" Reva ngak kuat.."lirihnya, pandangan matanya sudah mulai kabur.
Diluar gedung dimana tempat adel disekap, sudah ada sean dan yang lainnya.
Sean masuk terlebih dahulu, memimpin jalan. Sean melihat lebih dari sepuluh yang berjaga diluar.
" koko, chiko sama papih dan papah masuk dulu kedalam, biar zean sama yang lain hadapin mereka.." saran zean
" iya bang. Kamu hati² ya.." Zean mengangukkan kepalanya, " kalian dibagi dua, ada yang disini bantu hadapi mereka, sisanya ikut kedalam bareng koko sama.." ucap zean pada para bodyguard yang ikut bersama mereka
Setelah mereka membagi tim menjadi dua, sean, chiko dan tuan Natio dan harlan masuk secara perlahan.
Dari jauh chiko melihat sebuah pintu yang dijaga ketat oleh beberapa laki² bebadan besar dengan pakaian serba hitam.
" ko liat deh sana.."chiko menujuk kearah pintu yang dijaga ketat.
Sean, tuan natio dan harlan menghetikan langkahnya dan melihat kearah tunjuk chiko.
" Sepertinya itu tempat reva disekap.."ucap tuan harlan
" seperti begitu.."sahut tuan natio
" ko, kalian bertiga masuk kedalam. Biar chiko sama bodyguard kalian yang hadapin mereka.."ucap chiko
" Baiklah, kamu hati²,oke.."chiko menganguk. " siap ko, serahkan semuanya sama chiko dan om² ini.."ucap chiko
" om-om.."chiko berbalik menghadap para bodyguard, "kalian siapp.."lanjutnya dan diangguki oleh para bodyguard sean
" Serang!!!!!.. "teriak chiko berlari menghampiri para pejaga diikuti para bodyguard sean
Sean, tuan Natio dan harlan mulai berjalan mendekati pintu yang terkunci rapat.
" minggir pih, pah.. Biar sean dobrak pintunya.." sean mundur bersiap untuk mendobrak pintunya.
Brakkk...
Brakkk...
Brakkk...
Pintu berhasil terbuka, terlihat ada adel yang sudah tidak sadarkan diri duduk dikursi dengan tangan dan kaki yang terikat.
" Revaaa.." teriak sean, ia belari masuk kedalam diikuti tuan Natio dan harlan
Sean langsung melepaskan ikatan ditangan dan kaki adel. Tuan Natio dan harlan mencoba membangunkan adel.