serajin kita bolos? No! Kembali ke kelas!" Ucap viona.

"Isshhh na! Lo sadar kek, otak gue meletus kalau disuruh mikir fisika si jam terakhir!" Ucap Renata kesal.

Viona menghela nafas "Lo mendingan kembali ke kelas, gue peringatan jangan sekali-kali lompat pager dan bolos, gue ga bermaksud ngelarang kalian buat nakal, tapi ini demi nyawa kalian" ucap viona sebelum kembali berjalan ke tempat duduknya.

"Hah?"

"Ngapain hm?" Ucapan berbisik ditelinga verla membuat verla kaget dan menoleh kaget ketika melihat Garvin berdiri di hadapan nya.

"V-vin......Lo bikin kaget aja sih!" Ucap verla kaget.

"Kalian kenapa ke kelas duabelas? Ada perlu apa?" Tanya Garvin.

"Gapapa tadi violetta cuma ngomong sama viona kok, iya kan vi?" Ucap verla mengedipkan mata isyarat agar violetta mengangguk.

"Iya" jawab violetta santai.

"Oh"

"Ya udah kita mau balik ke kelas duluan" ucap Sheyril yang berbalik diikuti Renata dan violetta.

Namun saat verla mencoba ikut pergi Garvin menarik pergelangan tangan verla kembali dan membuat verla langsung masuk ke pelukannya lagi.

"Mau kemana hm?" Tanya Garvin menatap verla.

"Ga kemana-mana vin, lepasin gue mau balik ke kelas" ucap verla berusaha melepaskan cengkraman tangan Garvin.

Garvin mendekat ke telinga verla dan berbisik "lain kali jangan berani-berani bohong lagi, jangan sekali-kali bolos, pacar ku ga boleh nakal" ucap Garvin mengecup kening verla.

"you understand?" Ucap Garvin menatap verla dalam-dalam.

Verla hanya mengangguk takut, dimana Garvin tiba-tiba tau rencana bolosnya, dia langsung pergi dari sana berjalan menuju para temannya.

Sesampainya di kelas mereka duduk dengan lesu dan tak semangat.

"Si viona tadi ngomong apa ya?" Ucap Sheyril.

"Masih bingung sama gerak-gerik dan ucapan ngisyaratin kita kalau bolos bisa ngebuat kita mati?" Timpal Violetta.

"Bisa jadi emang gara-gara sekolahan ini  udah aneh duluan kan?" Ucap verla.

Renata menghela nafas kasar "gue tau, kalau tau gini mendingan gue ga bakal sekolah disini!"

"Ga ada yang perlu disesali lagian semua udah terjadi" bisikan Seseorang yang membuat seketika renata menoleh.

"Al!!!!" Teriak Renata kaget yang reflek langsung meninjau Alfereo.

Alfereo yang kaget setelah mendapat tinjuan dari Renata langsung jatuh tersungkur ie tanah "ya Allah ren, ren diajak romantis dikit kaga bisa, bisa-bisanya cuman bilang gitu sampai dapet jotosan" ucap Alfereo kesakitan.

Renata yang sadar langsung jongkok didepan Alfereo dan mengecek wajah nya dengan cermat "ya ampun, gue minta maaf Al, gue tadi kaget terus reflek, Lo gapapa kan?"

Sementara.

Zayyan hari ini bukannya ke kampus malah berlari menuju rumah sakit besar yang sama di kota.

Dia berlari menuju ruangan yang ingin dia tuju sampai di salah satu ruangan dia langsung masuk dengan wajah ternganga jelas melihat kedua orang tua kandungnya berada di hadapannya.

"Ini beneran kan?" Lirih zayyan tak percaya.

Ayah dan ibu kandung zayyan tersenyum, mereka langsung memeluk zayyan dengan erat melepas kerinduan yang telah mereka lepas bertahun-tahun.

"Bu, zayyan kangen" lirihnya yang langsung ditenangkan tangab ibunya yang mengelus kepala putranya.

End.

Maaf up sedikit, makasih udah baca dan jangan lupa vote 🙌 😺.

Tragedi Masa lalu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang