27. Kebenaran yang tersembunyi

905 55 2
                                    

••••

Pukul 20.00 di teras Mansion Vara terjadi keributan yang dilakukan oleh sahabat Vara dan juga Evan. Jangan lupakan Fani yang selalu ikut kemanapun dan dimanapun anggota Artsiv, kecuali mereka di markas atau menjalankan misi.

Keributan itu terjadi karena Via yang tidak sengaja menyenggol Fani, ketika baru saja Fani turun dari motor Kayden dan membuat Fani hampir jatuh kalo Kayden tidak cepat memegangnya.

"Kalian bisa diam tidak! Kalo mau ribut silahkan angkat kaki dari Mansion ini!" Teriak marah Bodyguard Vara, dia Ridho. Teman Doni yang selalu bersama menjaga pintu utama Mansion.

"Mereka mulai dulu om," jawab Via.

"Heh jangan nyalahin kita dong!" timpal Andra.

Kayden yang sudah tidak tahan langsung saja menuduh. "Lo sengaja kan nyenggol Fani?"

"Gue kan udah bilang, gue gak sengaja. Lo ngeti bahasa manusia gak sih hah!" Teriak Via yang sudah emosi juga.

Jono dan Yono yang tadi hanya melihat pun segera mendekat dengan buggy car-nya. "Nona dan tuan muda sekalian jangan ribut disini bisa?" Tanya Jono.

"Kita juga gak mau ribut pak, tapi mereka tuh," jawab Shania.

Saat Kayden akan menjawab sudah dipotong dahulu oleh Ridho. "Sekali lagi saya mohon kalian jangan ribut disini. Semisal kalian mau masuk, masuklah dengan tenang." Dia sudah jengah dengan perdebatan dari sahabat nona dan tuan mudanya itu.

Sahabat Vara yang merasakan suasananya berbeda dari biasanya, seketika terdiam. Sahabat Evan juga ikut terdiam setelahnya.

Dengan hati deg-degan, Nuella bertanya dengan nada yang sedikit pelan. "Kenapa om, pak? Kok suasananya beda ya.. Biasanya pada main catur, badminton atau volly."

"Iya om. Ada sesuatu yang terjadi?"

Ridho, Jono dan Yono saling pandang dan hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mereka berlalu begitu saja, Ridho menghampiri temannya yang memanggilnya dan Jono-Yono kembali ke pos. Melihat itu, mereka langsung masuk begitu saja, tentunya dengan tergesa-gesa dan ingin segera bertanya kepada Vara.

Saat masuk mereka hanya di sambut dengan keheningan. Sahabat Vara segera berlari ke ruang keluarga, karena mereka tau pastinya Vara berada disana diikuti sahabat Evan + Fani.

"VAR-"

Mereka mendadak terdiam kaku, melihat yang tidak seharusnya mereka lihat. Mereka melihat Vara yang memeluk Evan yang sedang menangis. Mereka belum pernah melihat Evan serapuh itu. Vara sadar akan kedatangan mereka, tapi dia tidak bergerak sama sekali. Masih memeluk Evan dengan erat. Keadaan Evan seperti adiknya Vara dulu, sangat kacau.

"U-udah ya, ka-kamu gak sendiri sini. Ada aku dan yang lain yang masih sayang sama kamu," ucap Vara. Suaranya bergetar tapi tetap bertahan untuk tidak ikut menangis.

"Me-mereka hiks ja-jahat. Bu-bukan aku yang do-rong hiks. Di-dia yang selalu fi-fitnah aku hiks." Evan mendongakkan kepalanya melihat Vara dan berkata, "Queen... Mi-misal waktu itu hiks aku yang jatuh ap-apakah mereka bakal nyalahi dia juga hiks?"

"Udah ya diem nanti kamu demam," ucap Vara. Ya dia tau dari Erick (part 12), jika Evan sudah begini pasti akan demam tinggi. Vara juga sudah merasakan tubuh Evan mulai menghangat.

Beberapa menit kemudian sudah tidak terdengar suara tangisan Evan, karena dia tertidur dalam pelukan Vara. Vara langsung mengecek kondisi Evan, akan demam tinggi atau tidak seperti yang di suruh Erick.

Dia bernafas lega, karena Evan tidak akan demam tinggi. Itu prediksinya malam ini, tapi tidak tau besok pagi akan bagaimana.

"Kalian ngapain berdiri aja, sini duduk. Dan buat Kak Kay, bawa dia pulang dulu ," ucap Vara dan segera berdiri untuk menelfon Erick.

Elvara!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang