34. Anna's Next Move

26 20 2
                                    

"Put Your Records On" - Corinne Bailey Rae


Waktu berjalan cepat, dan sekarang, tinggal dua minggu lagi sebelum tahun ajaran baru dimulai. Anna yang udah nggak sabar memasuki dunia perkuliahan, mulai merasa sedikit gugup karena mendekati hari ospek. Dia udah sering dengar cerita dari Jake dan teman-temannya tentang pengalaman mereka dulu, tapi tetap saja, perasaan tegang itu nggak bisa dihindari.

Hari itu, seperti yang udah mereka rencanakan sebelumnya, Ben, Jay, Vicky, Reina, Mahesa, Liza, Jake, dan Yura berkumpul di rumah Anna. Mereka sepakat bakal membantu Anna mempersiapkan semua yang dia butuhkan untuk ospek dan awal kuliah. Dari mulai check list barang ospek, life hacks ngadepin senior, sampai soal style biar tetep chic tapi tetep sesuai aturan.

“Selamat datang, para kakak mentor Anna,” sapa Anna sambil nyengir saat mereka semua masuk. Raut wajahnya kelihatan semangat tapi ada sedikit ragu di matanya, yang tentu saja langsung ditangkap oleh Jake.

Jake, yang berdiri di sampingnya, langsung merangkul bahu Anna. “Santai aja, Na. Kita di sini buat bantu. Nggak usah parno gitu, lo pasti bisa.”

“Bener tuh, kata Jake,” ujar Yura sambil duduk di sofa. “Dan percayalah, ospek itu nggak seseram yang lo bayangin. Yang penting, lo siapin semua yang diminta panitia. Jangan sampai ada yang ketinggalan.”

Anna mengangguk serius, mencoba menyerap semua nasihat dari mereka.

---

Setelah beberapa menit ngobrol santai, mereka mulai membahas daftar perlengkapan yang harus Anna siapkan. Reina membuka notes yang udah dia siapin, dan mulai menyebutkan satu per satu.

“Pertama, lo harus punya tote bag yang muat banyak. Waktu ospek pasti bakal bawa banyak barang, dari botol minum, alat tulis, sampai cemilan. Lo nggak mau kan tas lo kepenuhan?” ujar Reina.

“Nah, soal botol minum, ini penting,” sambung Vicky sambil angkat jari. “Panitia ospek pasti nggak segan buat bikin kita banyak gerak. Jadi, pastikan botol minum lo cukup gede, biar lo nggak kehausan.”

“Bener banget!” kata Liza antusias. “Terus, lo perlu notes kecil buat nyatet segala info. Jangan andelin HP, soalnya lo nggak bakal sempet buka-buka hape setiap ada info penting.”

Anna mencatat semua yang dikatakan teman-temannya sambil tersenyum kecil. Tapi, setiap kali dia menatap daftar yang semakin panjang, rasa gugupnya makin terasa. Melihat Anna yang mulai stress, Jake langsung memasang wajah protektifnya.

Jake duduk di sebelah Anna dan berkata dengan suara pelan tapi tegas, “Tenang aja, Na. Ini kan cuma persiapan biar lo nggak clueless nanti. Lo nggak harus siapin ini semua sendirian, inget ada kita.”

Anna tersenyum dan mengangguk pelan. “Thanks, Jake. Gue beruntung banget punya kakak kayak lo.”

Ben dan Jay yang duduk berhadapan mulai menambahkan tips dan trik mereka. “By the way, Na,” kata Jay, “waktu ospek nanti, pasti ada sesi games bareng kelompok. Coba deh, jangan takut buat kenalan sama yang lain. Lo nggak bakal survive ospek sendirian.”

Ben menambahkan, “Jangan ragu buat nanya ke kakak tingkat juga. Mereka biasanya ramah kok, apalagi kalau tahu lo adik Jake.”

Semua langsung tertawa mendengar lelucon Ben, dan Jake cuma bisa menggeleng sambil nyengir, seolah mengingatkan Anna untuk nggak terlalu menggantungkan diri padanya.

---

Setelah semua tips selesai dibahas, mereka mulai ngecek satu per satu barang yang Anna butuhin. Mahesa ngeluarin notes kecil, yang ternyata berisi daftar lengkap barang-barang ospek yang pernah dia pakai. Lengkap banget kayak checklist dari senior ke junior. “Nah, ini daftar paling lengkap. Lo bisa pinjam barang-barang ini dari gue. Daripada beli baru, kan?”

Anna tersenyum lega. “Thank you banget Hes, Ini super helpful sih.”

Di sisi lain, Reina dan Yura mulai berbagi pengalaman pribadi mereka waktu ospek, dan bikin suasana jadi lebih santai. “Eh, gue pernah ditegur gara-gara nggak hapal yel-yel fakultas" kata Yura dengan wajah setengah malu. “Jadi pastiin lo hapal, ya, Na!”

Anna ikutan ketawa sambil janji nggak bakal skip latihan.

Vicky yang melihat Anna sudah lebih rileks, menepuk bahunya. “Liat, kan? Kita semua di sini buat lo. Lo bakal survive ospek dengan gampang. Lagian, ospek itu cuma awal dari semua petualangan seru di kampus.”

Mahesa yang duduk disamping Anna juga ikutan ngerangkul. “Setiap orang pasti ngerasain yang namanya nervous di awal. Gue dulu juga sempet mikir bakal nggak survive, tapi akhirnya malah enjoy banget.”

Anna melihat ke semua sahabatnya yang sekarang ada di sekelilingnya, dan hatinya terasa hangat. “Gue bener-bener bersyukur punya kalian semua. Gue tau ini bakal challenging, tapi gue bakal usaha sebaik mungkin.”

Jake menatap Anna sambil senyum bangga. “Ini baru adik gue. Lo bakal through this, Na, dan kita semua bakal selalu di sini kalo lo butuh support.”

Dengan senyum hangat dan semangat yang membara, Anna semakin siap untuk menghadapi dunia kampus yang sebentar lagi akan menyambutnya.


••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B E R S A M B U N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

B E R S A M B U N G

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang