21. Jelajah Rasa di Bandung

28 27 0
                                    

"Laskar Pelangi" - Nidji


Liburan akhir pekan ini, Ben, Vicky, Mahesa, Jake, Jay, Yura, Liza, dan Reina memutuskan untuk melakukan road trip ke Bandung demi misi penting: hunting makanan khas Bandung! Mereka sudah lama berencana untuk mencoba berbagai makanan legendaris dan kuliner tersembunyi di sana, dan akhirnya kesempatan itu datang.

Pagi-pagi sekali, mereka berkumpul di titik temu dan langsung berangkat. Ben dan Mahesa bergantian menyetir mobil, sementara yang lain sibuk mengobrol seru di belakang, saling berbagi daftar tempat makan yang ingin mereka coba.

---

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka tiba di Bandung dan langsung menuju warung bubur ayam legendaris yang terkenal sejak lama. Begitu masuk, aroma kaldu ayam yang gurih langsung memenuhi udara.

Jake, yang baru pertama kali mencoba bubur ayam Bandung, terlihat bingung melihat banyaknya topping seperti cakwe, suwiran ayam, ati ampela, dan kacang kedelai goreng.

“Gue biasanya cuma makan bubur ayam dengan ayam sama bawang goreng doang,” katanya sambil terkagum-kagum.

Reina tertawa kecil. “Di sini toppingnya banyak banget, jadi puas deh makannya.”

Mereka semua menikmati bubur ayam dengan penuh semangat. Jay bahkan sampai nambah porsi, dan Yura sibuk memotret makanan mereka untuk diunggah ke Instagram.

---

Setelah sarapan, mereka berjalan kaki menuju Jalan Braga, yang dipenuhi kafe-kafe dengan dekorasi vintage dan spot foto yang Instagramable. Di sini, mereka mencoba batagor dan siomay Bandung yang hangat dan kenyal.

“Enak banget, ya! Saus kacangnya itu, lho, beda banget dari yang pernah gue coba,” kata Vicky sambil melahap batagor.

Mahesa mengangguk setuju. “Porsinya kecil-kecil, tapi rasa kacangnya nendang banget.”

Jay dan Liza sibuk berebut siomay terakhir, sementara Ben dan Yura sibuk memotret jalanan Braga yang ramai untuk kenang-kenangan.

---

Saat siang tiba, perut mereka mulai keroncongan lagi. Mereka pun bergegas ke rumah makan Sunda untuk makan siang. Restoran itu penuh dengan menu tradisional Sunda seperti nasi liwet, ayam bakar, pepes, sambal terasi, dan lalapan segar. Setiap porsi makanan dihidangkan di atas daun pisang, menambah kesan alami.

Jake langsung mengambil nasi liwet dengan porsi besar. “Ini sih enak banget, ya. Rasa ikannya beda dari yang biasa gue makan.”

Liza tersenyum sambil mengambil sambal terasi. “Coba pakai ini, Jake. Sambal terasinya pedas tapi bikin ketagihan!”

Mereka semua menikmati makanan dengan penuh antusias. Mahesa dan Reina berusaha untuk tetap tenang dengan sambal yang pedas, sementara Jay terus menambah nasi.

“Lo kayaknya bener-bener niat ya buat makan sebanyak-banyaknya hari ini, Jay?” kata Ben sambil tertawa.

“Ya namanya juga lagi di Bandung, bro! Harus maksimal,” balas Jay dengan senyum lebar.

---

Setelah kenyang, mereka menuju Lembang untuk menikmati pemandangan sambil ngopi. Mereka memilih kafe dengan pemandangan pegunungan yang indah, dan udara sejuk membuat mereka merasa segar.

Yura, si paling estetik, sibuk banget ambil foto dari balkon kafe. “Wah, gila sih, guys! View-nya keren abis. Ayo kita foto bareng dulu buat feed IG!”

Mereka pun berfoto bersama dengan latar pegunungan. Setelah itu, mereka duduk santai sambil menyeruput kopi hangat. Ben pesen kopi hitam lokal, yang katanya “biar lebih otentik,” sedangkan Vicky pesen teh tarik yang manis, lebih “kekinian” katanya.

“Kapan lagi kita ngopi sambil lihat pemandangan kayak gini?” kata Mahesa dengan nada puas.

Reina langsung setuju, “Setuju, vibes-nya beda banget. Gua harap kita bisa ngulang-ngulang lagi trip kayak gini.”

---

Malamnya, mereka menuju kawasan Cibadak yang terkenal dengan jajanan malamnya. Jalanan dipenuhi dengan pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai jenis makanan, dari martabak, sate, sampai cuanki.

“Tempat ini surga banget buat yang suka ngemil, deh,” kata Liza sambil memilih martabak dengan berbagai topping.

Jake mencoba cuanki dan merasa terkesan. “Ini kuahnya gurih banget, ya. Pantes aja tempat ini rame banget.”

Ben dan Jay membeli sate dan menyantapnya dengan lahap. Sementara itu, Mahesa dan Vicky mencoba ronde hangat yang cocok dengan udara malam Bandung yang dingin.

“Aduh, kalau malam Bandung emang beda banget ya suasananya,” kata Yura yang asik menikmati ronde.

Mereka semua sibuk dengan makanan masing-masing, merasa puas dengan misi hunting makanan hari itu. Akhirnya, setelah mencoba berbagai kuliner khas Bandung, mereka merasa kenyang dan bahagia.

---

Dalam perjalanan pulang ke Jakarta, mereka semua terlelap dengan perut penuh dan hati yang puas. Ben yang menyetir tersenyum sambil melihat teman-temannya yang kelelahan tapi puas.

“Ini seru banget, ya,” kata Mahesa yang duduk di kursi depan.

Ben mengangguk. “Iya. Semoga kita bisa sering-sering kayak gini. Banyak momen berharga yang kita dapat hari ini.”

Dengan pengalaman dan kenangan seru dari Bandung, mereka semua merasa lebih dekat satu sama lain. Mereka sadar, persahabatan ini adalah salah satu hal paling berharga yang mereka miliki, dan mereka berharap momen seperti ini bisa terus terulang di masa mendatang.

B E R S A M B U N G

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang