Ilustrasi
Didalam gedung tua______Adel, gadis itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Duduk Disebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat.
Disana juga sudah ada seorang pria berjas hitam, dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana memandang adel dengan senyuman kemenangan.
" Setelah sekian lama, akhirnya kita ketemu kembali, cucuku Afhseena Adellia Sharen.." Gumamnya, " yang kini menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga Natio, nona muda Reva Adellia Nathlan.."lanjutnya dengan senyumannya remeh
.....
" Bangunkan dia, mirza.." titahnya
" Baik tuan.." mirza segera mendekati adel dan mulai menyadarkan adel dari pingsannya
" jangan sampai dia terluka, mirza. Atau kamu yang saya hajar.."ujarnya, melihat mirza menyadarkan adel dengan sedikit kasar.
" maaf tuan.."
Mirza memicikkan air diwajah adel. Tidak lama adel pun mulai tersadar dari pingsannya.
" Eunghhh.." adel menjerapkan penglihatannya, orang pertama yang ia lihat adalah, pria berjas hitam didepannya yang menampakan senyuman jahat padanya.
Adel tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria yang berdiri sedikit jauh darinya, karena tertutup gelapnya ruangan dimana dirinya disekap.
Mata adel berkeliling, mengamati sekelilingnya. yang dapat adel lihat, ruangan gelap dan kotor, serta ada beberapa orang yang berdiri jauh dari nya.
" Apa kabar, Dela.." adel mengalihkan pandangannya kepada pria berjas hitam didepannya ini.
Suara ini, sepertinya adel mengenalinya. Jika benar orang ini seperti yang dipikirannya. Lalu kenapa dia melakukan ini terhadap dirinya, pikir adel.
" Apa kau mengenali suara saya?.." adel mengerutkan dahinya, berpikir sejenak.
" Baiklah, jika kau tidak mengenali saya.." pria itu berjalan perlahan mendekati adel, " maka akan Saya kenalkan, siapa Saya.." pria itu berhenti tepat dihadapan adel.
Ia menunjukkan senyuman manisnya, tapi tidak bagi adel. Senyuman seperti, senyuman yang penuh Kebencian kepada adel.
" Sudah tau siapa saya sekarang?.."tanyanya
Mata adel melebar, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dia tuan Kanaya, ayah dari mamanya, dan yang berarti kakeknya.
Deg..
Bagaikan disambar petir siang bolong, jantung adel berdegub kencang, badan bergetar dan matanya yang sudah memanas ingin menangis.
Apa salah yang sudah dirinya perbuat sehingga keluarga dari wanita yang sangat ia sayang dan banggakan ( mamanya, Anin ), bisa sejahat ini kepadanya.