part 19

4.8K 246 7
                                        


|19. Haikal cemburu

Happy reading

Dua hari kemudian asya sudah sehat kembali, dia melakukan kegiatan seperti biasanya. Saat ini, asya tengah mengantar dira yang di jenguk orang tuanya ke ruangan khusus.

Asya pun ikut menyalami kedua orang tua dira. Dari yang dia lihat, wajah dira dominan ayahnya.

"Ini siapa?" ibu dira bertanya.

"Saya asya tante, teman sekamar dira" jawab asya tersenyum kecil. Melirik pada dira yang tengah mengobrol dengan ayahnya.

"Oh. Baru ya kamu? Biasanya dira kesini bersama hani atau mila" tanya ibu dira lagi.

Asya mengangguk malu malu. "Iya tante. Baru beberapa bulan disini" jawab asya.

Ibu dira mengelus pundaknya pelan seraya tersenyum. "Hebat. Semoga jadi anak yang solehah ya nak?"

"Aamiin" asya mengaminkan dan dua tangannya menangkup wajah.

Meong.... Meong....

Asya menoleh saat mendengar suara kucing, lalu memilih pamit untuk melihat kucing itu. Saat keluar, kucing itu berlari ketakutan.

Asya pun mengejarnya dengan gemas, kucing terawat berwarna kuning pucat itu menghindar saat dia mengejarnya.

Tanpa sadar gadis itu mengejar sampai ke ujung masjid. Begitu kucing itu terpojok asya langsung menangkapnya. Dan terdengarlah raungan kucing itu dengan nyaring.

Asya berusaha mendiamkan kucing itu dengan mengelusnya, dia duduk di teras masjid seraya memangku si kucing.

"Jangan ngaong ngaong lagi kucing. Aku gak berniat jahat kok" ucap asya pada kucing itu.

Dia tak sadar berada di area mana, sibuk mengelus kucing itu yang menurutnya sangat lucu. "Lucu banget sih kamu" gumam asya gemas.

Mengangkat si kucing dan menciumnya. Si kucing pun mengaong kecil karena mendapat serudukan dari manusia satu itu.

"Asya!"

Deg

Jantung asya terasa merosot seketika, suara gus arkan terdengar jelas di telinganya. Dia menoleh ke samping dengan perlahan dan mendongak. Benar, gus arkan berdiri di antara tembok masjid.

Aduh! Asya menepuk jidatnya. Dia menyembunyikan wajahnya di tubuh kucing yang di pangkunya.

"Ya allah. Selamat kan aku dari gus arkan ya allah" asya berdoa dalam hatinya.

"I-iya gus kenapa? Gus manggil saya?" tanya asya pelan.

"Kenapa kamu berkeliaran di sekitar sini asya? Sendirian?" tanya gus arkan.

Beliau turun dari masjid dan memakai sendalnya. Agak berjarak berdiri dari asya dan menatap gadis itu.

"Afwan gus. Saya tadi sedang menemani dira yang di jenguk orang tuanya, tapi saya tergoda dengan kucing ini. Jadi saya mengejarnya sampai kesini" cicit asya tak berani menatap sang gus.

Jari jemarinya memainkan bulu tebal kucing itu, tak menyadari gus arkan yang menatap nya.

Gus arkan berdiri dengan tangan kebelakang yang terlipat. Tanpa sadar dia melipat bibirnya, menahan rasa gemas melihat tingkah asya. Gadis itu tampak begitu lucu dengan wajah takut takutnya mencuri lirik.

Astagfirullah!

Gus arkan mengusap wajahnya, menyadarkan dirinya dengan pikirannya barusan. 'Apa yang kamu pikirkan arkan?'

nyantri bareng suami Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang