8.setuju!
...."Kamu siap?" Tanya haikal pada istrinya.
Asya mengangguk. Keduanya berada di depan rumah bunda nilam untuk meminta izin. Keputusan kemarin membawa mereka kesini, ke rumah orang tua asya untuk meminta izin.
Tok
Tok
Tok
"Assalamu'alaikum". Ucap keduanya setelah mengetuk pintu.
Tak membutuhkan waktu lama pintu terbuka menampilkan bi rumi yang baru selesai memasak. Melihat kedatangan nona nya bi rumi pun tersenyum lebar, senang karena di kunjungi.
"Eh non asya den haikal. Waalaikumsalam, ayo masuk".
Bi rumi membukakan pintu lebar mempersilahkan sepasang pasutri itu untuk masuk.
"Bunda kemana bi?" Tanya asya celingak celinguk mencari keberadaan sang bunda.
"Nyonya ada non. Sebentar saya panggilkan". Pamit bi rumi.
Asya pun mempersilahkan dan bi rumi pun berlalu untuk memanggil nilam. Tak lama bunda nilam datang dengan wajah bahagianya saat tahu sang putri datang.
"Asya! Ya ampun kenapa gak bilang mau kesini?" Seru bunda nilam.
Asya berlari dan menubruk tubuh bundanya. Memeluknya erat yang di balas tak kalah erat oleh bunda nilam.
"Bunda asya kangen". Lirih asya masih betah memeluk bunda.
Saking kangennya mata asya sudah siap untuk mengeluarkan cairan yang sejak tadi dia tahan.
Bunda nilam melepas pelukannya dan membawa asya untuk kembali duduk. Dia mengulas senyum membalas senyum menantunya.
"Bagaimana kabar bunda?" Tanya haikal setelah dia menyalimi tangan mertuanya. Tak mungkin dia ikut memeluk juga.
"Alhamdulillah baik. Kenapa ke sini nya gak kabarin bunda dulu?"
"Maaf bun. Saya lupa".
Asya menyenggol lengan haikal lalu bergelayut di tangan bundanya. "Bukan ish. Kan biar jadi surprise buat bunda". Sahut asya manja.
"Hm. Terserah kamu deh". Bunda nilam pasrah dengan kelakukan putrinya yang masih saja manja.
Bunda nilam memanggil bi rumit yang berada di dapur. " bi tolong ambilin minum ya buat tamu kita". Ucap bunda nilam.
"Iya nyonya. Mau minuman apa?" Tanya bi rumi pada sepasang pasutri itu.
"Air putih saja". Ucap haikal.
"Asya mau susu bi". Seru asya. Sudah jadi minuman kesukaan jika menyangkut susu buatan bi rumi atau bundanya.
Bi rumi mengangguk dan pamit. Dalam hati wanita itu memuji asya yang menurutnya semakin cantik.
Setelah membuat minuman pesanan kedua tamu spesialnya bi rumi kembali ke depan dan meletakan minuman itu.
"Ini minumannya non, den, nyonya".

KAMU SEDANG MEMBACA
nyantri bareng suami
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita menikah dan masuk ke pesantren bersama sang suami? Itulah yang di rasakan Anastasya Sabila. Gadis yang sering di panggil asya itu menerima perjodohan sebagai bukti baktinya pada orang tua. Haikal Zayyan Atharrazka. Pria b...