part 12

4.9K 251 9
                                        

12. Dihukum
....

Happy reading


Di ruangan gus arkan, keempat gadis nakal yang ketahuan mencuri jambu pesantren duduk dengan menunduk. Mereka saling lirik, saling menyikut juga. Melihat wajah gus arkan yang terlihat menyeramkan dengan auranya yang begitu berwibawa.

"Saya tanya sekali lagi, kalian mencuri jambu?" tanya gus arkan menyidak empat gadis di depannya.

Keempatnya diam, tak berani bahkan untuk menatap wajah gus arkan yang sangat menakutkan.

"Jawab!" tekan gus arkan.

"Enggak gus". Asya menggeleng, lalu menjawab dengan lemah.

"Kalau bukan mencuri apa kalau begitu?"

"K-kita gak mencuri kok gus, kita cuma ngambil jambu". Ucap asya pelan. Dia melirik singkat gus arkan yang tengah berdiri lalu kembali menunduk, mata gue arkan begitu memelotot tajam.

"Ngambil tanpa izin, bukan mencuri?" tanya gus arkan lagi.

Asya di buta bungkam, dia menyikut lengan fitri yang berada di samping nya. Tidak ada yang berani menjawab karena sama sama takut pada gus arkan.

"Afwan gus". Lirih asya pada akhirnya.

Gus arkan menghela napas, meraup wajahnya secara kasar. Dia memalingkan  pandangannya ke samping sambil menghembuskan napas panjang.

Ini sudah pertemuan ke berapa mereka, syukur jika pertemuan yang baik ini bertemu karena kenakalan dan hukuman. Mana santriwati pula.

"Kalian tahu kan hukum nya mencuri?"

Keempatnya mengangguk kompak, masih menunduk tak berani mendongak. Tangan dan jari jari tangan mereka saling bertaut gelisah.

"Apa hukumnya?"

"Haram gus!"

"Apa yang di maksud dengan haram?" tanya gus arkan lagi.

Sebenarnya tanpa bertanya pun sudah pasti keempat santri wati di depannya tahu. Tetapi dia hanya mencoba mengetes nya saja.

"Jawab!"

"Jika di laksanakan mendapat dosa jika di jauhi mendapat pahala". Ucap keempatnya serempak.

"Kalian tahu kan kalau di lakukan mendapat dosa?"

"Iya gus".

"Terus kenapa malah kalian lakukan? Kenapa tidak kalian jauhi? Kalian tahu benar itu perbuatan dosa" tanya gus arkan.

Semakin menunduk kepala mereka, empat santriwati itu hampir menangis karena takut nya.

"Afwan gus!"

"Apa perbuatan kalian tadi mencerminkan seorang santriwati yang diajarkan agama?"

"Tidak gus!"

Gus arkan menghela napas dalam dalam, matanya menatap satu murid yang baru beberapa bulan menjadi santri.

"Terlebih kamu asya, kamu baru masuk ke pesantren ini. Jangan sampai nama baik kamu tercoreng oleh kelakuan kamu yang tidak terpuji".

nyantri bareng suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang