••••
Pagi itu, suasana Enemy terasa tenang. Matahari bersinar lembut, dan angin semilir bertiup pelan, membuat suasana semakin nyaman. Vara berjalan menyusuri koridor sekolah, menyimpan tasnya di kelas, dan seperti biasa mengobrol dengan Via.
“Kayaknya hari ini bakal santai,” kata Via sambil tersenyum kecil. “Gak ada tugas berat.”
Vara mengangguk setuju. “Iya, gue juga lagi gak ada banyak pikiran.”
“Untung, deh, gue udah beresin semua tugas semalam,” sahut Via dengan bangga.
Vara menimpali, “Ya, semoga gak ada tugas dadakan dari guru, sih.”
Mereka tertawa kecil, menikmati pagi yang terasa damai. Tidak ada yang menyangka hari ini akan menjadi lebih dari sekadar hari biasa.
Tidak lama kemudian, Pak Sam datang dan murid-murid segera duduk di bangku masing-masing. Tapi perkataan pak Sam berikutnya membuat semua murid-murid sebal.
"Masukkan buku kalian kita ulangan!"
"Lah pak gak bisa gitu dong masa mendadak sih," teriak tidak terima salah satu murid, Rafa.
"Kita belum belajar lho pak"
"Iya bener"
"Suka-suka bapak dong, kalian gak usah banyak protes. Cepetan masukkan semua buku"
Suasana di kelas seketika berubah. Murid-murid saling memandang dengan ekspresi kesal dan bingung. Vara dan Via pun menggerutu pelan, saling berbisik.
"Harusnya kita curiga kalau pagi ini terlalu damai," kata Via sambil memandang ke arah Pak Sam yang sudah menyiapkan kertas ulangan di meja.
Vara menghela napas, “Sumpah, gue males bangettt.”
Pak Sam berdiri di depan kelas dengan wajah serius. “Ayo, jangan banyak omong! Siapa yang siap, angkat tangan!”
Beberapa murid mengangkat tangan, tetapi lebih banyak yang justru menatap kosong. Setelah melihat semua reaksi itu, Pak Sam akhirnya melanjutkan, “Baiklah, kalian punya waktu 30 menit untuk menyelesaikannya. Mulai sekarang!”
Suara kertas disobek dan pensil yang ditulis keras terdengar di seluruh ruangan. Vara berusaha berkonsentrasi, untung saja dia inget rumus-rumusnya.
Di sudut lain kelas, Rafa masih menggerutu, “Gak adil banget sih! Kenapa harus ulangan mendadak?”
“Yang penting, kita fokus aja,” ujar Via mencoba menenangkan. "Biar cepet selesai."
Beberapa menit kemudian mereka selesai ulangan, Pak Sam juga sudah meninggalkan kelas. Sepeninggal pak Sam kelas menjadi ramai kembali, karena mapel selanjutnya jam kosong, itu membuat murid-murid kelas Vara dan Via leluasa melakukan kegiatan yang mereka suka. Ada yang bermain game, bernyanyi, bergosip seperti Vara dan Via, ada juga yang tidur sampai. istirahat tiba.
••••
Kantin Enemy....
Suasana di kantin Enemy yang biasanya ramai terasa agak tegang pagi itu. Ketika Kayden melangkah masuk, sorot matanya penuh amarah. Dia tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Tanpa basa-basi, dia langsung menghampiri Vara dkk. yang duduk di meja pojok.
“Zahra!” teriak Kayden, suaranya menggema di seluruh kantin.
Zahra yang sedang berbincang dengan teman-temannya terkejut dan langsung mengalihkan perhatian. “Kenapa?" Tanya Zahra tenang, berusaha menampilkan sikap berani meskipun jantungnya berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvara!
Teen Fiction#Transmigrasi 01 ••••• Entah harus bahagia atau sedih dengan kejadian yang dialaminya. Kejadian yang sangat diluar nalar manusia. Transmigrasi!! "Huh.. Emang takdir Tuhan gak ada yang tau" Seorang gadis bernama Elvara, lebih tepatnya Elvara Angelia...