03. Ancol

57 32 0
                                    

Summer - Calvin Harris


Matahari bersinar cerah di atas Ancol, tempat liburan favorit warga Jakarta. Hari itu, delapan sahabat absurd ini-Vicky, Liza, Reina, Yura, Ben, Jay, Jake, dan Mahesa-memutuskan untuk kabur sejenak dari hiruk-pikuk Jaksel dan menghabiskan hari di pantai. Tentu saja, dengan gaya Jaksel yang khas, mereka nggak lupa pakai outfit kece untuk "liburan santai" mereka.

"Eh, gue nggak percaya deh, kita beneran liburan bareng di pantai. Biasanya paling nongkrong di mall doang," kata Vicky sambil mengibaskan rambutnya yang tertiup angin.

"Ya, kan sesekali butuh suasana baru, Vick," sahut Ben yang sudah sibuk memotret diri sendiri di pinggir pantai. "Ancol juga punya vibe, tau."

Mereka berjalan menyusuri pasir pantai yang agak panas, menikmati semilir angin laut yang bikin suasana jadi lebih santai. Yura dan Liza duduk di atas pasir sambil minum es kelapa muda yang mereka beli di pinggir pantai.

"Jadi, rencana hari ini apaan? Masa cuma duduk-duduk doang?" tanya Liza sambil menggoyang-goyangkan es kelapanya.

Mahesa langsung memasang senyum lebar, "Gimana kalau kita main perahu bebek? Gue rasa itu bakal jadi pengalaman yang... epic, sih."

Jay langsung ngakak, "Lo serius, Sa? Main perahu bebek di usia kita yang sekarang? Astaga, hidup lo bener-bener low budget banget."

Reina ikut nimbrung, "Tapi... kayaknya seru sih, ya? Kita bisa lomba siapa yang paling cepet ngedayung."

Akhirnya, meski penuh ledekan dari Jay dan Ben, mereka semua sepakat mencoba naik perahu bebek. Mereka membagi dua tim: tim cewek yang terdiri dari Vicky, Reina, Yura, dan Liza, serta tim cowok: Ben, Jay, Jake, dan Mahesa. Begitu mendayung keluar, perahu mereka mulai melaju pelan-pelan ke arah tengah.

"Eh, kita ini tim yang kuat, ya! Ayo, kita pasti bisa lebih kenceng dayungnya daripada cowok-cowok itu!" seru Reina, bersemangat.

Vicky mengangguk semangat, "Yuk, gas terus! Cowok-cowok pasti kalah!"

Sementara itu, di perahu satunya, Jay sudah ngos-ngosan dan mulai mengeluh, "Astaga, ini berat banget. Mahesa, lo aja yang dayung deh. Lo kayaknya masih punya tenaga."

Mahesa yang dari tadi santai langsung melotot, "Eh, ini kan kerja sama, Jay! Lagian, lo sendiri tadi sok-sokan bilang kuat."

Ben cuma bisa geleng-geleng kepala sambil terus mendayung, "Coba kita fokus deh, sebagai laki nggak boleh kalah sama anak cewek. Nggak keren banget, bro."

Mereka pun berusaha semaksimal mungkin, namun di tengah jalan, tim cewek mulai merapat ke perahu cowok. Yura berusaha mendayung lebih dekat sambil nyengir lebar ke arah Jay.

"Kalah deh lo, Jay!" seru Yura sambil melambaikan tangan mengejek.

Merasa terhina, Jay akhirnya mengambil kendali, "Oke, guys, nggak ada cara lain. Kita harus nabrak perahu mereka. Strategi shock therapy."

Tanpa berpikir panjang, Jay dan tim cowok mulai mendayung kencang ke arah perahu cewek, membuat suasana semakin kacau. Mereka menabrakkan perahu, dan kedua perahu itu oleng.

"Ya ampun, Jay, lo gila!" teriak Liza sambil berusaha menyeimbangkan perahu mereka.

Ben tertawa ngakak sambil berkata, "Woy, jangan kalah dong! Jaksel pride!"

Namun sialnya, setelah aksi tabrakan ala Jay itu, tiba-tiba perahu cowok bocor dan mulai tenggelam perlahan.

"Ya ampun, bocor! Perahu kita kebanjiran!" Jake berteriak panik.

"Serius nih? Haduuuh, gimana dong?" Mahesa udah mulai panik dan berusaha mengayuh perahu supaya sampai ke daratan.

Di perahu sebelah, cewek-cewek cuma bisa ketawa ngakak sambil menatap para cowok yang sekarang repot dengan perahu bocor mereka. Vicky yang dari tadi nggak bisa berhenti ketawa akhirnya nyeletuk, "Gue rasa, ini karma ya, buat cowok-cowok sok jago."

Sementara itu, di perahu bocor, Ben hanya bisa pasrah sambil mendayung dengan sia-sia. "Yaudah deh, kita beneran kalah hari ini..."

Setelah insiden di atas perahu, mereka akhirnya kembali ke daratan dengan sedikit basah-basahan. Masih dengan baju yang setengah kuyup, mereka akhirnya duduk di kafe pantai, menikmati makanan sambil cerita-cerita dan ngakak lagi soal kejadian barusan.

"Gue rasa, liburan ini udah lebih seru dari yang gue bayangin," kata Reina sambil menyeka air mata karena ketawa berlebihan.

"Bener, ya ampun, ini liburan absurd banget," Liza menimpali.

Jay cengengesan sambil angkat gelas minuman. "Cheers buat liburan paling nggak jelas di Ancol, guys. Gue nggak sabar buat cerita ke orang-orang betapa absurdnya kita."

Ben mengangguk sambil ikut mengangkat gelasnya. "Bener, cheers! Pokoknya, kemanapun kita pergi, yang penting absurd-nya nggak ilang."

Mereka pun bersulang, menutup hari di Ancol dengan kenangan konyol yang mungkin cuma bisa terjadi di antara sahabat-sahabat penuh gaya tapi tanpa arah seperti mereka.


B E R S A M B U N G

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang