Chellin POV
Lami: ketemuan di cafe victor. Ajak yang lain juga. Gak pake ngaret
Anak ini bilang gak pake ngaret tapi dirinya sendiri suka banget ngaret ditambah suka ngilang. Aku sudah memberitahu anak anak yang lain. Tapi sebelum aku dan Sam pergi ke cafe, kami harus mengambil mobil ke sebuah basement salah satu mall.
"Nyet.." panggil ku pada Sam
"Apa bi?"
"Gua mau permen kapas" kataku sambil menunjuk penjual permen kapas di jalan
"Nanti aja gua beliin di mall banyak"
"Mau nya yang itu"
"Tumben banget lo manja. Setan apaan yang masuk?" katanya sambil memeriksa suhu tubuhku dari dahi
"Setan bences taman lawang"
"Yang elit dikit napa"
"Stocknya udah abis"
"Kok gitu?"
"Au"
"Itu kan nama game. Lo main emang?"
"Iye"
"Level berape? Gua baru tau lo suka game"
"Emang kapan lo pernah care sama gua?" tanyaku sinis tak mau peduli kata katanya
"Udah ah, ngomong ama lo akhir akhirnya berantem mulu"
"Dari dulu"
"Tuhkan"
"Bomad"
"Oke gua beliin permen kapas"
"2 yak!"
"Maruk banget lu 2 permen buat lo semua" katanya sambil membuka kaca mobil memanggil tukang permen kapas
"Bodo" kataku sambil memeletkan lidah
"Bang permennya 1" katanya
"Eh.. 2 bang!"
"Udeh 1 aje biar romantis gitu yang kayak di ftv" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya
"Najis, gak usah kayak gitu deh. Lo jadi kayak om om girang yang mau nyewa anak polos" kata ku ilfeel
"Anzeng, minta dicubitin banget lu!" dia mulai mencubiti pipiku sampai merah
"Mba, mas. Ini permennya" kata si penjual melihat kami dengan tatapan bingung
Sam langsung membayar dan mengambil permen kapasnya. "Yang langgeng ya mba, mas. Udah cocok kok" kata si penjual tersenyum pada kami
Tiba tiba pipiku me-merah. Segitu bapernya kah aku sampai baru di bilang seperti itu langsung merah. "Udeh gak usah malu malu. Kita emang cocok" kata Sam setelah menutup kaca mobil dan berjalan menuju cafe.
Sesampainya di cafe, kami bergandengan ke dalam cafe dan disana sudah rame dengan anak anak yang bermain uno. Terlebih Nathan yang mukanya putih karna bedak.
"Woii tumben akur"
"Moment langka nih, abadikan abadikan"
"Awetin pake formalin biar gak berantem molo"
"Kamera pocket gua mana?!"
"Sinih gua fotoin o o te deh kalian berdua"
"Cieeeee"
Kami langsung duduk disebelah Nathan dan Melody. Permen kapas ditanganku masih ada setengah hanya ku cemili sedikit sedikit.
"Mau dong" kata Sam sambil membuka mulutnya lebar.