05. Disneyland

44 31 0
                                    

"It's Time" - Imagine Dragon


Liburan ke Disneyland adalah mimpi yang akhirnya kesampaian buat delapan sahabat absurd ini—Vicky, Liza, Reina, Yura, Ben, Jay, Jake, dan Mahesa. Setelah berbulan-bulan nabung dan bikin rencana, mereka berhasil sampai ke taman hiburan yang terkenal dengan keajaiban dan kebahagiaan ini.

Begitu masuk, mereka langsung heboh melihat kastil Cinderella menjulang di tengah taman. Cahaya warna-warni dan musik Disney terdengar dari segala penjuru. Mereka yang biasanya nongkrong di kafe hits Jaksel, kali ini tampak seperti anak kecil yang masuk ke dunia impian.

Guys, this is insane! Gue nggak nyangka bisa nginjek Disneyland!” seru Yura sambil loncat-loncat kecil.

“Yuk, foto dulu di depan kastil! Mumpung masih fresh,” ajak Reina sambil nyiapin ponsel.

Mereka langsung berbaris dan pose dengan gaya masing-masing. Ben dengan gaya peace, Jay sok cool ala model, dan Mahesa malah pose kayak mau casting jadi tokoh kartun.

“Okay, foto pertama done! Sekarang next plan apa nih?” tanya Liza sambil nyengir.

Mahesa langsung ngacung, “Roller coaster! Kita harus coba yang paling gila di sini, guys!”

Wajah Reina langsung berubah. “Lo serius, Sa? Gue kayaknya mendingan coba yang santai-santai aja dulu, deh.”

Ben malah tertawa ngakak, “Eh, Reina takut ya? Anak Jaksel takut roller coaster nih!”

Reina akhirnya mendengus pasrah, “Fine, demi pride gue ikut. Tapi kalau gue pingsan, kalian yang tanggung jawab, ya!”

Mereka berbaris di antrean roller coaster dengan jantung mulai deg-degan. Begitu naik dan kereta mulai bergerak, mereka semua langsung tegang. Saat roller coaster itu mencapai puncaknya dan meluncur ke bawah, teriakan mereka menggema.

“Woooooy! Gue nyesel naik iniii!” teriak Jay sambil merem melek.

Begitu turun, mereka semua tampak shock, tapi penuh tawa. Liza sampai terhuyung-huyung keluar dari kursi dan duduk di bangku dekat situ sambil ngos-ngosan.

“Astaga, itu roller coaster kayak mau nyabut nyawa gue beneran,” kata Liza sambil mengatur napas.

Come on, hidup cuma sekali, Liz!” sahut Mahesa sambil cekikikan.

Setelah itu, mereka lanjut menjelajahi area lainnya. Mereka ke wahana Pirates of the Caribbean, naik perahu menyusuri gua-gua gelap dengan hiasan ala bajak laut. Ben sibuk mengabadikan momen dengan ponselnya, sementara Vicky, Liza, dan Reina sibuk selfie dengan latar tengkorak-tengkorak buatan.

“Habis ini, kita ke Haunted Mansion, yuk!” usul Yura sambil tersenyum jahil.

Jake langsung bereaksi, “Eh, nggak, nggak. Gue gak mau main di tempat hantu-hantuan. Kita ke yang lebih happy-happy aja, gimana?”

Jay langsung meledek, “Ah, Lo takut? Masa anak Jaksel takut hantu?”

Akhirnya, dengan setengah dipaksa, Mahesa ikut masuk ke Haunted Mansion. Begitu pintu tertutup dan suasana gelap, suara-suara menyeramkan mulai terdengar dari segala arah. Mereka berjalan pelan-pelan sambil sesekali terkejut karena efek cahaya dan suara hantu.

Sampai di tengah wahana, tiba-tiba ada sosok hantu buatan muncul dari balik dinding. Jake langsung teriak paling kencang, membuat yang lain ngakak.

Bro, chill! Itu cuma boneka, bukan beneran,” kata Jay sambil berusaha menahan tawa.

Setelah keluar dari Haunted Mansion, mereka akhirnya ke area Main Street untuk jajan cemilan, es krim, dan minuman dingin. Mereka duduk di bangku taman sambil menikmati jajanan, menikmati pemandangan orang-orang dengan senyum bahagia di wajah mereka.

“Gue rasa, ini beneran liburan paling keren yang pernah kita alamin,” ujar Vicky sambil menggigit churros-nya.

“Bener, this is definitely a once-in-a-lifetime experience!” tambah Ben.

Malam harinya, mereka berkumpul lagi di depan kastil untuk menonton pertunjukan kembang api. Begitu langit mulai dipenuhi cahaya warna-warni dan musik Disney mulai berkumandang, mereka semua terdiam menikmati momen magis itu.

“Kayaknya baru kali ini kita diem semua ya,” kata Reina sambil tersenyum melihat kembang api yang membentuk wajah Mickey Mouse di langit.

Mahesa mengangguk sambil mengusap matanya yang berair. “Yaelah, gue nggak nyangka Disneyland bisa bikin baper juga.”

Semua ketawa dan saling melirik. Disneyland memang punya caranya sendiri buat bikin orang merasa kembali jadi anak kecil, bahkan buat anak-anak Jaksel yang biasa sok cool dan kekinian seperti mereka.

“Okay, guys, mari kita bikin janji: someday kita harus balik lagi ke sini, bareng-bareng kayak gini lagi,” ujar Jay.

Semua mengangguk setuju, dan mereka pun bersulang dengan minuman soda masing-masing, menutup malam indah di Disneyland dengan hati penuh kenangan dan persahabatan yang semakin erat.


B E R S A M B U N G

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang