part 15

229 16 2
                                    


asya vs ustadzah limah

Asya mengetuk ngetuk dagunya dengan jari telunjuk, satu tangannya terlipat di depan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asya mengetuk ngetuk dagunya dengan jari telunjuk, satu tangannya terlipat di depan dada. Asya tengah memikirkan kesalahan yang dia perbuat.

"Lho, emang aku salah apa ya? Perasaan aku gak bikin salah deh sama tuh ustadzah itu" celetuk asya, bertanya pada dua temannya yang juga memperhatikan nya.

Dira menepuk jidatnya kesal, apakah asya pikun? Perasaan gadis itu belum tua tua amat.

"Sya, kamu gak ingat? Kemarin sandal yang kamu pake punya ustadzah limah. Kamu sih main ambil sendal orang aja" kesal dira menjelaskan.

Asya terdiam sembari matanya juling ke kanan, mengingat ngingat apa yang dia lakukan kemarin. Dia menepuk jidatnya saat ingat kejadian kemarin.

"Astaga! Jadi sendal yang aku gosob kemarin punya ustadzah limah" seru asya akhirnya ingat.

"Astagfirullah sya, bukan astaga" tegur hani segera.

Asya tersenyum cengengesan sambil mengangguk angguk, "iya maaf. Tapi sumpah itu punya ustadzah limah?"

Dira mengangguk yakin, seraya menatap sekeliling. "Iya. Makanya sekarang kamu di panggil ke ruangan ustadzah" kata dira menyahuti.

Bahu asya terangkat sebentar kemudian merosot, gadis itu menghela napas lelahnya. Perasaan dia sudah insaf, kemarin dia juga pinjam dulu sendalnya.

"Yaudah oke" kata asya pasrah.

Mengibaskan tangannya seraya berkali kali meloloskan nafasnya. Dia harus menguatkan dirinya lagi sebelum kena omelan ustadzah nanti.

"Mau kita antar gak sya?" tawar hani sopan.

Asya menoleh sekejap kemudian menggeleng, memejamkan matanya dan telunjuknya bergoyang kekiri dan ke kanan.

"Gak usah" ucap asya. "Assalamu'alaikum" lanjutnya. Pergi berlalu dari sana menuju ruangan ustadzah limah.

Hani dan dira saling melirik, mereka melihat asya yang seolah tak ada beban berjalan seraya menggoyang goyangkan tangannya naik turun.

"Semoga gak kena omel" ucap hani, di angguki oleh dira.

Asya berjalan dengan santainya, seraya bersenandung pelan. Dia menatap sekeliling yang sangat sepi, tidak ada seorang pun disana.

Mungkin mereka takut dengan ruangan ustadzah limah, begitu pikirnya.

Sampai di depan ruangan mudaris, asya berhenti sebentar. Berdoa untuk keselamatan dirinya sendiri.

"Huh, ya allah hindarkan lah hamba dari amukan singa betina ini ya allah. Aamiin"

Asya mengepalkan tangannya, tersenyum dan mulai mengetuk pintu ruang itu. Dalam hatinya dia merasakan takut juga.

Tok

Tok

Tok

Satu menit pertama tidak ada jawaban apapun. Sembari menunggu asya menatap sekeliling.

nyantri bareng suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang