Author POV
2 years later
2 tahun pun berlalu. Hari hari mereka jalani dengan senang, susah, sedih bersama. Berbagi canda, tawa dan pengalaman bersama tanpa Melody. Ya, setelah dia tak bersama Kak Mikha and the geng lagi tiba tiba dia menghilang tak tau kemana. Seperti pasir yang dibawa angin. Alexa, Lami, Ariana, Chellin dan Sam sudah lulus dari SMA dan kini mereka menyebar di berbagai Universitas kecuali Chellin dan Sam. Mereka berdua hanya berbeda fakultas.
Sedangkan Mark, Nathan, Dave dan Delvo sudah mulai bekerja. Mark dan Delvo meneruskan perusahaan turunan keluarga, Dave bekerja menjadi manager di sebuah perusahaan terkenal di Indonesia, sedangkan Nathan ber wirausaha membuat restoran besar di daerah Jakarta Pusat. Dave dan Nathan juga sudah bertunangan dengan pasangannya masing masing.
Sedangkan Delvo masih menunggu Shella untuk pulang ke Indonesia. Mungkin cita cita Lami nanti untuk menceritakan pada anaknya masa indah bersama sahabat sahabat terdekatnya nanti akan segera terwujud.
Tapi ada satu hal yang masih mengganjal di pikiran serta hati Lami. Melody. Ya dia. Dia sudah tak ada kabar sedikit pun. Ibunya dan Ayahnya yang baru keluar dari penjara masih tinggal di rumah lama mereka. Sedangkan Melody tak ada disana. Apa yang terjadi pada Melody? Apa kabarnya dia sekarang? Apakah dia masih mengingat sahabat sahabatnya yang hanya bertahan sampai 10 tahun?
Chellin pun sudah melupakan kejadian yang telah berlalu. "Lagi pula tak ada untungnya menyimpan dendam pada seseorang, karma akan membalasnya suatu saat nanti" pikirnya
Kalaupun suatu saat nanti Melody kembali, kami akan menerima dia. Kami tidak akan memojokkan dia dengan pertanyaan yang hinggap di pikiran kami. Satu hal yang masih mereka pegang
Sahabat akan kembali kalau memang sudah saatnya. Dan Sahabat akan menjadi selamanya sampai hayat memisahkan mereka.
Selalu ada pesan dibalik kehidupan nyata, selalu ada kesan di balik semua hal yang sudah terjadi selama kita hidup.
Chellin POV
"Taman green garden jam 7 malam
-Sam" begitulah surat itu tertulis dengan tanda Sam disana. Dia menaruh kertas itu di meja belajarkuJam sudah menunjukan jam 6.40. Kuputuskan untuk menjalankan mobil berwarna merah itu ke tempat yang dituju oleh Sam. Sedari tadi dia mencoba menelfon Sam tapi hasilnya nihil. Dia menghilang tiba tiba. Setibanya ku disana, dari pintu masuk sudah terdapat banyak lilin yang menghiasi jalanku menyuruhku untuk mengikutinya.
Ku ikuti lilin lilin indah yang menghiasi malam ini dan saat sampai diujung, ada banyak orang yang sudah siap dengan setangkai bunga.... tunggu, itu bunga kesukaan ku.. Edelweiss.
Edelweiss adalah bunga yang melambangkan keabadian. Bunga yang paling aku suka.
Mereka menyerahkan kepadaku dengan senyum tulus mereka. Dimulai dari Lami dan Mark, Dave dan Lexa, Delvo dan Shella. Tanganku sudah penuh dengan bunga bunga pemberian mereka.Dan saat itulah. Tiba tiba layar besar dihadapan ku menyalah. Menayangkan foto foto kebersamaan ku dengan Sam. Dari yang paling bagus sampai yang baling aib-_-. Ternyata ada videonya juga yang hanya menampilkan Sam disana dengan snapbag kesayangannya.
"Hai" sapanya canggung
"1 oktober 2013, hari pertama gua ngeliat perempuan yang paling cantik dari balkon dengan gitar akustiknya. Suara yang paling merdu menurut gua dan itu pertama kali gua ngerasain yang namanya first love dan cinta pada pandangan pertama"
DEG.. DEG.. DEG..
"Perempuan itu keras kepala, pekerja keras, nyebelin, malesan, cuek tapi gua sayang sama dia. Sayang sama sifatnya, sayang sama penampilannya, cinta sama orangnya"