part 17

2.2K 114 0
                                    

|•hujan-hujanan
|happy reading|

......

Asya masuk ke dalam asrama, dia menyimpan kitab hani dan dira yang dititipkan padanya di atas lemari mereka. Asya pun menyimpan kitab miliknya, kemudian mengganti pakaian dengan baju tidur.

Pakaian yang tadi dia gunakan di lipat kembali dan di simpan di atas lemari, untuk besok kembali di gunakan karena baru satu hari.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Kak mila datang seraya mengucapkan salam. Asya pun segera membalas nya "waalaikumsalam" ucapnya.

Kak mila tampak menyimpan kitab ke dalam lemari bukunya, kemudian mulai melipat pakaian. Jilbab nya yang terurai panjang kini di lipat rapih, menampilkan rambutnya yang kriting bergelombang. Tampak sangat cantik.

"Asya" panggil kak mila.

Asya yang tengah bersiap untuk tidur pun menoleh pada nya. "Iya kak?"

"Asya, ustadz haikal menitipkan pesan buat kamu" ujar kak mila. Seraya mengganti bajunya, dia mendekat pada asya lalu duduk di sampingnya.

"Pesan apa?" asya mengerutkan dahinya saat bertanya.

"Beliau bilang kalau ada apa apa jangan sungkan meminta bantuan. Begitu katanya" kak mila menatap asya penuh selidik. Dia tak yakin hubungan asya dan ustadz haikal hanya sebatas keluarga.

"Kamu ke ustadz haikal itu hubungannya bagaimana sya? Boleh di ceritakan? Saya penasaran" tanya nya.

Asya terdiam beberapa saat, memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan agar kak mila percaya. Kalau menolak menjawab, justru malah semakin membuatnya terlihat mencurigakan.

"Sebenarnya asya juga gak tahu keluarga nya kayak apa, tapi ustadz haikal bilang keluarga aja" asya mencoba membantah.

"Tapi sya, kalian malah keliatan kayak pasangan loh. Maaf ya, saya tanya yang aneh aneh" kata kak mila tak enak hati.

Asya mengangguk gelisah, harus bagaimana dia menjawab. Kalau teman temannya yang tanya, dia bisa mencari alasan meskipun ngasal. Tetapi berbeda dengan kak mila, dia gugup karena takut kebohongannya ketahuan.

"Iya kah? Aku gak tahu" cicit asya pelan memalingkan wajahnya.

"Oh ya kak, kata dira nanti malam kakak mau sorogan lagi iya?" asya berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Kak mila mengangguk. "Iya. Besok malam saya mau sorogan di kelas gus arkan, kamu mau ikut?"

"Boleh kak. Asya mau ikut" asya tampak bersemangat.

Asya bertanya banyak hal yang ingin dia ketahui, kak mila sigap menjawabnya jika wanita itu tahu. Saat dira dan hani kembali mereka menghentikan obrolan. Apalagi dira yang heboh membicarakan siapa yang baru dia temui.

"Aaaaah! Bisa gila aku sya!"

Dira memekik pelan berbaring di lantai, memegangi kepalanya dan berguling guling. Dalam hati asya menyetujuinya, gadis itu memang gila.

"Gak usah lebay deh ra" tegur hani agak mencibir. Dia mengambil mukena dan memakainya.

"Emang kenapa dira? Bisa gila kenapa?" kak mila yang tengah murajaah bertanya. Kehebohan dira membuat atensi nya menarik.

Dira menoleh pada kak mila, cengengesan lalu duduk biasa. "Enggak kak, tadi cuma ketemu sama ustadz haikal" jawab dira nyengir.

Mendengar nama suaminya di sebut, asya menajamkan telinganya. Sesuatu yang berhubungan dengan haikal pokoknya dia harus tahu. "Aku pikir apa. Emang kamu ketemu ustadz haikal dimana? Kok bisa?" tanya asya penasaran.

nyantri bareng suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang