Part 12

672 73 3
                                    

Malam harinya

Marsha sedang bersiap siap untuk turun dan keluar karena acara makan malam mewah itu diadakan di pavilium mewah yang ada dibelakang rumah mewah mereka

Disana Marsha langsung disambut oleh sang kakek yang begitu senang akan kehadiran cucu kesayangannya itu tapi tidak dengan ayah dan ibu tirinya yang tentunya tidak menyukai Marsha karena bagi mereka terutama ayahnya Marsha itu adalah saingan dalam menjadi pewaris meski sebenarnya sudah pasti jika pewaris kekayaan keluarga mereka nanti adalah Marsha seorang

"cucu kakek....."

" akhirnya kamu mau datang juga ke acara kakek ini...anak bandel "

" Iya maaf kek....siap Marsha sibuk sama sekolah "

" dan satu lagi kakek gak tau kalau kamu rupanya bawa teman kesini tadi dia ngenalin diri sama kakek....mana ya anak nya....ah itu dia disana lagi ngomong sama pamanmu "

Marsha lantas langsung melihat ke sekitar dan seketika membulatkan matanya tak percaya melihat kehadiran Ara yang bagaimana bisa ada disini

" Kek...aku kesana dulu ya "

Marsha lantas segera berjalan cepat mendekati Ara yang terlihat kini sok akrab dengan pamannya itu

" loe ikut gue....."

Marsha langsung menarik paksa tangan Ara menjauhi area pesta hingga kini keduanya berada disebuah ruangan yang cukup sepi tapi terlihat jelas jika bukan sembarang orang yang bisa masuk keruangan ini karena tadi pintu masuknya memiliki akses

Dan Ara baru sadar jika ini ruang latihan

" apa sih sayang... kangen sampe bawa ketempat sepi gini kan rasanya baru tadi siang kita ketemu "

" Loe....gila gila...gimana caranya loe bisa disini dan ngapain juga kesini segala "

" Ya elah....masa pacar sendiri gak boleh hadir di acara kamu " kekeh Ara yang membuat Marsha kesal

" mending loe pergi....sebelum security nyeret loe "

Ara hanya tersenyum kemudian ia meraih tangan Marsha untuk digenggam dengan lembut

" Sayang.....aku kesini karena khawatir sama kamu soal kejadian tadi....."

"Aku gak mau kamu di apa apain....walaupun mereka orang tuamu sekalipun tapi tetap aja aku khawatir sayang "

Pipi Marsha seketika bersemu merah entah berapa kali ia dibuat tersipu oleh Ara namun ia selalu mencoba menepis perasaan tersebut

"Ekhemm.....ya..ya udah terserah deh bodo amat "

Marsha langsung pergi dari ruang tersebut meninggalkan Ara yang hanya tersenyum karena ia tahu jika Marsha sudah mulai luluh padanya

Tidak sia sia perjuangannya agar bisa hadir disini ia sampai sampai harus memaksa Bu Melody untuk menyerahkan tiket masuk khusus para tamu yang datang kesini dan untung nya dengan sedikit ancaman yang sama ia berhasil membujuk Bu Melody

Ara segera menyusul Marsha namun ia tidak jadi mendekatinya karena Marsha yang kini terlihat duduk bersama sang kakek

Ara memicingkan matanya melihat kakek Marsha karena ini adalah tujuan utamanya bisa masuk disini yakni menata matai musuh ayahnya itu

Pria tua itu meski sudah berumur tapi ia memiliki aura yang menakutkan membuat siapa saja tunduk padanya pantas saja banyak klien ataupun investor jika sudah berkerja sama dengannya pasti tidak akan berani melawan termasuk dulu ayahnya yang ditipu olehnya

Ara mengaktifkan jam tangan yang ia bawa karena itu dilengkapi kamera untuk merekam semua aktifitas kakek Marsha

Hanung Wijaya
Pengusaha kaya raya yang begitu disegani dan ditakuti dimanapun bahkan siapapun jika sudah berkaitan dengan keluarga Wijaya tidak akan bisa berbuat apa apa

Tapi meski begitu perusahaan mereka Garuda Grup begitu besar dan sukses dan sangat diminati banyak investor dari luar termasuk ayah Ara yang berhasil dirugikan oleh Hanung





Mata Ara tak pernah lepas dari pria tua itu sampai akhirnya Hanung secara kebetulan juga melihat kearahnya lalu tersenyum kemudian melambaikan tangannya

Mau tidak mau Ara bergegas mendekatinya

" Kamu temannya cucuku tadi kan "

" Iya kek....kan tadi saya udah ngenalin diri...."

