Di mulai sejak awal di salah satu sekolah di jakarta tepat di sma melati tiga memiliki suatu misteri yang belum sampai terungkap hingga saat ini, hingga tak lama suatu keluarga konglomerat terbesar di spanyol AND pemilik sekolahan
itu yang memungk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tepat di sma melati tiga yang berada di jakarta ada sebuah misteri atau tragedi di masa lampau yang mengerikan suatu yang menewaskan banyak nyawa dan pelaku nya masih belum ketemu, satu pantangan di sana ialah masuk tepat di ruang seni lantai 3 yang dikunci oleh guru.
Tepat di malam hari jam 20.30 Sheyril, verla,Renata berkumpul di tempat biasa mereka nongkrong dan mereka mengeluh kalau besok sudah sekolah setelah libur panjang.
"Ishhhh...kenapa besok harus masuk sih!" Gerutu Renata yang mengeluh dengan cemberut.
"Ya begitulah waktu cepat dan tak terasa, padahal baru aja kemarin libur tau-tau udah masuk aja besok" jawab Sheyril yang memainkan hp nya.
Renata jelas ga suka dan menggerutu kesal "Kok kamu dari tadi diem aja sih ver?" Tanya Renata.
Verla menghela nafas panjang "Ya mau gimana lagi pasrah aja sama keadaan jalanin aja walau malas" jawab verla yang menatap jalanan yang masih ramai.
Suasana hening sejenak sampai tiba-tiba Renata membuka percakapan.
"Eh Lo pada tau soal misteri ruang seni lantai tiga di sekolah kita kan?" Ucap Renata yang menatap bolak-balik antara Sheyril dan verla.
"Enggak tuh emang kenapa? Kalau pantangan ga boleh masuk ke ruangannya gue sering denger tuh" jawab verla yang tampak tertarik mengikuti percakapan soal sekolahnya.
"Sama, gue juga" sahut Sheyril yang menghentikan main hp nya dan menatap ke arah keduanya tampak tertarik.
"Dengar-dengar dulu ada tragedi pembunuhan di sekolah kita yang menewaskan banyak siswa dan pelakunya tuh sampe sekarang ga ketemu sama sekali lho!" Jawab Renata yang menjelaskan ke teman-teman nya.
"Gue pernah denger tapi samar sih" jawab Sheyril yang mengerutkan keningnya.
"Menurut gue ya kalau bekas pembunuhan pasti ruang seni nya angker kan? Lo pada berani ga uji nyali kesana malem-malem?" Tanya Renata yang menatap para teman-temannya.
"Ngawur! Ga deh makasih! Gue masih pengen hidup" jawab verla langsung kesal ke Renata karena ide gilanya.
"Ya kan siapa tau kamu tertarik" jawab Renata "lagipula apa hubungannya uji nyali dengan hidup lo? Emang uji nyali ngebuat kita mati apa?"
"Ya enggak sih, tapi kan tragedi nya pembunuhan siapa tau pembunuhnya dateng terus kita jadi targetnya gimana?" Jawab verla.
"Ishh udah-udah ayo pulang udah malem loh nanti kalian pada di cariin lagi!" Ucap Sheyril menghentikan perdebatan kedua temannya.
Akhirnya ketiganya memutus untuk pulang dan merek berpisah dan pulang ke rumah masing-masing sementara Sheyril yang rumahnya rute nya melewati sekolahnya menoleh ke arah gedung sekolah yang tampak sepi dan gelap seperti melihat seseorang di lantai 2 dan terlihat samar Sheyril yang takut cepat-cepat kabur pulang dan dia akhirnya lari terbirit-birit dan akhirnya sampaibdi di rumah.
Ibu Sheyril yang disana tampak kaget dan bingung ketika putrinya masuk dan tergesa-gesa "ada apa nak? Kok kayak dikejar hantu aja?" Tanya miya khawatir ke putrinya.
Sheyril menggelengkan kepala dan mencoba menenangkan diri Miya memberikan air ke putrinya dan setelah Sheyril tenang Miya berkata sambil mengelus pundak putrinya.
"Nak, Minggu depan kakak mu pulang jadi kamu ikut kan jemput dia di bandara sama mamah?" Tanya miya ke Sheyril.
Sheyril sedikit terkejut kakaknya? Zayyan? Pulang dari Filipina? Sheyril tampak ga percaya kakak angkat yang dulu Sheyril taksir akan pulang lagi ke Indonesia.
"Kenapa kakak pulang mah?" Tanya Sheyril ke ibunya.
"Loh? Kok kamu kayak ga seneng gitu? Ya karena kakak mu akan pindah kuliah" jawab Miya ke anaknya.
Hari berikutnya
Pagi hari jam 06.00 Sheyril berangkat ke sekolah bersmaa teman-teman nya renata dan verla mereka jalan bareng sehingga Renata tiba-tiba berkata.
"Kalian tau ga?" Kata Renata yang langsung menatap ke arah kedua temannya.
"Enggak lah orang Lo aja belum ngomong apa-apa" sahut Sheyril sinis.
"Ya iya gue dapet kabar dari grup ghibah sekolah kalau katanya bakal ada 2 murid baru dari luar kota" jawab Renata.
"Cowok or cewek?" Tanya verla menatap Renata penasaran.
"Dari katanya sih cowok tapi belum tau pasti" jawab Renata
"Dih kalau cowok mau Lo gebet apa?" Ucap sinis Sheyril ke Renata.
"Ya siapa tau ganteng" jawab Renata yang tersenyum semangat.
"Prett! Urus tuh pacar Lo si Al" jawab verla tertawa kecil ke arah Renata.
"Apa alfareo? Dih dia bukan pacar gue ya! Ga Sudi gue pacaran sama dia!" Jawab langsung Renata.
"Yang bener?" Goda verla dan Sheyril sambil tersenyum ke arah Renata.
"Iyalah!" Jawab yakin Renata.
"Tapi kok Lo panas pas Al Deket cewek lain" goda Sheyril.
"I-itu....ihhhh lupain aja!" Jawab Renata yang agak memerah dan menghentakkan kakinya kesal.
Kedua temannya tertawa dan akhirnya mereka sampai ke kelas mereka.
Setelah memilih tempat duduk di kelas 11 ketiga dari mereka ngobrol bareng di bangku mereka.
Sheyril yang mengecek jam tangannya terlihat jam menunjukkan pukul 07.27 tapi kenapa belum ada guru masuk?
"Ini udah jam 7 lebih tapi kenapa ga ada guru yang masuk ya?" Tanya Sheyril yang menoleh ke arah pintu kelas.
"Ini hari pertama jadi para siswa di bebaskan sementara" ucap verla.
Smenetara di spanyol tepat di kafe, violettta duduk bersama ketiga temannya tak lain Felisa,Chika,viona.
"Guys pacar gue pindah ke Indonesia dong!" Ucap seorang gadis berambut pirang bernama Chika yang tampak sedang kesal.
"Tapi kan Garvin bukan pacar Lo" ejek Felisa.
"Ya kan tapi tetep aja masa iya ihhh kesel!!!!" Ucap kesal Chika.
"Pindah kemana?" Tanya violetta menatap Chika.
"SMA melati tiga di jakarta" ucap Chika dengan cemberut.
"Oh,lagian bukan pacar Lo biarin, lagian Lo kan cuman ngaku-ngaku aja" ucap tajam Violetta.
Tampak viona diam saja dia larut di hpnya hingga tak mendengarkan obrolan para temannya.
Oke makasih bagi yang udah baca dan semoga suka walau alur nya sama sekali ga nyambung dan makasih.