6. Keputusan?
.....Asya tak dapat tidur nyenyak meski tidur di ranjang. Berbeda dengan haikal yang tidur di sofa di luar kamar. Asya merasakan bersalah pada haikal.
Pagi ini dia bangun jam tiga subuh. Asya pun memutuskan untuk solat tahajud terlebih dahulu, dia berdoa dengan bersungguh sungguh.
"Ya allah maafin asya yang gak bisa jadi istri baik. Bimbing asya ya allah supaya asya tidak mengecewakan bunda asya, asya juga gak mau jadi istri durhaka karena melawan suami terus. Bimbing asya ya allah".
Setelah solat subuh asya keluar dari kamar tetapi tak melihat keberadaan haikal. Dahi nya mengernyit, kebingungan. Mencari cari di mana suami nya tapi tak kunjung menemukannya.
Asya pun bergegas ke dapur untuk memasak, mungkin haikal masih di masjid pikir asya memang benar.
Selesai memasak asya langsung meletakkan nya di atas meja. Bertepatan dengan itu pintu apartemen terdengar di buka. Buru buru asya menghampiri nya.
"Assalamu'alaikum".
"Waalaikumsalam".
Asya menjawab salam, tanpa di minta dia meraih tangan haikal dan menyalimi nya. Alis haikal bertaut kebingungan, menatap asya yang tersenyum tipis pada nya. Jari jari tangan asya saling bertaut itu terlihat menggemaskan.
"Ayo makan". Ajak asya di angguki haikal.
"Maafin asya". Celetuk asya begitu kedua nya duduk di kursi meja makan.
Haikal mendongak, lagi lagi kebingungan dengan tingkah asya yang menurut nya aneh.
"Untuk apa meminta maaf asya? Kamu gak berbuat salah". Ucap haikal datar.
Asya menggeleng kuat, bibir nya melengkung ke bawah. "Asya minta maaf karena banyak buat salah. Maafin asya karena gak becus jadi istri". Lirih asya hampir menangis.
Matanya sudah berkaca kaca, pandangan nya menunduk ke bawah tak berani menatap mata haikal.
"Kamu ini ngomong apa asya? Jangan ngaco". Tegur haikal tak suka dengan perkataan istri nya.
"Asya minta maaf karena gak izinin ku tidur di ranjang bareng asya, padahal itu ranjang kamu"
"Asya minta maaf karena gak bisa masak, gak bisa mengurus suami dengan baik."
"Dan asya minta maaf karena belum bisa kasih hak kamu sebagai seorang suami".
Lirih asya terbata di iringi air mata yang bercucuran. Dia bersungguh sungguh minta maaf, dia berkali kali memikirkan kesalahan yang dia perbuat selama menjadi istri haikal.
Haikal tak tega, dia bangkit dan memeluk tubuh mungil istri kecil nya. Asya tak menolak, tapi juga dia tak membalas pelukan itu. Tubuhnya bergetar karena menangis sampai sesegukan.
Ini kedua kali nya mereka berdekatan tanpa jarak, terakhir adalah ketika di kamar yang membuat asya trauma.
"Sudah asya jangan menangis. Saya maklumi kamu, kamu masih proses belajar" haikal berbisik.
Dia mengusapi lembut kepala asya yang tertutupi jilbab itu. Baju nya basah karena air mata asya, tetapi di biarkan.
"Hiks.. Asya gak tahu harus gimana supaya jadi istri yang baik istri yang solehah. Asya pengen jadi kayak gitu tapi asya gak tahu harus gimana."

KAMU SEDANG MEMBACA
nyantri bareng suami
Teen FictionBagaimana jadinya jika kita menikah dan masuk ke pesantren bersama sang suami? Itulah yang di rasakan Anastasya Sabila. Gadis yang sering di panggil asya itu menerima perjodohan sebagai bukti baktinya pada orang tua. Haikal Zayyan Atharrazka. Pria b...