Marsha hanya menatap sebal pada Ara yang terlihat jelas ingin mencari perhatian pada kakeknya

" Sebenarnya sih kek...bukan cuman teman biasa "

Hanung mengerutkan keningnya sedang Marsha sudah was was menatapnya

" Raaa...jangan macam macam ya "

" Kek jangan dengerin dia "

Kini Ara dan Marsha keduanya Malih saling menatap dengan tatapan yang berbeda

" Aku mau minta restu kek...."

" Araaa.....tolong jangan begini "

Hanung menahan tangan putrinya penasaran dengan apa yang terjadi serta yang Ara maksudkan barusan

" Sebenarnya saya pacarnya Marsha....jadi tujuan saja ada disini sekaligus untuk minta restu perhila hubungan kamu "

Marsha menutup matanya ia tak habis pikir dengan pola pikir Ara yang begitu berani dan percaya diri mengatakannya kini Marsha merasa sedikit takut dengan respon kakeknya yang terlihat diam

Hanung tiba tiba saja terkekeh membuat Marsha malah semakin takut namun tidak dengan Ara bahkan ia dengan percaya diri duduk disampingnya saat ini menata kakeknya

" Kamu pemberani juga....."

" Banyak orang diluar sana yang takut sama saya....tapi kamu sedikit berbeda bahkan tadi saat pertama kali berkenalan kamu juga percaya diri dan mudah berbaur "

" Siapa tadi nama....ah iya Ara kan "

" Iya kek....."

" Kamu pacarannya cucu saya...."

" Kek jangan dengerin ni orang....dia aneh orangnya...siapa juga yang mau pacaran sama cewe kaya dia....kek aku masih normal tau "

Namun Hanung malah dibuat terkekeh lagi kemudian menatap asistennya yang paham segera menyerahkan memperlihatkan rekaman pada layar tablet

Terekam jelas pada cctv semua kejadian digerbang depan rumah tadi siang dimana Ara membela Marsha dengan berani berakhir dengan kecuan singkat yang diberikan Ara pada cucunya itu

" Kakek liat kamu senang dicium sama Ara......nak Ara makasih ya udah mau nenangin cucu saya "

" Sebagai hadiahnya saya terima kamu sebagai teman cucuku tapi bukan berarti kamu saya terima sebagai pacarnya dan berbuat seenaknya pada cucuku....."

" Karena keputusan ada ditangan cucuku jadi jangan sekali kali menyakitkan nya " tegas Hanung yang membuat Ara menganggukkan kepalanya tersenyum puas karena kini ia perlahan mulai berhasil untuk menarik perhatian Hanung Wijaya meski harus dengan mengorbankan perasaan nya seperti ini

Disaat saat seperti ini Ara malah teringat akan Shani wajah wanita yang ia cintai itu masih terus saja menjadi pemegang kendali dihati, pikirkan bahkan tubuhnya

(Sebentar lagi Shan...misiku selesai lalu setelah kita bisa bersama)

Tentu saja harapan terbesar Ara adalah menyelesaikan misinya ini dengan segera lalu membawa pergi Shani pergi sejauh sejauhnya agar mereka bisa hidup bahagia bersama

Meski ia tahu pasti tidak akan mudah juga membuat Shani menerimanya tapi ia yakin akan bisa mendapatkan pujaan hatinya nya







Dilain tempat
Shani sedang berada didalam kamarnya ia tengah asik membaca novel favoritnya namun tidak seperti biasanya kali ini ia sedikit tidak fokus dengan bacaannya karena ia teringat akan kejadian tadi siang diparkiran dimana dirinya melihat Ara bersama Marsha keduanya naik mobil keluar sekolah bersama dan itu cukup mengganggu pikirannya

Mengingat sebelumnya bahkan ia sudah beberapa kali berciuman dengan Ara serta muridnya itu dengan terang terangan menyatakan suka dan mendekatinya tentu saja semua itu menganggu pikiran dan hati Shani

Apakah kini ia mulai luluh dan memiliki rasa pada Ara ?








To be continued...................

YOUR PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang