15. Asisten Dosen

40 28 0
                                    

Good Day - IU


Reina baru saja menerima posisi sebagai asisten dosen di Fakultas Ekonomi, dan berita itu langsung menyebar ke seluruh gengnya. Pagi itu, di salah satu sudut kampus, Yura, Liza, Vicky, Mahesa, Jay, Jake, Ben, dan Reina duduk melingkar di taman, mengobrol sambil sarapan.

“Gila, Reina, lo sekarang jadi asdos!” kata Vicky, sambil menggoyangkan botol jusnya. “Itu udah level dewa, sih. Kapan-kapan bagi tips dong biar gue bisa kayak lo.”

Reina terkekeh. “Yaelah, nggak segitunya juga, Vic. Ini aja gue masih agak nervous. Apalagi harus ngasih asistensi di depan junior.”

“Lo pasti bisa lah, Re,” kata Mahesa sambil menepuk pundaknya. “Kalem aja, asal jangan sampe lo lupa siapa temen-temen lo yang ‘ndeso’ ini ya.”

Reina tertawa kecil. “Santai aja. Kalian tetap geng pertama gue.”

Jake yang dari tadi sibuk mengunyah akhirnya buka suara. “Eh, kalo lo udah jadi asdos gitu, lo bakal galak nggak ke junior? Jangan-jangan, muka lo jadi kayak… dosen killer?”

Reina memutar matanya sambil tertawa. “Aduh, Jake. Ngapain juga gue jadi kayak dosen killer? Gue masih Reina yang sama, kok.”

Ben, yang biasanya cukup cuek, ikut menyelipkan komentar. “Ya, biar nggak berubah tapi tetep aja, lo bakal dapet privilege baru. Lo bakal lebih dihormatin sama junior. Kayaknya gue harus mulai hormat ke lo juga, nih.”

“Apa banget, sih!” kata Reina sambil tertawa, menyikut bahunya.

---

Di siang harinya, Reina sudah berdiri di depan kelas, bersiap membantu dosen mengisi materi diskusi hari itu. Mahasiswa mulai masuk satu per satu, dan kebanyakan langsung terkesiap melihat Reina di depan kelas.

Salah satu mahasiswa angkat tangan. “Kak Reina, ini pertama kali ngajar, ya? Katanya kakak asdos baru?”

Reina tersenyum, berusaha tetap tenang meskipun hatinya agak gugup. “Iya, ini pertama kali. Tapi tenang aja, kita bakal belajar bareng-bareng, kok.”

Ketika sesi diskusi mulai berlangsung, Yura dan Liza mengintip dari pintu kelas, sambil menahan tawa. Mereka berdua penasaran melihat ekspresi Reina di depan mahasiswa.

“Reina, kayaknya tegas banget di depan,” bisik Yura sambil berbisik ke Liza.

Liza mengangguk setuju. “Tapi dia tetep asik, sih. Nggak kayak asdos-asdos galak lainnya.”

---

Setelah selesai mengajar, Reina duduk di kantin bersama teman-temannya. Jay langsung menyambutnya dengan sorak-sorai kecil.

“Gimana, Kakak Asdos? Rasanya gimana jadi sosok yang dihormati?”

Reina mendengus, tersenyum geli. “Sumpah, ini lebih bikin grogi daripada yang gue bayangin. Rasanya kayak ada yang harus gue perhatiin tiap kali buka mulut.”

Ben, yang duduk di sebelah Reina, menyikutnya sambil tertawa. “Santai aja, Re. Lama-lama juga lo terbiasa. Tapi hati-hati, ya, jangan sampe lo salah nyebut nama mahasiswa.”

Reina tertawa lepas. “Gue udah hafal semua nama mereka kok, Ben. Ngapain juga salah sebut.”

Jay yang dari tadi memperhatikan, ikut berkomentar. “Eh, tapi keren banget lo bisa ngajar depan kelas, Reina. Padahal gue aja kalo disuruh presentasi di depan suka deg-degan.”

Jake angkat tangan, pura-pura hormat. “Kita salut, Kakak Reina! Abis ini bisa jadi dosen beneran, nih.”

Vicky memutar matanya sambil tertawa. “Ya ampun, Jake, jangan ditekan mulu, dong. Dia masih Reina kita, ya, bukan dosen killer.”

Reina menghela napas lega, senang melihat dukungan dari teman-temannya. “Makasih, guys. Kalian emang the best! Walaupun… suka aneh-aneh, sih.”

---

Setelah itu, mereka lanjut ngobrol soal acara kampus dan rencana-rencana yang lain. Meski Reina kini punya tanggung jawab baru sebagai asdos, persahabatan mereka tetap sama. Setiap tawa dan candaan terasa hangat, mengingatkan bahwa posisi atau peran baru tak akan pernah mengubah kedekatan yang sudah mereka bangun selama ini.

Yura mengangkat cangkir tehnya dan mengajak yang lain bersulang. “Buat Reina, asdos baru kita yang kece abis!”

Yang lain ikut mengangkat minuman mereka dan bersorak riang. Mereka tahu, di kampus ini, tak ada yang lebih berharga dari persahabatan mereka yang solid dan saling mendukung di setiap langkah.

B E R S A M B U N G

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang