Lami's POV.
"Rin, tau gak sih lo? Ternyata adek kelas kita ada yang jago ngeDJ gitu!" ucap salah satu host-Hendri-
"Suroso? Serius lo? Emang dia bakal tampil sekarang?" kata Ririn
"Yaiyalah. Kita bakal dugem gitu" ucap Hendri
"Udah yuk kita langsung sambut aja. DJ Alexa..."
Alexa menaiki panggung, memakai headphonenya. Lalu tangannya yang lentik memainkan barang di depannya. Musik timmy trumpet - freaks terdengar. Tapi dia ubah sedikit efeknya. Kami semua maju kedepan untuk menari bersama. Aku dan Chellin berada di paling depan dan kami di ajak naik ke panggung oleh Alexa. Kami menari bersama di panggung. Banyak juga yang mengeluarkan konfetinya.
Setelah acara panggung selesai kami di izinkan pulang. Rencananya kami akan ke cafe Victoria untuk membicarakan masalah Melody tapi aku teringat janji pada Mark
"Ehm.. Xa, Chell.. Gua gak bisa ikut kalian ya, maaf banget gua ada urusan" ucapku pada ketiga temanku. Chellin dan Lexa mengizinkan aku pergi. Untung tadi aku pinjam power bank Chellin, jaga jaga untuk hp ku agar tak lowbatt
"Oh iya, ini ipod lo Lam. Makasih ya. Gua jalan duluan ya sama Lexa, babay!" ucap Chellin yang sedang menenteng tas gitarnya.
"Iya, babay. Hati hati ya"
Aku berjalan ke arah parkiran motor, terlihat ada Mark yang sedang menyender di motornya dengan 1 pasang earphone di telinganya sambil menutup mata. Ku pandangi wajahnya yang polos.
"Udah ngeliatinnya?" dia berbicara dalam keadaan menutup mata lalu membuka matanya perlahan
"Eh? Kok? Lo tau gua udah disini dari tadi?" tanyaku bingung
Dia mendekatiku dengan jaket hitam di tangannya. Dekat sampai mataku berpapasan dengannya. Ku kira dia ingin memelukku ternyata dia mengikatkan aku jaket di pinggang.
"Kita naik motor, gua gamau sampe paha lo diliat banyak orang" ucapnya lalu tersenyum padaku
"Deg.. Deg... Deg.."
Ah jantung ini gak bisa kompromi. Aku langsung mengalihkan pandangan ke arah tempat lain. Setelah dia menyalakan motornya, aku naik perlahan mengingat aku masih memakai wedges.
"Kita mau kemana?" ucapku
"Makan" aku hanya mengangguk
Tiba tiba laju motor semakin cepat, tanpa sadar aku memeluk pinggangnya.
Mark's POV
Dia memeluk pinggangku erat. Aku menoleh ke spion, aku melihat dia menutup mata mungkin karna takut. Aku berhenti di sebuah warung tenda pecel lele. Menurutku makan disini lebih enak.
"Lo mau sampe kapan meluk gua?" tanyaku, langsung membuka mata dan melepas pelukannya membuat aku tertawa.
"Maaf" katanya
"Yaudah turun kita makan disi gapapa kan? Gue suntuk makan di cafe" kataku sambil memasukkan tangan dalam kantong
"Iya gapapa, ini tempat langganan gua juga kok" katanya dengan muka berseri seperti anak kecil yang baru mendapatkan balon
Kami masuk dan duduk di meja kosong yang ada di tengah. Dia memanggil seorang ibu ibu yang sudah selesai bersih bersih meja.
"Bu Finda!" katanya
"Eh ada non Lami, pesan kayak biasa kan? Pecel lele di goreng garing sama pakai bawang goreng yang banyak?" tanya ibu ibu ini meyakinkan pesanan Lami
"Iya bu, hehe ibu masih ingat aja pesanan saya" ucapnya sambil tersenyum
Senyumnya mirip. Mirip seperti Dia. Yang sudah lama menghilang dari hati dan hidupku. Entah mengapa jika aku berada di sampingnya, aku merasa bahwa itu adalah kamu.