19. Happy Birthday, Anna.

33 28 0
                                    

"I Like Me Better" - Lauv


Hari ulang tahun ke-18 Anna akhirnya tiba, dan meskipun terpisah ribuan kilometer antara Indonesia dan Australia, kedekatannya dengan Jake dan sahabat-sahabatnya membuat momen ini terasa istimewa. Sudah 3 bulan berlalu sejak mereka semua-Jake, Liza, Reina, Jay, Mahesa, Ben, Vicky, dan Yura-liburan ke Australia bersama, menghabiskan waktu berharga yang mempererat hubungan Anna dengan geng kampus kakaknya. Kini, lewat layar Zoom, mereka siap memberi kejutan besar untuk Anna.

---

Jake memastikan semua rencana matang. "Oke, kita harus pastiin momen ini spesial banget buat Anna. Setelah liburan bareng kemarin, gue yakin dia pasti kangen sama kita."

Liza tertawa sambil mengatur dekorasi virtual. "Tenang aja, Jake. Gue sama Yura udah siapin semuanya. Dekorasi virtualnya bakal bikin suasana berasa kayak ulang tahun di tempat kemarin kita piknik bareng Anna."

Yura menimpali, "Udah pasti Anna bakal seneng. Kita bakal bikin dia ngerasa kayak masih di tengah-tengah kita."

Sementara itu, Mahesa, yang semakin akrab dengan Anna sejak liburan di Australia, tampak lebih serius. "Jake, biar gue yang ajak Anna gabung. Biar dia nggak curiga kalau ada rencana besar di balik ini semua," ujarnya sambil menyembunyikan senyuman.

---

Pukul delapan malam waktu Indonesia, semua sudah berkumpul di Zoom, menunggu Anna untuk bergabung. Layar penuh warna-warni dan dekorasi virtual yang menyerupai pemandangan pantai, persis seperti lokasi liburan terakhir mereka di Australia.

Begitu Anna bergabung, wajahnya langsung berbinar melihat teman-temannya menyambut dengan sorak-sorai, "Happy Birthday, Anna!"

Wajah Anna langsung berubah cerah. "Guys! Aduh, kaget banget! Gue kira ini cuma ngobrol biasa sama Jake. Kalian niat banget sih!"

Reina dan Vicky tertawa sambil menggeleng. "Udah pasti, dong! Liburan ke Australia bareng kemarin udah bikin kita nggak bisa jauh dari lo, Anna," ujar Vicky.

Anna tersenyum sambil mengangguk. "Gue juga kangen banget sama kalian. Thanks banget buat kejutannya, guys!"

---

Jake kemudian menampilkan scrapbook virtual, penuh foto dan kenangan dari liburan mereka di Australia. Foto mereka bermain di pantai, piknik di taman, bahkan momen-momen lucu ketika mereka hiking bersama, semua terpajang rapi.

"Naa, ini kado dari kita. Meski lo di sana, lo tetap ada di hati kita," kata Jake sambil tersenyum lebar.

"Ya ampun, Jake... Gue serius hampir nangis lihat ini. Kalian niat banget bikin semua ini," balas Anna, matanya sedikit berkaca-kaca.

"Scrapbook aslinya masih diperjalan ya. Tunggu aja." balas Jake dengan lembut.

Jay menambahkan, "Nggak cuma scrapbook, kita juga udah siapin video. Ada pesan dari kita semua buat lo, Na."

Video pun diputar, menampilkan pesan-pesan dari mereka satu per satu. Jay menyampaikan harapan sukses untuk Anna di Australia. Yura mengingatkan untuk tetap ceria dan percaya diri. Liza mengajak Anna untuk segera ketemu lagi suatu hari nanti.

Lalu, tiba giliran Mahesa. "Na, gue cuma mau bilang, semoga lo selalu bahagia di mana pun lo berada. Liburan kemarin tuh nggak bakal gue lupain, karena lo bikin semuanya jadi berkesan."

Anna tersenyum, dan terlihat tersipu mendengar pesan dari Mahesa. "Makasih, Mahesa. Gue juga nggak bakal lupa kenangan kita."

---

Mereka semua melanjutkan dengan berbagi cerita dan bercanda, seolah jarak tak lagi menjadi penghalang. Di sela-sela perayaan, Ben menggoda, "Mahesa, masih inget waktu lo nge-guide kita ke tempat hiking, tapi malah nyasar?"

Mahesa menggaruk kepalanya sambil tertawa malu. "Ya ampun, jangan dibahas dong! Tapi untung ada Anna yang lebih tau tempat itu, jadi kita bisa selamat."

Anna tertawa lepas, mengingat momen lucu itu. "Iya, kalau nggak gue kayaknya kita masih nyasar sampai sekarang."

Liza ikut tertawa, lalu berkata, "Satu hal lagi, Na. Setelah lo ke Indonesia, kita wajib liburan bareng lagi, deal?"

Anna langsung mengangguk penuh semangat. "Deal! Pokoknya kita liburan bareng lagi, biar makin banyak kenangan seru."

---

Malam itu, perayaan berlanjut dengan candaan dan cerita-cerita yang semakin mendekatkan mereka, meskipun terpisah benua. Sebelum menutup Zoom, Mahesa mengirim pesan pribadi ke Anna.

Dan dengan itu, layar Zoom mati, tetapi momen itu terpatri dalam ingatan mereka, membuktikan bahwa jarak tak pernah bisa memisahkan keakraban yang sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan dengan itu, layar Zoom mati, tetapi momen itu terpatri dalam ingatan mereka, membuktikan bahwa jarak tak pernah bisa memisahkan keakraban yang sesungguhnya.

B E R S A M B U N G

Aku bikin Chapter ini, bertepatan dengan hari ulang tahunku sendiri. Hehe.

Friends, Fun, and ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang