part 18

172 17 0
                                    

|perhatian nya haikal|

Happy reading

Mendapat kabar istrinya sakit, seharian haikal khawatir. Ustadz apip dapat melihat ke khawatiran nya, dia mendekat pada haikal yang tampak gelisah.

"Ustadz" panggil ustadz apip.

Haikal menoleh, lalu tersenyum saat apip menyodorkan satu gelas air. Dia menerimanya dan meminumnya saat itu juga. Tepukan di bahunya membuat haikal menoleh lagi pada ustadz apip.

"Saya tahu kamu khawatir dengan istri kamu. Jangan khawatir, saya sudah meminta fatimah untuk merawat asya" katanya begitu tenang.

Haikal menunduk, menatap gelas dalam genggaman nya. "Saya khawatir pip, ini pertama kalinya asya sakit setelah kami menikah. Kalau saja kami tidak berada di pesantren, saya leluasa merawatnya" ujar haikal berkeluh kesah.

Ustadz apip mengangguk, dia mengerti dengan situasi yang haikal alami sekarang. Terlebih dengan status nya yang sudah menjadi suami, pasti lah asya tanggung jawabnya.

"Kenapa tidak kamu tunjukkan saja status kalian? Supaya kamu lebih leluasa merawat istrimu" saran ustadz apip.

Haikal menggelengkan kepalanya. "Tidak, asya menolaknya. Dia merasa tak enak dan tak nyaman, saya hanya bisa menuruti keinginan nya itu" jawab haikal menghembuskan nafas ringan.

"Begini saja, kenapa kamu tidak meminta bi anis untuk merawat istrimu. Selain saya, hanya bi anis yang tahu kalian suami istri. Kalau beliau yang merawatnya, kamu bisa menitipkan segala sesuatu untuk asya dengan leluasa" ustadz apip kembali memberi saran.

Haikal memikirnya sebentar, mempertimbangkan saran dari ustadz apip. Di rasa masuk akal, haikal mengangguk. "Ustadz benar, saya akan meminta bi anis untuk menjaga asya. Terima kasih atas sarannya" ujarnya lalu tersenyum.

"Sama sama ustadz. Selagi bisa, saya akan membantu" sahut ustadz apip.

Haikal lalu pamit untuk segera menitipkan istrinya pada bi anis. Sebelum itu dia meminjam motor milik salah satu mudaris lain untuk membeli obat ke klinik.

......

Asya yang demam dan meriang akibat hujan hujanan tadi siang tak mampu untuk mengaji, dira dan hani bergantian mengompres nya tetapi demam itu tak kunjung turun.

Kini begitu pulang shalat magrib, mereka hendak mengaji. Dira dan hani kompak menatap kak mila dan bertanya. "Kak mila, yang jagain asya siapa? Boleh kami yang jaga?" tanya dira.

Kak mila yang tengah melipat mukenanya mendongak. Dia menyimpan lebih dahulu mukena dan sajadahnya lalu mendekati mereka. "Biar saya aja. Kalian mengaji, jangan sampai ketinggalan pelajaran" kata kak mila.

Dira dan hani pun mengangguk, mereka segera mengganti baju dengan pakaian untuk mengaji. Ketika itu bi anis tiba tiba masuk ke kamar mereka, sontak mereka terkejut.

"Astagfirullah! Bi anis ngagetin aja" keluh dira terkejut. Dia mengelus dadanya pelan saat bi anis menertawakan nya.

"Assalamu'alaikum" ujar bi anis kemudian.

"Waalaikumsalam."

Melewati dua orang tadi bi anis mendekat pada asya yang terbaring lemah. "Kamu mengaji saja mil, biar bibi yang jaga neng asya" katanya pada kak mila.

nyantri bareng suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang