Bab 28(Xelland)

113 27 1
                                    

Cawan yang berada dalam tangan dibaling ke dinding

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cawan yang berada dalam tangan dibaling ke dinding.

Prang!!!

Pecah bertaburan atas lantai. Ini semua gara-gara berita yang baru dia dapat. Bahzi berjaya masuk ke dalam istana dan dapat berjumpa dengan Ufaira.

Tangan menggempal penumbuk dan   dituju ke arah kerusi meja kerjanya. "Tak guna!" Doktor Kasyaf melepaskan   kemarahan. Rasa terhina. Selama ini semua usaha untuk mendapatkan 'jalan' ke istana dan mendekati Ufaira hanya sia-sia, ditambah dia kena melalui syarat-syarat tertentu yang masih belum lepas.

Kebencian Doktor Kasyaf terhadap Bahzi semakin menebal. Lelaki itu bukan sahaja menjadi pesaingnya, tetapi juga ancaman terhadap rencana yang dia dan ayahnya, Tukiman, susun.

"Kalau aku tahu macam ini jadi nya. Dah lama aku hantar 'salam' padanya dulu."

Kepala digeleng perlahan. "Bodoh!"  Marahnya pada diri sendiri.

Ketawa sinis kedengaran halus sebelum menjadi semakin kuat bergema. "Aku terlalu mudah bagi peluang."

"Harga diri aku dipijak. Kau memandang rendah pada kemampuan aku, Bahzi. Jangan gembira terlalu awal. Aku akan singkirkan kau." Suaranya perlahan dan dalam penuh makna.

Pemandangan luar yang damai selalu menjadi perhatianya, hari ini terasa seperti api yang menyala. Menjulang bukan hanya di luar tapi dekat dalam hati juga.

Situasi ini mendorong Doktor Kasyaf untuk bertindak lebih agresif. "Kau belum kenal aku sebetulnya kan, Bahzi." Dengan niat jahat bibir tersenyum sinis.

"Ufaira... Ufaira..." Tangan memegang kepala kerusi. "Aku ingatkan dengan cara baik boleh dapatkan kau, tapi nampaknya aku kena guna cara lain." Senyuman nya mati.

Kasyaf beri arahan dan menghantar makhluk halus untuk mengganggu Bahzi dan juga Ufaira. Rasa dendam yang tumbuh di hati membuatkan dia tak ragu untuk menggunakan ilmu hitam dan bantuan makhluk-makhluk ghaib.

Dengan harapan dapat menghancurkan persahabatan antara Ufaira dan Bahzi. Atau sebenarnya ada perasaan antara mereka? Berfikir tentang itu saja membuatkan rasa sakit hati yang paling dalam.

"Aku akan rebut kembali kesempatan untuk mendapatkan kau, Ufaira." Sesuai dengan permintaan ayahnya.

Kepala berpaling ke sisi. "Pergi. Sampaikan pesan aku."

Fuh... Lembut dia meniup ke tepi.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
( OG) HANYALAH DIRIMU  (BAHZI ISA)Where stories live. Discover now